Study Of Islamic Studies
DOI: 10.21070/jims.v6i2.1590

Islamic Morals Improvement: Aqidah Akhlak Subject Teachers' Influence on Students


Peningkatan Akhlak Islami: Pengaruh Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak terhadap Siswa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Teacher's Role Islamic Morals Educational Integration

Abstract

This qualitative study investigates the crucial role of teachers in nurturing Islamic morals among students, focusing on MA Salahuddin Nangalili. Through observation, interviews, and documentation analysis, the study reveals the multifaceted roles of teachers as educators, community members, and learning managers. Results demonstrate that teachers effectively fulfill their duties and responsibilities, serving as guides and mentors in shaping students' moral development. The findings underscore the significance of integrating moral education into the structural process of educational development, emphasizing the bonded relationship between teachers and students in facilitating continuous learning and moral growth. This research contributes to understanding the dynamics of Islamic education and highlights the implications for fostering moral values within educational institutions.

Highlights:

  • Teachers as Moral Guides: Teachers play a pivotal role in shaping students' moral development through their guidance and mentorship.
  • Integration of Moral Education: The study emphasizes the importance of integrating moral education into the structural process of educational development.
  • Bonded Teacher-Student Relationship: The findings highlight the significance of the bonded relationship between teachers and students in facilitating continuous learning and moral growth.

Keywords: Teacher's Role, Islamic Morals, Educational Integration

Pendahuluan

Pembelajaran dan pendidikan adalah dua kata yang berbeda namun memiliki kesamaan makna dalam penyelenggaraan proses didik. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang eksistensinya tidak akan pernah tergantikan diera kapanpun. Guru adalah sosok yang selalu diharapkan keberadaannya karena guru tidak menyampaikan ilmu pengetahuan saja tapi juga menanamkan nilai-nilai keteladaanan yang kompleks dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, karena manusia mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh dewasa, dan tumbuh dalam lingkungan masyarakat [1]. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam penentuan pembangunan dan ketersediaannya sumber daya manusia. Sedangkan Akhlak dalam bahasa arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat [2]. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan [3]. Jadi, akhlak merupakan suatu sikap, perilaku, atau tabiat yang ada dalam diri manusia yang diwujudkan dalam tindakan atau perbuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak dapat digambarkan dalam perbuatan atau tidak cermin dalam perilakunya, dengan perkataan lain adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku [4]. Sebuah akhlak yang terdapat dalam diri manusia itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan memegang teguh kepercayaan atau keimanan yang kuat.

Guru sudah semestinya sebagai sosok yang patut dihormati dan dimuliakan. Guru dilihat dari pandangan Islam yaitu orang yang beradab, berilmu, dan memiliki budi pekerti luhur. Guru mempunyai peran dan fungsi penting untuk membangun suatu bangsa dan Negara dengan mencerdaskan para generasi untuk mencapai kemajuan di masa depan dan dapat meraih adab yang baik [5]. Guru juga adalah pendidik profesional sesungguhnya yang sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaktif edukatif di kelas tetapi juga diluar kelas. Guru juga disebut sebagai pahlawan yang berjasa besar, karena adanya guru kita dapat mengetahui sesuatu yang baik yang harus dipelajari dan sesuatu yang tidak baik. Jadi guru akidah akhlak merupakan seorang pengajar yang memberikan ilmu agama bisa membimbing dan mengajarkan peserta didik tentang ajaran Islam yang sudah disesuai dengan ketentuan Al-Quran dan Sunah, guna untuk membimbing peserta didik ke jalan yang benar dan menjauhi apa yang harus ditinggalkan.

Peran guru merupakan peran yang sangat kompleks dalam arena pembelajaran. Banyak aspek yang harus ada dalam diri sebagai pendidik yang berakhlak terpuji yang meliputi ucapan, tingkah laku, Serta menyontohkan keteladanan yang meniscayakan eksistensinya sebagai guru. Kompetensi guru menjadi parameter keberhasilan dalam mendidik atau melaksanakan pembelajaran karena keseluruhan tingkah laku yang harus dimiliki akan memudahkan tugasnya sebagai guru [6]. Kompetensi Guru merupakan faktor-faktor utama yang tidak boleh dikesampingkan. Diantara peran Guru adalah sebagai pendidik, sebagai anggota masyarakat, sebagai administrator, dan sebagai pengelola pembelajaran. Upaya guru adalah mengajarkan dan meneladankan akhlak Islami ditengah-tengah pergaulan peserta didik sekarang ini, ssemakin memprihatinkan bagaimana perilaku mereka dalam kehidupan sosial. Meskipun tidak semuanya peserta didik namun peserta didik yang kurang terdidik dalam hal akhlak Islami mereka tidak akan mampu hidup dengan baik disamping itu, mereka akan gagal bersosialisasi terhadap orang lain. Adapun beberapa upaya guru adalah memberikan teladan yang baik terhadap peserta didik dan memberikan penilaian kepada peserta didik terhadap apa yang dilakukan agar mereka terus melakukan upaya perbaikan akhlak. Jadi, Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya menjadikan para peserta didik menjadi siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara sosial dan memiliki hati nurani, rasa peduli serta simpati dan empati.

Adapun manfaat yang terdapat dari penelitian ini, baik secara teoritis maupun praktis adalah Sebagai sumbangsih landasan pemikiran untuk mengembangkan nilai-nilai akhlak Islami dalam dunia pendidikan berdasarkan dengan teori yang berkaitan dengan Akhlak peserta didik. Penelitian ini dapat memberikan motivasi agar lebih meningkatkan sumber daya yang intelektual dan kokohnya spiritual “aqidah akhlak” bagi peserta didik, Serta untuk memberikan input atau tambahan informasi bagi pihak sekolah dan guru supaya meningkatkan kualitas akhlak Islami dan sebagai bahan pertimbangan terhadap peneliti selanjutnya yang relevan dengan masalah tersebut. Dengan memiliki rumusan masalah yang mengkaji tentang peran guru dan upaya guru dalam meningkatkan akhlak Islami peserta didik MA Salahuddin Nangalili di Nusa Tenggara Timur.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu proses inklusi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang inklusi yang mengeksplorasi masalah sosial atau manusia [7]. Penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam suatu konteks khusus yang dialamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah [8].

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang didasari dari pengalaman subjektif yang dialami pada individu. Sesuai dengan sudut pandang epistemologi mutakhir, fenomenologi mencirikan kekhasan di mana pengetahuan berada. Namun, fenomenologi itu sendiri mengungkapkan bahwa mendapatkan informasi tentang domain kesadaran. Seseorang harus mengetahui informasi melalui jenis pengalaman. Fenomenologi penting untuk teori, terlepas dari metafisika, epistemologi, rasional dan moral [9]. Fenomenologi lebih berpusat pada pemahaman manusia di berbagai bagian kehidupan di dunia ini.

Dengan menggunakan penelitian kualitatif ini, Peneliti bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan akhlak Islami peserta didik MA Salahuddin Nangalili di Nusa Tenggara Timur. Dalam rangka untuk mengumpulkan data dari subyek penelitian maka terdapat dua jenis sumber data yang dihimpun yakni sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer yaitu data yang bersifat langsung, dan sumber data sekunder yaitu data yang bersifat tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi yaitu untuk mendeskripsikan kesimpulan dari objek yang dikaji, wawancara yaitu kegiatan tanya jawab dengan nara sumber, dan dokumentasi yaitu kumpulan yang bersumber dari arsip atau mutu pendidikan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan penelitian yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Hasil dan Pembahasan

A. Peran Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Islami Peserta Didik MA Salahuddin Nangalili

1. Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik guru memiliki cara untuk mengembangkan semua potensi peserta didik. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu adalah memberikan ilmu pengetahuan, memberikan contoh dan pembiasaan, dan memberikan motivasi.

Dari hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak yang dilaksanakan oleh Guru mata pelajaran dari aspek penguasaan dan penyampaian materi yang dilakukan guru sudah cukup baik, banyak cara yang dilakukan oleh guru akidah akhlak Mengenai penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik banyak cara yang dapat saya lakukan, misalnya menggunakan metode yang bervariasi seperti diskusi, ceramah, pengamatan, menayangkan video, praktek, dan tadabur alam. Dengan menggunakan metode tersebut pembelajaran dikelas terasa menyenangkan dan para peserta didik akan lebih mudah memahami pesan yang saya sampaikan tersebut. Apalagi di dalam kurikulum saat ini peserta didik yang dituntut untuk aktif, guru harus memancing bagaimana aktivitas dalam kelas, hal ini bertujuan agar mencapai hasil belajar yang memuaskan bagi peserta didik [10]. Hasil observasi lain pun juga di jelaskan bahwa guru akidah akhlak telah memberikan pengajaran yang cukup baik, salah satunya dengan mengajar menggunakan metode yang bervariasi agar peserta didik tidak merasa bosan ketika belajar serta untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif [11].

Dalam meningkatkan akhlak Islami peserta didik, sebagai pendidik guru juga memberikan contoh dan pembiasaan yang baik sesuai dengan syariat Islam. Sesuai hasil dari observasi peneliti bahwa contoh dan kebiasaan yang dilakukan oleh guru akidah akhlak berikan kepada para peserta didik sama seperti yang diterapkan sekolah yaitu salam, sapa, dan senyum. Dengan begitu akan lebih meningkat lagi dalam diri peserta didik dengan sikap yang ramah, mudah berbaur luas didalam masyarakat dan banyak disukai orang, kemudian menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya [12].

Memberikan motivasi yang dapatkan mendorongkan peserta didik sangat perlu juga untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar peserta didik. Pemberian motivasi adalah sesuatu yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar siswa yang sangat diperlukan bagi peserta didik, supaya bisa membangkitkan semangat dalam kegiatan belajar siswa [13]. Sesuai dengan hasil observasi bahwa guru selalu memberikan motivasi yang baik untuk peserta didiknya sebelum memulai pembelajaran dengan menceritakan mengenai tokoh-tokoh yang dapat memberikan motivasi dan menginspirasi semangat belajar, dengan memberikan pujian, dan memberikan sebuah kata atau kata mutiara yang dapat membangkitkan jiwa semangat belajarnya peserta didik [14].

2. Sebagai Anggota Masyarakat

Sebagai anggota masyarakat guru berperan untuk membangun hubungan sosial dan interaksi. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti yaitu guru menjadi pemimpin dan panutan, dan menjadi contoh pembaharuan.

Guru adalah pemimpin dan panutan yang baik dan disukai serta dapat dipercaya, guru selalu mengawali dalam setiap hal kebaikan seperti mengajak peserta didik untuk melakukan sesuatu hal yang baik untuk dilakukan dalam perihal yang ada dalam lingkungan masyarakat. Sebagai dari hasil observasi yang dilakukan Menjadi seorang pemimpin berarti menjadi panutan bagi para peserta didik disekolah, hal yang dapat dilakukan bagi para guru sekaligus pemimpin bagi mereka yaitu: menempatkan saya dan para guru lainnya sebagai orang tua yang ada di lingkungan sekolah dan menjadi teman dalam lingkungan masyarakat, tidak egois serta memberikan contoh yang baik bagi para peserta didik dan masyarakat [15].

Seorang guru juga menjadi contoh pembaharuan peserta didik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat, hal ini diperkuat dengan hasil observasi peneliti lakukan yaitu memberikan ilmu agama yang baik dan selalu aktif dalam kegiatan keagamaan dalam lingkungan masyarakat sebagai contoh pembaharuan bagi peserta didik yang merupakan dengan cara memberi ilmu pengetahuan yang ada kaitannya dengan agama dalam mewujudkan peserta didik menjadi berakhlak Islami, sedangkan di dalam lingkungan masyarakat seperti pengajian dan kegiatan ibu-ibu Yasin [16]

3. Sebagai Administrator

Sebagai administrator guru berperan sangat baik bagaimana yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil observasinya yaitu menjadi pengarah, inisiatif dan penilai, dan menegakkan kedisiplinan. Seorang guru juga berpartisipasi dalam lingkungan sekolah dan sangat penting menjadi keharusan sebagai administrator.

Dengan memberikan arahan, inisiatif dan penilaian dalam pendidikan sudah kewajiban yang dilakukan oleh seorang guru. Sebagaimana hasil observasi yang dilakukan yaitu setiap pembelajaran telah selesai dilakukan oleh guru, guru juga menanyakan kepada peserta didik yang belum memahami materi yang sudah disampaikan dan ketika ada salah satu peserta didik belum memahami, guru harus memberikan solusi atau arahan. Guru merupakan bagian dari perangkat sekolah yang menjadi penentu dalam keberhasilan suatu pembelajaran serta kegiatan belajar mengajar, sebagai guru yang baik harus mampu berperan sebagai motivator dan organisator bagi para peserta didik [17]. Hal lain yang di lakukan sebagai seorang guru dengan hasil observasi adalah menjadi pendamping secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan pendapat dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah [18].

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam menegakkan kedisiplinan guru telah dilaksanakan dengan baik dan patut dicontohkan oleh peserta didik. Dalam observasi yang dilakukan bahwa guru akidah akhlak beserta dengan guru-guru lainnya selalu mematuhi tata tertib dan peraturan yang diterapkan oleh pihak sekolah seperti berseragam yang rapi dan tepat waktu, supaya peserta didik bisa melihat dan mencontohkan dalam keseharian serta belajar menghargai waktu berpenampilan yang sopan dan sesuai dengan budaya yang di anjurkan dalam ajaran agama Islam [19].

4. Sebagai Pengelola Pembelajaran

Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan dalam menciptakan iklim sebuah kegiatan belajar mengajar dikelas yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan baik dan nyaman. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di sekolah maka terlihat bahwa para guru memelihara lingkungan kelas dan memberi bimbingan selama pembelajaran berlangsung, disamping itu guru menjaga suasana kegiatan belajar mengajar tetap kondusif.

Selain itu, guru memelihara lingkungan kelas dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yaitu guru mendampingi peserta didik untuk menyusun perangkat kelas, membuatkan jadwal piket kelas harian, dan memberikan tindakan bagi peserta didik yang tidak mematuhi aturan atau melakukan pelanggaran akan mendapatkan hukuman supaya kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi [20]. Observasi pendapat dari seorang mengenai guru dalam memelihara lingkungan kelas cukup baik dalam menciptakan kondusif kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan nyaman, seperti guru membentuk perangkat kelas terdiri dari ketua, wakil, bendara, sekretaris dan lainnya. Dengan adanya perangkat kelas tersebut ketua kelas juga bisa membuat jadwal piket kelas, tentu juga kelas sudah menyediakan alat kebersihan [21].

Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah guru juga mempunyai peran penting yaitu membimbing peserta didik supaya mampu mematuhi serta menerima yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil observasi yaitu guru akidah akhlak selalu mengajarkan hal-hal yang positif kepada peserta didik seperti tolong menolong sesama, bersikap sopan, berkata yang baik, mengajarkan kejujuran, mengajarkan kebersihan serta memenuhi peraturan tata tertib sekolah dan menghargai dan menghormati orang yang lebih tua. Apabila hal ini berjalan dengan baik in shah Allah kegiatan belajar mengajar akan berhasil terlaksanakan [22].

B. Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Islami Peserta Didik MA Salahuddin Nangalili

Meningkatkan akhlak Islami adalah suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan, bahkan ini sudah diterapkan dalam sekolah dari tingkat MI, MTS hingga MA. Dalam hasil observasi yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa guru dalam meningkatkan akhlak Islami yaitu dengan melakukan upaya yang dapat mendukung terwujudnya akhlak Islami dengan memberikan contoh-contoh atau teladan yang baik kepada peserta didik dan memberikan penilaian pada apa yang dilakukan peserta didik.

1. Memberi Teladan

Dengan cara memberikan teladan yang baik terhadap peserta didik dengan apa yang dihasilkan oleh peneliti adalah saat guru akidah akhlak melakukan kebaikan kemudian dicontohkan oleh peserta didik, bukan hanya sesuatu yang dilakukan dalam lingkungan sekolah melainkan di luar lingkungan sekolah juga. Dengan menyesuaikan teladan yang dijalankan secara keseluruhan sudah sangat baik dan sudah menjadi acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran [23].

2. Memberi Penilaian

Memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan peserta didik tidak mudah untuk dilakukan. Oleh sebab itu guru perlu membekali diri untuk mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan yang luas dan keterampilan yang baik. Berdasarkan hasil observasi guru akidah akhlak telah memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan peserta didik dan belajar terhadap sesuatu yang perlu dilakukan maupun tidak dilakukan sesuai aturan agama dan norma yang diterapkan. Memberikan teguran dan peringatan terhadap peserta didik setiap kali mereka melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama dan tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Sebaliknya, memberikan pujian kepada peserta didik ketika mereka melakukan sesuatu yang baik yang sesuai dengan aturan agama [24]. Sebagaimana juga hasil observasi yang disampaikan oleh guru lain dengan memberikan pujian dan teguran terhadap apa yang peserta dilakukan, dengan cara tersebut para peserta didik akan belajar dari hal apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan atau yang dilarang [25].

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan judul “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Islami Peserta Didik MA Salahuddin Nangalili di Nusa Tenggara Timur” melalui pengambilan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi maka dapat disimpulkan bahwasanya:

1. Sebagai pendidik dengan cara mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan, memberi contoh, pembiasaan dan memberi motivasi-motivasi yang amat sangat dibutuhkan oleh peserta didik.

2. Sebagai anggota masyarakat dengan cara menjadi bagian dari unsur Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), pemimpin yang dipercaya dan bertindak kreatif dan aktif dalam masyarakat.

3. Sebagai pengelola pembelajaran dengan cara memelihara lingkungan dalam ruangan kelas, membimbing, menggunakan waktu secara efisien serta efektif untuk mencapai suatu tujuan kegiatan belajar mengajar.

4. Memberikan teladan yang baik kepada peserta didik dengan cara mencontohkan yang baik, selalu menjaga ucapan dan perbuatan di depan peserta didik.

5. Memberikan penilaian pada apa yang dilakukan peserta didik dengan cara memberikan pujian ketika peserta didik melakukan sesuatu yang baik dan memberikan atau peringatan terhadap peserta didik ketika melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan norma sosial yang diterapkan.

References

  1. S. Suharto, "Filsafat Pendidikan," Yogyakarta: Arruzz Media, 2009, p. 99.
  2. M. Y. Abdullah, "Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur'an," Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007, p. 2.
  3. R. Anwar, "Akidah Akhlak," Bandung: CV Pustaka Setia, 2008, p. 206.
  4. S. Abbas and N. A. Shamad, "Pendidikan Agama Islam," Jakarta: Penerbit Lentera Ilmu Cendekia, 2014, p. 175.
  5. A. Tafsir, "Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam," Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, p. 37.
  6. T. Taher, "Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam," Jakarta: Rajawali Pers, 2011, p. 165.
  7. T. O. E. Pratiwi, "Model Pembelajaran Al-Qur'an untuk Meningkatkan Kualitas Bacaan Siswa (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Kartasura)," Tri, 2013, pp. 1-22. [Online]. Available: http://eprints.ums.ac.id/26814/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
  8. O. E. Pratiwi, "Model Pembelajaran Al-Qur'an untuk MeNaskah Skripsi," 2013, pp. 1-22. [Online]. Available: http://eprints.ums.ac.id/26814/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
  9. F. Nugrahani, "Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa," vol. 1, no. 1, Cakra Books, 2014, pp. 305-758. [Online]. Available: http://ejournal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.
  10. I. Anshori, "Melacak State Of The Art Fenomenologi Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial," Halaqa: Islamic Education Journal, vol. 2, no. 2, pp. 165-181, 2018. [Online]. Available: https://doi.org/10.21070/halaqa.v2i2.1814.
  11. N. Fatmawati, "Interviewee, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan. [Wawancara]. Senin Januari 2023."
  12. M. Akbar, "Interviewee, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan. [Wawancara]. Senin Januari 2023."
  13. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberikan Contoh dan Pembiasaan. [Wawancara]. Selasa Januari 2023."
  14. M. Akbar, "Interviewee, Memberikan Motivasi. [Wawancara]. Selasa Januari 2023."
  15. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberikan Motivasi. [Wawancara]. Selasa Januari 2023."
  16. N. Fatmawati, "Interviewee, Menjadi Pemimpin dan Panutan. [Wawancara]. Kamis Januari 2023."
  17. N. Fatmawati, "Interviewee, Contoh Pembaharuan. [Wawancara]. Jumat Januari 2023."
  18. M. Akbar, "Interviewee, Memberi Arahan, Inisiatif dan Penilaian dalam Pendidikan. [Wawancara]. Senin Januari 2023."
  19. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberikan Arahan, Inisiatif dan Penilaian. [Wawancara]. Senin Januari 2023."
  20. N. Fatmawati, "Interviewee, Menegakkan Kedisiplinan dan Mewariskan Budaya yang Baik. [Wawancara]. Selasa Januari 2023."
  21. N. Fatmawati, "Interviewee, Memelihara Lingkungan Kelas. [Wawancara]. Rabu Januari 2023."
  22. I. A. Saputra, "Interviewee, Memelihara Lingkungan Kelas. [Wawancara]. Rabu Januari 2023."
  23. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberi Arahan dan Bimbingan. [Wawancara]. Kamis Januari 2023."
  24. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberi Teladan. [Wawancara]. Selasa Januari 2023."
  25. N. Fatmawati, "Interviewee, Memberi Penilaian atau Pujian. [Wawancara]. Rabu Januari 2023."
  26. I. Hidayati, "Interviewee, Memberi Penilaian ata Teguran. [Wawancara]. Rabu Januari 2023."