Abstract

The study aimed to explore the relationship between self-efficacy and academic achievement during the pandemic among students at Muhammadiyah University of Sidoarjo. Self-efficacy, representing belief in one's ability to manage tasks, and academic achievement, denoting knowledge mastery, were assessed. Utilizing a correlational quantitative approach, data from 345 students were collected through Likert scale-based psychology assessments. Analysis via Pearson Product Moment correlation revealed a significant positive relationship (r = 0.431, p < 0.05) between self-efficacy and academic achievement. The findings imply that higher self-efficacy corresponds to increased academic performance, emphasizing the importance of self-belief in educational outcomes.

Highlight:

  1. Relationship assessment: Investigated the connection between self-efficacy and academic achievement.
  2. Methodological approach: Employed correlational quantitative methodology for data analysis.
  3. Significance: Identified a positive correlation between self-efficacy and academic performance.

Keywoard: Self-efficacy, Academic achievement, Pandemic, Correlational study, Muhammadiyah University.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kelangsungan hidup seseorang sebagai sarana yang mampu mengubah pola pikir dan memaksimalkan perkembangannya. Pendidikan di Indonesia dimulai dari dini sekitar usia 5 tahun hingga pendidikan tinggi yaitu Universitas. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1989, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, menciptakan individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, pengetahuan, dan keterampilan, serta sehat jasmani dan rohani, kemandirian pemikiran, dan rasa tanggung jawab kebangsaan dan masyarakat. Bahkan saat ini pendidikan adalah kunci utama dalam hal mencari pekerjaan.

Banyaknya persyaratan kerja yang menuntut lulusan perguruan tinggi untuk memiliki prestasi akademik. Sebab nilai akademis merupakan saringan awal dalam memenuhi kriteria sebagai pelamar. Nilai IPK merupakan suatu penilaian awal dalam kompetensi teknis sebelum memasuki di tahap wawancara rekrutmen kerja [1]. Beberapa perusahaan mengharuskan peserta mempunyai IPK minimal 3,00 hingga 3,50 [2]. Sehingga semakin besar prestise dan skala pada perusahaan maka semakin berarti nilai IPK dalam proses penerimaannya.

Dengan adanya persyaratan minimum IPK pada dunia kerja, menyebabkan mahasiswa berusaha untuk meraih IPK yang bagus. Tidak memungkiri hal ini terjadi juga pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dimana para mahasiswanya berlomba-lomba untuk mendapatkan IPK yang bagus. [3] beranggapan bahwa prestasi akademik adalah salah satu indikator kemampuan atau prestasi seseorang dalam belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang telah dicapainya. Terlebih lagi pada masa pandemi seperti ini, yang mengharuskan sekolah maupun universitas melakukan pembelajaran dengan sistem dalam jaringan (daring), seperti pada surat anjuran 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pendidikan online dan bekerja dari rumah untuk menghentikan penyebaran virus oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Nadiem Makarim. Dengan sistem daring ini pembelajaran dilakukan dirumah dengan via video maupun sarana online lainnya. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa seperti yang disebutkan Kementerian Pendidikan dan Budaya (kemdikbud) bahwa Indonesia juga menghadapi tantangan dalam pendidikan di masa pandemi yaitu adanya kesenjangan teknologi antara di pedesaan dan sekolahan yang ada di kota besar, kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan perangkat lunak pembelajaran, dan kurangnya dana untuk penggunaan teknologi pendidikan selayaknya kuota dan internet.

Namun dengan adanya pembelajaran secara daring ini tidak membuat prestasi mahasiswa menjadi terhambat. Prestasi akademik yang diraih mahasiswa khususnya di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa masih banyak yang prestasi akademiknya bagus. Hal ini diperkuat juga dengan data yang penulis peroleh pada tahun 2020-2021 nilai IPK mahasiswa yang mendapat 3,00 hingga 3,95 berkisar 94%, sedangkan mahasiswa yang mendapat IPK 2,00 hingga 2,99 sekitar 6% (sumber data laporan tahunan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2021). Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai IPK yang bagus sehingga menjadi perhatian dimana dengan data prestasi tersebut apakah dipengaruhi oleh faktor dalam diri atau faktor dari luar. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh [4] dimana pada masa pandemi sistem daring mempengaruhi prestasi akademik. Dijelaskan bahwa beberapa sumber belajar internet dapat meningkatkan prestasi akademik, sebab dengan pembelajaran daring dapat memberikan inisiatif untuk belajar mandiri dari berbagai kegiatan, situasi dan kondisi yang dialaminya.

Berdasarkan pada rekap data prestasi akademik yang diperoleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dari tahun 2020 hingga 2022, sebanyak 117 mahasiswa berhasil meraih prestasi dalam bidang akademik seperti pada kejuaraan JEC English Competition dengan meraih juara 3, lomba Kompetensi Ilmiah Mahasiswa Psikologi dengan meraih juara 1, lomba Microteaching Mahasiswa meraih juara 2, Best Marketing Strategi dalam Program Unilever Enterpreneurship Boothcamp 2021 meraih juara 1, Hibah PHP2D BEM, Islamic Festival, Kontes Mobil Hemat Energi Tahun 2020 Sistem kemudi dan pengereman kategori prototype, dan lain-lain [5]. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berprestasi dalam bidang akademik.

Pencapaian keberhasilan seseorang di dalam proses belajarnya yang dilakukan secara optimal karena adanya usaha untuk mencapai tujuan merupakan bentuk dari prestasi akademik [6] Namun setiap individu memiliki perbedaan dalam proses belajarnya, sehingga tidak semua mahasiswa yang mendapatkan nilai dengan kategori rendah dapat dikatakan memiliki tingkat intelegensi yang rendah. [7] Keberhasilan akademik seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, serta variabel lainnya. Faktor eksternal meliputi hal-hal seperti lingkungan, keluarga, masyarakat, dan sekolah yang berasal dari luar. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, dan salah satu komponen tersebut adalah psikologis, yang mencakup sifat-sifat seperti IQ, mental, minat, tujuan pembelajaran, ulet, dan self efficacy. Faktor internal yang sangat mempengaruhi keyakinan seorang mahasiswa atas kemampuannya untuk bisa melakukan sesuatu terutama yang berkaitan dengan akademik adalah self efficacy.

Self efficacy adalah suatu bentuk keyakinan dan penilaian individu akan kemampuan diri sendiri untuk dapat mengorganisasikan dalam mencapai tujuan yang di inginkan [8] Self efficacy mempengaruhi dalam pemilihan tugas, energi, ketekunan, dan prestasi [9] Pemilihan tugas individu berkaitan dengan masalah derajat kesulitan tugas yang diperoleh. Energi dan ketekunan merupakan suatu harapan yang kuat di dalam diri individu yang akan mendorong individu untuk selalu gigih dalam berusaha mencapai tujuan. Sehingga dari adanya fenomena standar IPK untuk dunia kerja menjadikan banyak mahasiswa berusaha dengan sungguh-sungguh dalam meraih prestasi yang bagus. Salah satu penyebab yang mempengaruhi prestasi akademik tersebut adalah self efficacy.

Selain itu, saat ini dunia sedang dilanda virus corona 19 yang berdampak di hampir semua negara. Disebutkan bahwa proses pembelajaran dari rumah dilakukan melalui pembelajaran online atau jarak jauh dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan di Masa Darurat Penyebaran Penyakit Virus Corona. Sistem online terkadang mengalami masalah dengan koneksi internet, yang mungkin membuat penyampaian informasi menjadi kurang jelas dan memerlukan pemberian informasi yang lebih dalam. [10]. [11] pembelajaran dengan sistem daring dapat membuat mahasiswa mengalami kesusahan untuk bisa pagam akan konsep dari pembelajaran, karena berbatasnya pemahaman informasi dari dosen sehingga mahasiswa dituntut untuk mencari dan memahami sendiri materi pembelajaran [12]

Motivasi dan keyakinan diri ini memiliki peran yang besar dalam keberlangsungan pembelajaran dengan sistem daring. [13] motivasi dan belajar memiliki keterkaitan yang dapat dilihat dari peranan motivasi dalam belajar seperti dapat menentukan penguat, memperjelas tujuan, dan menetapkan ketekunan dalam belajar. Terlebih lagi pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang menerapkan sistem daring pada saat pandemi, dan dengan segala kendala yang dialami namun berdasarkan data yang telah dijelaskan dan diperoleh mengenai Indeks Prestasi Komulatif dan Prestasi Akademik yang diraih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terbilang memiliki prestasi yang bagus. Hal ini yang menjadikan peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh self efficacy dalam diri individu agar dapat memperoleh prestasi akademik yang baik.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Studi korelasional adalah jenis studi yang memiliki karakteristik permasalah berbentuk hubungan korelasi antara dua variabel atau lebih [14]. Tujuan dari penelitian ini yang didasarkan atas pendekatan kuantitatif korelasional adalah untuk menguji apakah ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini melibatkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, pada tahun ajaran 2021/2022 atau yang menduduki semester 7 dengan jumlah populasi 2304 mahasiswa. Jika jumlah subyeknya banyak, dapat mengambil antara 10-15% atau lebih [15]Sehingga didapatkan sampel sebanyak 345 mahasiswa menggunakan purposive sampling.Pengambilan sampel tidak secara acak, namun pengambilan sampel sebenarnya harus mengandung sebagian besar karakteristik dan ciri-ciri populasi yang telah ditentukan[15].

Pengumpulan dalam penelitian ini yaitu melalui skala dari psikologi dengan model skala Likert. Ketentuan yang berguna untuk uji validitas skala self efficacy dan skala prestasi akademik adalah ≥0,25 karena untuk mengantisipasi banyaknya jumlah aitem yang gugur. Sedangakan untuk uji reliabilitas dinyatakan reliabel apabila mendekati angka 1,00. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Korelasi Product Moment Pearson yang dikembangkan oleh Karl Pearson.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil uji validitas pada skala self Efficacy skor yang di dapat bergerak dari angka 0,275 – 0,650. Pada skala prestasi akademik skor validitas yang di dapat bergerak dari angka 0,261 – 0,592. Nilai koefisien uji reliabilitas pada skala self efficacy pada uji Alpha Cronbach adalah 0,872. Sedangkan untuk skala prestasi akademik pada uji Alpha Cronbach mempunyai nilai koefisien sebesar 0,843. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa skala self Efficacy skala prestasi akademik pada penelitian ini memiliki reliabilitas tinggi, karena angka mendekati angka 1,00.

self efficacy dengan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memiliki Koefisien korelasi (r) sebesar 0,431 dengan tingkat signifikansi 0,000. Akibatnya, hasil tersebut di atas memiliki arti bahwa ada korelasi yang positif antara self efficacy dan prestasi akademik di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo serta keadaan hubungan saat ini, dan bahwa korelasi tersebut signifikan karena p<0,05 (0,000<0,05). Maka bisa dikatakan bahwa hipotesis diterima. Mahasiswa akan memiliki prestasi akademik bagus apabila didukung dengan self efficacy yang tinggi, demikian sebaliknya.

Penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pabiban, R (2007) "The Relationship Between Self-Efficacy and Academic Achievement", yang memiliki koefisien korelasi 0,421 dan p-value 0,001, terdapat hubungan yang substansial dan positif antara self-efficacy dan prestasi akademik. Oleh karena itu, bisa dikatakan jika prestasi akademik meningkat dengan self efficacy.

Dari hasil yang diperoleh dalam analisis penelitian variabel self efficacy yang telah dilakukan peneliti pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diketahui bahwa skor self efficacy pada kategori sangat tinggi berjumlah 158 subyek atau berkisar 45,8%. Sedangkan untuk kategori tinggi berjumlah 128 subyek atau 37,1%, pada kategori rendah terdapat 24 subyek atau 7% dan untuk kategori sangat rendah berjumlah 35 subyek dengan persentase 10,1%. Kategorisasi skor subyek pada skala prestasi akademik terdiri dari 60 subyek berada pada kategori sangat tinggi atau berkisar 17,4%, 237 subyek memiliki prestasi akademik yang terbilang tinggi dengan kisaran 68,7%, subyek dengan kategori rendah berjumlah 32 subyek atau 9,3%, dan untuk kategori sangat rendah berjumlah 16 subyek atau 4,6%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa self efficacy mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo termasuk dalam kategori sangat tinggi dan menunjang prestasi akademik mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa self efficacy tinggi yang dimiliki mahasiswa memberikan keyakinan terhadap kepandaian dirinya mengenai berapa besar usaha yang dikeluarkan individu dan seberapa lama individu mampu bertahan dalam suatu tugasnya. Prestasi akademik mahasiswa yang diperoleh dari nilai IPK menunjukkan hasil yang terbilang bagus, sebanyak 68,7% mahasiswa yang mendapatkan IPK dengan kategori tinggi. Akibatnya, jelas dari uraian di atas bahwa prestasi akademik siswa mengarah pada yang tinggi salah satunya dipengaruhi oleh self efficacy. Prestasi akademik pada penelitian ini membantu mengetahui self efficacy yang ada di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, seberapa banyak mahasiswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi, tinggi, dan rendah.

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu adanya hubungan yang positif antara self efficacy dengan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis yang memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,431 dengan signifikansi 0,000 dengan signifikansi p < 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini diartikan dengan semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi prestasi akademik yang diraihnya. Begitu pula sebaliknya bila semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah prestasi akademik yang diraihnya.

References

  1. A. A. Al-Rahma, A. Salim M, and Achamd Agus Priyono, “Analisa Potensi Kebangrutan Menggunakan Model Altman Z-Score Springate S-Score dan Zmijewski X-Score (Pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019,” Journal, pp. 32–41, 2016.
  2. O. A. Nugroho, “Hubungan Antara Self-Efficacy, Penyesuaian Diri dan Prestasi Akademik Mahasiswa,” Widya Warta: Jurnal Ilmiah …. 2007. [Online]. Available: http://repository.widyamandala.ac.id/id/eprint/668.
  3. Sisilia Inda F.A. Koa, “Hubungan Self Efficacy Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar,” Society, vol. 2, no. 1, pp. 1–19, 2019. [Online]. Available: http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-84865607390&partnerID=tZOtx3y1%0Ahttp://books.google.com/books?hl=en&amp;lr=&amp;id=2LIMMD9FVXkC&amp;oi=fnd&amp;pg=PR5&amp;dq=Principles+of+Digital+Image+Processing+fundamental+techniques&amp;ots=HjrHeuS_.
  4. H. Warsito, “Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Penyesuaian Akademik dan Prestasi Akademik (Studi Pada Mahasiswa FIP Universitas Negeri Surabaya),” Pedagog. J. Ilmu Pendidik., vol. 9, no. 1, p. 29, 2012, doi: 10.24036/pendidikan.v9i1.119.
  5. G. Rahmawati, “Hubungan Self-Efficacy Dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa SMA,” 2020.
  6. Y. A. Siregar and S. Sukatno, “Hubungan Self-Efficacy Dan Sikap Positif Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMK Negeri 1 Sipirok,” MES J. Math. Educ. Sci., vol. 3, no. 1, pp. 22–29, 2017, doi: 10.30743/mes.v3i1.216.
  7. D. N. Rachmah, “Hubungan Self Efficacy, Coping Stress Dan Prestasi Akademik,” J. Ecposy, vol. 1, no. 1, pp. 7–14, 2013.
  8. S. Ashari, E. N. Asmara, and S. Supardi, “Self Esteem, Self Efficacy Dan Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi: Studi Pada Kelas Pengauditan,” JIAFE (Jurnal Ilm. Akunt. Fak. Ekon., vol. 5, no. 1, pp. 23–40, 2019, doi: 10.34204/jiafe.v5i1.1236.
  9. F. Handayani and D. Nurwidawati, “Hubungan Antara Self Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Akselerasi,” Character, vol. 1, no. 2, pp. 1–5, 2013.
  10. H. and M. W. Astuti, “Self Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA-Kimia,” J. Pendidik. Mat. dan IPA, vol. 3, no. 1, pp. 26–34, 2013, doi: 10.26418/jpmipa.v3i1.2207.
  11. S. R. Sari, “Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016),” Calyptra, vol. 2, no. 2, pp. 1–12, 2016.
  12. G. Hardianto, E. Erlamsyah, and N. Nurfahanah, “Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik dengan Hasil Belajar Siswa,” Konselor, vol. 3, no. 1, p. 22, 2016, doi: 10.24036/02014312978-0-00.
  13. L. R. Chairiyati, “Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik dan Konsep Diri Akademik dengan Prestasi Akademik,” Humaniora, vol. 4, no. 2, p. 1125, 2013, doi: 10.21512/humaniora.v4i2.3553.
  14. B. D. Ruliyanti, “Hubungan Antara Self-Efficacy dan Self-Regulated Learning dengan Prestasi Akademik Matematika Hubungan Antara Self-Efficacy dan Self-Regulated Learning dengan Prestasi Akademik Matematika Siswa SMAN 2 Bangkalan,” Character, vol. 3, no. 2, 2014.
  15. R. Pabiban, “Hubungan Antara Efikasi Diri dan Prestasi Akademik,” Skripsi, 2007.