Abstract

This study explores the relationship between academic major satisfaction and academic adjustment among university students, recognizing the significance of adjustment for academic success and retention. With a focus on new students at Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, the research employs a quantitative correlational approach, utilizing scales to measure both major satisfaction and academic adjustment. Findings reveal a positive correlation (r = 0.531, p < 0.05) between major satisfaction and adjustment, suggesting higher satisfaction enhances adjustment. While major satisfaction contributes 25.1% to adjustment variance, other factors may influence the remaining 74.9%. The study underscores the importance of addressing major satisfaction to improve adjustment and suggests avenues for future research to expand on related variables like mental health and peer support.

Highlight:

  1. Positive correlation: Major satisfaction boosts academic adjustment in university students.
  2. Sampling method: Non-probability sampling used for 370 active students.
  3. Limitation: Single variable approach, missing diverse educational levels.

Keywoard: Academic Adjustment, Academic Major Satisfaction, University Students, Correlational Study, Retention

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah bagian dari civitas akademika perguruan tinggi dan calon pemimpin masa depan bangsa [1]. Program pendidikan di perguruan tinggi menawarkan cara berpikir baru dengan menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pembelajaran yang lebih kompleks dibandingkan dengan tingkat pendidikan sebelumnya di bangku SMA. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat mandiri dalam menyelesaikan semua tuntutan akademik sebagai syarat kelulusan untuk menghindari putus sekolah (drop out) [2].

Fenomena putus kuliah terjadi akibat dari berbagai permasalahan dalam kehidupan mahasiswa [3]. Permasalahan pada kehidupan mahasiswa ditemukan dapat mempersulit mahasiswa dalam menyelesaikan studi mereka, menempatkan mereka pada risiko drop out dari perguruan tinggi [4]. Putus kuliah (drop out) didefinisikan sebagai perilaku meninggalkan pendidikan tinggi secara prematur tanpa memperoleh ijazah [5], [6]. Persentase angka putus kuliah pada tahun 2018 memiliki persentase sebesar 3% yakni sebanyak 27.872 dari 822.635 mahasiswa mengalami putus kuliah. Pada tahun 2020 persentase putus kuliah meningkat menjadi 7% yakni sebanyak 71.755 dari 1.007.427 mahasiswa mengalami putus kuliah [7]. Mahasiswa dengan persiapan kurang saat masuk perguruan tinggi berisiko mengalami kesulitan keterampilan dasar, rendahnya motivasi maupun rendahnya komitmen untuk mengejar kelulusan dan memilih untuk mengundurkan diri dari pendidikan tinggi [8]. Ketidakmampuan yang dialami mahasiswa akibat dari kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tuntutan akademis yang semakin meningkat. Hasil data Direktorat Akademik mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diketahui bahwa sebanyak 5% mahasiswa mengalami putus kuliah disebabkan karena pandemi Covid-19.

Transisi dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring, dirasakan juga cukup mengganggu kehidupan mahasiswa dan pengajar dalam bannyak hal. Terutama bagi mahasiswa, diketahui dari hasil penelitian [9], menemukan bahwa 21% anak dan remaja tidak dapat memahami instruskti guru maupun dosen, 30 % anak anak dan remaja mengalami kesulitan memahami pelajaran dan 37% anak dan remaja tidak dapat mengelola waktu belajar mereka. Hasil tersebut didukung laporan dari Simpon Scarborough menemukan bahwa mahasiswa sebanyak 41 % memiliki pendapat yang buruk terhadap institusi mereka sejak pandemi. Sebanyak 63% melaporkan bahwa mereka merasa kurang puas karena isntruksi pembelajaran daring menjadi lebih buruk sejak masa peralihan pembelajaran [10]. Pembelajaran daring memiliki keterkaitan erat dengan academic adjustment, di mana mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan pembelajaran virtual, tuntutan teknologi, dan strategi pembelajaran yang berbeda. Kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi, mandiri dalam mengatur waktu dan tugas, serta mengatasi tantangan interaksi sosial yang lebih terbatas, menjadi faktor penentu dalam kesuksesan penyesuaian akademik mereka. Dukungan dari sekolah, guru, dan lingkungan keluarga juga memainkan peran penting dalam membantu siswa mengatasi hambatan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meraih penyesuaian akademik yang baik dalam pembelajaran daring [11].

Penyesuaian (Adjustment) merupakan istilah psikologis yang bermakna suatu proses mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan [12]. Penyesuaian akademis (academic adjustment) merupakan kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan dan persyaratan kehidupan akademik agar terpenuhi dengan tuntas, layak dan memuaskan [13]. Individu yang memiliki penyesuaian akademik yang baik akan merasa lebih tenang secara emosional dan psikologis. Siswa relatif konsisten memberikan tanggapan yang relatif tepat terhadap tuntutan akademis [14]. Academic adjustment memiliki tiga aspek yang terdiri dari Academic lifestyle sebagai aspek pertama merupakan kesesuaian antara peran sebagai individu dan peran sementara sebagai siswa. Aspek kedua, Academic achievement sebagai kepuasan siswa terhadap kinerja dan kemajuan akademik. Aspek ketiga yakni academic motivation sebagai dorongan bagi siswa untuk melanjutkan dan menyelesaikan studinya [7],[15],[16],[17].

Salah satu prediktor yang memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap academic adjustment yakni academic major satisfaction dengan nilai p-value sebesar 0,020 sehingga semakin tinggi seseorang yang memiliki academic major satisfaction maka semakin tinggi juga academic adjustment [7]. Academic major satisfaction (kepuasan jurusan atau program studi akademik) didefinisikan sebagai kontruksi yang ditandai dengan kepuasaan individu terhadap jurusan akademik yang telah dipilih [18]. Individu yang puas dengan pilihan jurusan yang telah dipilih memiliki tingkat academic adjustment, emosi positif dan kepuasaan hidup saat ini dan masa depan yang lebih baik [19], [20]. Academic major satisfaction merupakan suatu variabel yang memiliki dimensi tunggal, hal ini menunjukkan bahwa academic major satisfaction bersifat spesifik yang hanya mengandung satu gejala. indikator petunjuk variabel ini yakni ketekunan dan emosi positif [18].

Pentingnya kepuasaan terhadap jurusan yang dipilih dapat mempengaruhi kehidupan individu sebagai penuntut ilmu dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan akademik [21]. Seseorang yang memiliki rasa tidak puas terhadap jurusannya akan mengakibatkan penurunan prestasi akademis hingga resiko putus sekolah [18]. Kecenderungan mahasiswa mengalami resiko putus sekolah diakibatkan dari kegagalan dalam penyesuaian diri secara akademis sehingga memunculkan karakteristik psikologis negatif dan menarik diri atau bahkan mengundurkan diri dari pendidikan tinggi tanpa berpikir panjang [22].

Mahasiswa baru sebagai remaja akhir yang telah memiliki kendali penuh terhadap pilihan hidupnya. Periode late adolescent dimulai pada usia 18 tahun dan ditandai dengan kematangan fisik penuh dan perubahan psikososial seperti terbentuknya identitas diri, mampu memikirkan ide, mampu mengekspresikan perasaan, lebih menghargai orang lain, lebih konsisten terhadap minatnya, bangga dengan hasil yang dicapai dan emosi lebih stabil [23]. Selain menghadapi fase perubahan dalam psikososialnya, para siswa juga dihadapkan pada tuntutan untuk dapat mengatasi persoalan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam masa transisi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada kondisi untuk memenuhi tuntutan akademis, kemampuan beradaptasi atau penyesuaian sangat diperlukan. Temuan fenomena putus kuliah pada mahasiswa dan penyesuaian akademik yang dibutuhkan mahasiswa baru memotivasi peneliti untuk menggali lebih peran academic major satisfication terhadap academic adjustment pada mahasiswa baru [21].

Pembeda dari studi ini dengan penelitian sebelumnya yakni pemilihan subjek penelitian. Pada penelitian sebelumnya cenderung ditemukan pemilihan subjek pada siswa SMA, namun penelitian ini memilih mahasiswa baru sebagai subjek penelitian. Berdasarkan uraian fenomena temuan yang telah dipaparkan mengenai penyesuaian diri akademik (academic adjustment) dan kepuasan pemilihan jurusan (academic major satisfaction), Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “peran academic major satisfaction terhadap academic adjustment pada mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatf korelasional. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan pada positivis atau data konkrit. Data penelitian berupa angka-angka yang diukur dengan menggunakan statistika sebagai penguji kalkulasi, terkait dengan masalah yang diteliti untuk menarik suatu kesimpulan [24]. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas Muhammdiyah Sidoarjo yang berjumlah 10.182. Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf toleransi 5% berjumlah 370 mahasiswa Aktif Tahun Akademik 2022/2023. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan jenis accidental sampling. Accidental sampling merupakan pengambilan sampel secara kebetulan yakni siapapun yang bertepatan bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria dapat mengisi kuesioner [25].

Academic adjustment adalah kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan dan persyaratan kehidupan akademik agar terpenuhi dengan tuntas, layak dan memuaskan [13]. Academic adjustment diukur dengan skala academic adjustment yang diadopsi dari skala yang disusun oleh Safrini & Muhid berdasarkan aspek academic lifestyle, academic achievement, academic motivation [7].

Academic major satisfaction merupakan sebagai kontruksi yang ditandai dengan kepuasaan individu terhadap jurusan akademik yang telah dipilih [18]. Academic major satisfaction diukur dengan skala academic major satisfaction yang diadopsi dari skala yang disusun oleh Safriani & Muhid berdasarkan aspek tunggal yaitu emosi positif dan ketekunan [7].

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi berupa skala model Likert untuk variabel academic adjustment yang diadopsi dari penelitian Safriani & Muhid [7] dengan reliabilitas sebesar 0.647 dan variabel academic major satisfaction yang diadopsi dari penelitian Safriani & Muhid [7] dengan reliabilitas 0.619. Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho dengan bantuan SPSS 26.0 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil penelitian

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas

Tabel 1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Academic Major Satisfaction Academic Adjustment
N Mean Std. Deviation 370 370
Normal Parametersa,b Std. Deviation 20.11 29.63
Absolute 2.477 2.989
Most Extreme Differences Positive 135 117
Negative .070 081
-.135 -.117
Test Statistic 135 .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .000c
Table 1.Uji Normalitas

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan dari data tabel 1. Uji Normalitas Kolmogorof-smirnov di atas dapat diketahui nilai signifikansi academic major satisfaction yaitu 0,000 berarti nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan dapat dikatakan bahwa data distribusi tersebut tidak normal. Sedangkan pada data academic adjustment diketahui bahwa nilai signifikansinya yaitu 0,000 berarti data tersebut kurang dari 0,05 (0,000 > 0,05) dan dapat dikatakan bahwa data tersebut distribusinya tidak normal.

Tabel 2. Uji Linieritas

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F sign
Academic Adjustment * Academic Major Satisfaction Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity 892.631 11 81.148 12.085 .000
827.996 1 827.996 123.309 .000
64.636 10 6.464 .963 .476
Within Groups 2403.899 358 6.715
Total 3296.530 369
Table 2.Uji Linieritas

Dalam tabel 2. diketahui bahwa nilai signifikansi linearity academic major satisfaction dengan academic adjustment sebesar 0,000 yang dapat diartikan nilai linearity lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai signifikansi deviation from linearity sebesar 0,476 yang dapat diartikan bahwa nilai deviation from linearity lebih besar dari 0,05 (0,684 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut linier.

Berdasarkan kedua uji di atas, maka uji hipotesis dilakukan dengan uji korelasi Spearman’s rho.

Tabel 3. Uji Hipotesis

Corelations
Academic Major Satisfaction Academic Adjustment
Spearman’s rho Academic Major Satisfaction Correlation Coefficient 1.000 .531
Sig. (2-tailed) .000
N 370 370
.531 1.000
Academic Adjustment Correlation Coefficient .000
Sig. (2-tailed) 370 370
N
Table 3.

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa nilai koefisien korelasi rxy = 0.531 dengan nilai signifikansinya 0,000 (< 0,05). Dengan demikian dapat diartikan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima bahwa ada hubungan positif antara academic major satisfaction dengan academic adjustment pada Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sidoarjo. Jadi semakin tinggi academic major satisfaction yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin besar juga academic adjustment, sebaliknya semakin rendah academic major satisfaction yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin kecil juga academic adjustment.

Selain uji hipotesis, peneliti juga menghitung besaran academic major satisfaction dengan academic adjustment.

Tabel 4. Sumbangan Efektif

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .501a .251 .249 2.590
Table 4.Sumbangan Efektif

a. Predictors: (Constant), Academic Major Satisfaction

Berdasarkan hasil dari tabel 4. diketahui bahwa nila R Square adalah 0,251 × 100% hasilnya 25,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh academic major satisfaction dengan academic adjustment sebesar 25,1%. Dengan demikian ada faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh sebesar 74,9% terhadap academic adjustment.

Peneliti juga melakukan analisis deskriptif tentang kondisi academic major satisfaction dengan academic adjustment.

Tabel 5. Kategori Skor Subjek

kategori Skor Subjek
Academic Major Satisfaction Academic Adjustment
% %
Rendah 99 28% 73 20%
Sedang 88 24% 271 73%
Tinggi 183 48% 26 7%
Jumlah 370 100% 370 100%
Table 5.Kategori Skor Subjek

Berdasarkan tabel 5. maka skorxsubjek dapat disimpulkan bahwa dari 370 Mahasiswa Universitasa Muhammadiyah Sidoarjo sebanyak 99 mahasiswa memiliki academic major satisfaction dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 28%, sebanyak 88 mahasiswa yang memiliki academic major satisfaction dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 24% dan sebanyan 183 mahasiswa yang berada dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 48%

Kategorisasi academic adjustment, sebanyaj 73 mahasiswa yang memiliki tingkat academic adjustment dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 20%, sebanyak 271 mahasiswa yang memiliki tingkat academic adjustment dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 73% dan sebanyak 26 mahasiswa yang memiliki academic adjustment dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 7%.

B.Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara academic major satisfication dan academic adjustment dari subjek yang diteliti. Data penelitian menunjukkan hasil uji Spearmen’s Rho dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien korelasi sebesar 0,531. Berdasarkan hasil analisis, dapat dinyatakan bahwasannya hipotesis penelitian diterima. Sehingga dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki academic major satisfication tinggi maka academic adjustment mahasiswa juga akan tinggi namun sebaliknya apabila tingkat academic major satisfication rendah maka academic adjustment mahasiswa juga akan rendah juga.

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang menemukan adanya hubungan positif antara academic major satisfication dan academic adjustment sehingga dapat disimpulkan apabila mahasiswa yang memiliki kepuasan terhadap program jurusan yang sudah dipilih maka tingkat penyesuaian akademisnya lebih baik [26] dan mampu menghadapi tuntutan serta dapat meningkatkan performa akademis dirinya [27]. Pentingnya kemampuan mahasiswa dalam memaksimalkan penyesuaian akademik dapat memprediksi IPK dan kepuasan untuk memprediksi niat mahasiswa untuk bertahan di universitas. Ketika seseorang puas dengan program studi yang mereka pilih, proses penyesuaian akademik mungkin akan menjadi lebih mudah. Sebaliknya, apabila mahasiswa yang memiliki keraguan mengenai program studi mereka mungkin disibukkan dengan dilema melanjutkan program ini atau tidak, yang dapat memberikan efek negatif pada proses penyesuaian mereka ke Universitas [26].

Tahun awal di universitas merupakan tahun yang krusial. Hal in dikarenakan salah satu penyebab kegagalan dalam melewati tahun pertama di kampus adalah kesulitan beradaptasi, di sisi lain mahasiswa yang mampu untuk beradaptasi pada tahun pertama dikatakan memiliki peforma akademik yang baik serta memiliki kepuasan terhadap keseluruhan pengalaman kuliahnya. Pada sisi lain, Mahasiswa tahun pertama yang mengalami masalah akademik diakibatkan dari berbagai latarbelakang yakni permasalahan pribadi, sosial dan institusional [28].

Permasalahan dengan institusional salah satunya yakni kesulitan beradaptasi secara akademis mahasiswa guna memenuhi harapan atau standar suatu institusi dapat menyebabkan kegagalan mahasiswa dengan resiko putus kuliah. Kesulitan beradaptasi secara akademis inilah merupakan faktor utama kegagalan tersebut [29]. Kesulitan beradaptasi yang dialami mahasiswa secara akademis meliputi ketidakmampuan diri dalam berinteraksi, menyelesaikan dan mengatasi tuntutan akademis sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh universitas, serta tidak adanya motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan dorongan untuk mencari pengetahuan akademis dan melakukan regulasi diri secara efektif [26].

Faktor lain yang dapat menghambat academic adjustment pada mahasiswa baru yakni kecemasan sosial. Kecemasan sosial ditemukan memiliki dampak negatif terhadap penyesuaian akademik. Temuan ini dapat didefinisikan apabila individu memperhatikan/peduli terhadap penilaian orang lain sehingga merasa tidak nyaman dalam situasi sosial serta bertemu orang baru akan menimbulkan hambatan dalam penyesuaian akademik [30]. Kecemasan sosial merupakan salah satu yang dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal mahasiswa yang mempengaruhi academic adjusment.

Masa peralihan mahasiswa baru di kehidupan akademik dan tantangan baru berupa perubahan di lingkungan mereka, tekanan akademik baru dan meningkat, berkurangnya akses ke jaringan dukungan sosial sebelumnya, kebutuhan untuk menciptakan hubungan teman sebaya yang baru, dan tanggung jawab pribadi yang meningkat. Perubahan ini memungkinkan mahasiswa tahun pertama mendapati diri mereka cenderung mengalami kecemasan, stres, dan tekanan psikologis yang lebih besar. Pada kondisi ini, ditemukan bahwa resiliensi memiliki hubungan positif dengan penyesuaian perguruan tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki ketahanan diri yang lebih tinggi akan menunjukkan penyesuaian perguruan tinggi yang lebih tinggi pula [31].

Academic major satification merupakan salah satu prediktor yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap academic adjustment mahasiswa [7]. Apabila tingkat kepuasan yang dimiliki individu dalam kategori baik terhadap program studi akademik pilihannya maka akan berdampak pula pada kemampuan penyesuaian akademik diri yang lebih baik juga. Academic major satisfaction memiliki pengaruh sebesar 25,1% terhadap academic adjustment berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, sehingga terdapat 74,9% faktor lain yang dapat mempengaruhi academic adjustment seperti optimism, self-efficacy, prestasi belajar dan stres akademik [32], [33], [34], [35]. Peneltiian yang dilakukan oleh Nathania menunjukkan bahwa optimism memiliki hubungan yang signifikan dengan academic adjustment (r = 0.874, p = 0.000) [32]. Penelitian yang dilakukan oleh Warsito menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki hubungan yang signifikan dengan academic adjustment (r = 0.472, p = 0.000) [33]. Penelitian yang dilakukan oleh Safura menunjukkan bahwa prestasi belajar memiliki hubungan yang signifikan dengan academic adjustment (r = 0.405, p = 0.001). Penelitian yang dilakukan oleh Howard juga menunjukkan bahwa sters akademik memiliki hubungan yang signifikan dengan academic adjustment (r = -0.503, p = 0.001) [35].

Berbagai variabel pada temuan di penelitian sebelumnya memiliki hubungan yang signifikan dengan academic adjusment pada mahasiswa baru. Berdasarkan temuan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa academic major satisfication memiliki hubungan dengan academic adjustment pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara academic major satisfication terhadap academic adjustment pada mahasiswa (rxy = 0.531 dengan signifikansi 0,000 < 0,05), yang artinya hipotesis pada penelitian ini dapat diterima. semakin tinggi academic major satisfication yang dimiliki oleh mahasiswa maka akan semakin tinggi academic adjustment yang dirasakan, sebaliknya semakin rendah academic major satisfication yang dimiliki oleh mahasiswa maka akan semakin tinggi academic adjustment yang dirasakan oleh mahasiswa. Academic major satisfication hanya berkontribusi sebesar 25,1% terhadap variabel academic adjustment sehingga terdapat 74,9% variabel lain yang dapat mempengaruhi academic adjustment.

Limitasi dalam penelitian ini yaitu hanya menggunakan satu variabel X untuk melihat academic adjustment dan hanya menggunakan metode kuantitatif korelasional. Peneliti hanya menggunakan subjek mahasiswa, dimana masih ada jenjang pendidikan pada tingkat SD, SMP, SMA, dan pendidikan pesantren.

Hasil penelitian diharapkan dapat dimplikasikan kepada mahasiswa agar meningkatkan academic major satisfication dengan cara pemberina seminar/workshop kepada mahasiswa terkait pentingnya academic major satisfication untuk meningkatkan academic adjustment. Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik yang sejenis yang berkaitan dengan academic major satisfication dapat memperluas cakupan penelitian. Misalnya memperluas populasi atau menambah variabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti tingkat depresi, kesehatan mental, dan dukungan teman sebaya.

References

  1. F. Afriani, “Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kepenuhan Hulu,” J. Mhs. Prodi SI Manaj., vol. 1, no. 1, pp. 1–23, 2013.
  2. S. Febritama and E. L. Sanjaya, “Hubungan antara regulasi diri dengan perilaku prokastinasi akademik pada mahasiswa,” 2018.
  3. M. Devinta, “Fenomena culture shock (gegar budaya) pada mahasiswa perantauan di Yogyakarta,” E-Societas, vol. 5, no. 3, 2016.
  4. D. F. D. Putra, Y. Suhanda, and M. Susanti, “Sistem Informasi Prediksi Mahasiswa Putus Kuliah Menggunakan Metode Data Mining dengan Algoritma Chaid,” J. Ilm. Fifo, vol. 13, no. 2, pp. 133–140, 2021.
  5. M. Blekic, R. Carpenter, and Y. Cao, “Continuing and transfer students: Exploring retention and second-year success,” J. Coll. Student Retent. Res. Theory Pract., vol. 22, no. 1, pp. 71–98, 2020.
  6. K. De Witte, S. Cabus, G. Thyssen, W. Groot, and H. M. van Den Brink, “A critical review of the literature on school dropout,” Educ. Res. Rev., vol. 10, pp. 13–28, 2013.
  7. Y. Safriani and A. Muhid, “Psychological capital, academic buoyancy, academic major satisfaction, and academic adjustment during the pandemic,” Indig. J. Ilm. Psikol., vol. 7, no. 2, pp. 159–175, 2022.
  8. J. A. Munt and S. P. Merydith, “The relationship of students’ personality traits and psychosocial characteristics with academic retention,” J. Coll. Student Retent. Res. Theory Pract., vol. 13, no. 4, pp. 457–478, 2012.
  9. S. B. Guessoum et al., “Adolescent psychiatric disorders during the COVID-19 pandemic and lockdown,” Psychiatry Res., vol. 291, p. 113264, 2020.
  10. C. P. Garris and B. Fleck, “Student evaluations of transitioned-online courses during the COVID-19 pandemic.,” Scholarsh. Teach. Learn. Psychol., vol. 8, no. 2, p. 119, 2022.
  11. A. R. Affani, “Tingkat stres akademik pada mahasiswa dalam pembelajaran daring selama pandemi covid-19.” Universitas Muhammadiyah Malang, 2021.
  12. L. Davidoff, “Psikologi Suatu Pengantar: Jilid 2. Alih Bahasa,” Drs. Marijuniati. Jakarta Erlangga, 1991.
  13. F. Sopiyanti, “Pengaruh self efficacy terhadap penyesuaian akademik mahasiswa,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 4, no. 1, pp. 289–304, 2011.
  14. Y. E. Lukitasari, “Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Kohesivitas Kelompok,” Psikoborneo J. Ilm. Psikol., vol. 8, no. 1, pp. 63–68, 2020.
  15. A. Alfikalia, “Laporan Riset Kesehatan Mental dan Academic Adjustment Mahasiswa Universitas Paramadina pada Masa Belajar di Rumah,” 2020.
  16. J. R. Anderson, Y. Guan, and Y. Koc, “The academic adjustment scale: Measuring the adjustment of permanent resident or sojourner students,” Int. J. Intercult. Relations, vol. 54, pp. 68–76, 2016.
  17. S. P. Chua, B. S. YiRong, and S. Z. Yang, “Social media addiction and academic adjustment: The mediating or moderating effect of grit personality,” Int. J. Psychol. Educ. Stud., vol. 7, no. 3, pp. 143–151, 2020.
  18. M. M. Nauta, “Assessing college students’ satisfaction with their academic majors,” J. career Assess., vol. 15, no. 4, pp. 446–462, 2007.
  19. M. Schenkenfelder, “Predicting academic major satisfaction using environmental factors and self-determination theory.” Iowa State University, 2017.
  20. L. Sovet, M. S.-A. Park, and S. Jung, “Validation and psychometric properties of academic major satisfaction scale among Korean college students,” Soc. Indic. Res., vol. 119, pp. 1121–1131, 2014.
  21. Y.-M. Cho, “Effects of major satisfaction, learning commitment, and time management behavior on college life adaptation in college of health students,” J. Digit. Converg., vol. 18, no. 7, pp. 289–297, 2020.
  22. M. Yorke and B. Longden, Retention and student success in higher education. McGraw-Hill Education (UK), 2004.
  23. J. R. L. Batubara, “Adolescent development (perkembangan remaja),” Sari Pediatr., vol. 12, no. 1, pp. 21–29, 2016.
  24. S. Azwar, Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
  25. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet, 2016.
  26. E. C. M. Van Rooij, E. P. W. A. Jansen, and W. J. C. M. van de Grift, “First-year university students’ academic success: the importance of academic adjustment,” Eur. J. Psychol. Educ., vol. 33, pp. 749–767, 2018.
  27. A. Esmael, J. Ebrahim, and E. Misganew, “Adjustment Problem among First Year University Students in Ethiopia: Across Sectional Survey,” J. Psychiatry, vol. 21, no. 5, pp. 2–6, 2018.
  28. A. Rahmadani and Y. R. Mukti, “Adaptasi akademik, sosial, personal, dan institusional: studi college adjustment terhadap mahasiswa tingkat pertama,” J. Konseling Dan Pendidik., vol. 8, no. 3, pp. 159–167, 2020.
  29. D. Salmain, N. N. Azar, and A. Salmani, “A Study of First-Year Student Adjustment to College in relation to Academic-Self efficacy, Academic Motivation and Satisfaction with college environment.,” Int. J. Sci. Manag. Dev., vol. 2, no. 5, 2014.
  30. R. Arjanggi and L. P. S. Kusumaningsih, “The correlation between social anxiety and academic adjustment among freshmen,” Procedia-Social Behav. Sci., vol. 219, pp. 104–107, 2016.
  31. A. Haktanir et al., “Resilience, academic self-concept, and college adjustment among first-year students,” J. Coll. Student Retent. Res. Theory Pract., vol. 23, no. 1, pp. 161–178, 2021.
  32. K. Nathania and I. P. Edwina, “Hubungan antara Optimism dan Academic Adjustment Mahasiswa Semester Tiga Fakultas Psikologi di Universitas" X" Bandung,” Humanit. (Jurnal Psikologi), vol. 2, no. 1, pp. 49–62, 2018.
  33. H. Warsito, “Hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian akademik dan prestasi akademik (Studi Pada Mahasiswa FIP Universitas Negeri Surabaya),” Pedagog. J. Ilmu Pendidik., vol. 9, no. 1, pp. 29–47, 2012.
  34. L. Safura and S. Supriyantini, “Hubungan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar,” J. Psikologia, vol. 2, no. 1, pp. 27–32, 2006.
  35. C. Howard, “Hubungan academic adjustment dengan stres akademik pada mahasiswa yang menjalani pembelajaran blended learning di Universitas Negeri Malang tingkat tiga dan empat.” Universitas Negeri Malang, 2022.