Abstract
The phenomenon of low problem-focused coping among students working on their thesis highlights a gap in their ability to effectively address challenges. This correlational quantitative study aims to explore the relationship between optimism and problem-focused coping among psychology students at Muhammadiyah University, Sidoarjo. Using data from 165 students, collected through Likert scale-based measures of optimism and problem-focused coping, the study found a significant positive correlation (rho = 0.416, p < 0.001) between optimism and problem-focused coping. This suggests that higher levels of optimism correspond to higher problem-focused coping abilities. The implications of this research extend to both students and thesis supervisors, emphasizing the importance of promoting problem-focused coping strategies during thesis preparation. Additionally, the findings serve as a reference for researchers interested in further investigating problem-focused coping among thesis students.
Highlight:
- Correlation between optimism and coping in thesis students.
- Assessing coping and optimism using Likert scales.
- Promote coping strategies for thesis students and supervisors.
Keywoard: Problem-focused coping, Optimism, Thesis students, Correlation, Likert scales.
PENDAHULUAN
Mayoritas mahasiswa berharap dapat menyelesaikan skripsi dengan berbagai cara, antara lain dengan mengumpulkan ilmu sebanyak – banyaknya, mulai dari mengunjungi perpustakaan, membeli buku dan lain sebaginya [1]. Sekalipun begitu, setiap mahasiswa masih menghadapi tantangan dalam mengerjakan skripsi. Karena banyak mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan, hal ini menjadi beban bagi mahasiswa yang menyebabkan perasaan cemas, tidak nyaman, bahkan tertekan. Kesulitan yang membebani dalam proses penyusunan skripsi menimbulkan stres pada mahasiswa. Stres adalah gangguan pada pikiran dan tubuh yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun sikap individu dalam lingkungan tersebut [2]. Mahasiswa akan menggunakan mekanisme koping untuk mengatasi semua masalah untuk melindungi diri mereka sendiri dari tekanan psikologis yang mereka hadapi [3]. Strategi coping merupakan cara mahasiswa untuk mengatasi stres [4]. Setiap mahasiswa memiliki mekanisme koping tersendiri untuk mengatasi tekanan dalam menyelesaikannya, yakni dengan mekanisme emotion focused coping dan problem focused coping [1].
Problem focused coping adalah strategi kognitif untuk penanganan stres dimana individu secara langsung mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk membantu pemecahan masalah [5]. Problem focused coping merupakan suatu proses dalam diri individu untuk mencoba mengelola jarak tuntutan – tuntutan dengan usaha yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi yang menekan [6]. Mekanisme problem-focused coping untuk mengurangi stres yang ditumbulkan dari masalah yang ada. Problem-focused coping memberikan efek positif yang besar bagi mahasiswa, dan mahasiswa dapat meniadakan masalah yang membuat mereka stress [7]. Menurut penelitian sebelumnya, koping yang berfokus pada masalah dapat mengurangi dampak stres yang ditimbulkan oleh reaksi emosional. [1]. Menurut hasil yang terungkap menunjukkan bahwasannya mahasiswa dapat mengelola dan mengubah situasi serta memecahkan masalah dengan membantu mengeksplorasi, fokus pada akar penyebab masalah, menawarkan bantuan dengan suka rela, melakukan perencaan untuk menyelesaikan masalah.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Hubungan Antara Hope Dengan Problem-Focused Coping Pada Mahasiswa Penyusun Skripsi Angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim” pada mahasiswa berjumlah 52 mahasiswa menunjukan sebanyak 7 mahasiswa (13,4%) menunjukkan Problem-Focused Coping kategori rendah saat menyusun skripsi. Dari angka koefisien korelasi sebesar 0.586 dengan signifikansi p= 0.000 ( p<0.05) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara Hope dengan problem focused coping pada mahasiswa penyusun skirpsi Angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang [8]. Menurut penelitian lain yang sejenis yang berjudul “Optimisme Dengan Problem-Focused Coping Pada Mahasiswa / Mahasiswi Yang Sedang Mengerjakan Skripsi” berjumlah 134 menunjukkan bahwa Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir memiliki kategori rendah 77 (57,5%), kategori sangat rendah sebanyak 12 (8,9%) responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat problem focused coping mahasiswa yang fokus menyelesaikan skripsi berada pada kategori rendah. Sejauh ini dapat disimpulkan dari hasil uji korelasi Product Moment and Pearson, yaitu r = 0,647; p 0,05, bahwa optimisme dan problem-focused coping pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir berkorelasi positif secara signifikan. [1].
Mekanisme penggunaan problem-focused coping berpusat pada planful problem solving, seeking social support, planful problem solving[9]. Penggunaan problem-focused coping dapat membantu seseorang mengurangi stres yang dialami karena usaha secara langsung yang dilakukan untuk mengatasi stressor penyebab stress [10]. Seseorang yang cenderung menggunakan problem-focused copinguntuk mengelola stres mereka lebih cenderung berkonsentrasi pada masalah mereka dan mencoba mencari solusi untuk mereka [11]. Peneliti telah melakukan wawancara awal dan menemukan adanya fenomena problem focused coping yang rendah seperti ; kurang ada memiliki perencanaan dalam menyelesaikan masalah (Planful problem solving) karena kendala dalam membagi waktu antara kerja dan kuliah, dan kurang adanya usaha membuat rencana bagaimana cara mengerjakan skripsi dalam membagi waktu kerja dan kuliah agar tidak bentrok, terkesan pasrah dengan keadaan tanpa ada usaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami pada saat itum kurang ada usaha mencari dukungan sosial (Seeking social support) meskipun sebetulnya membutuhkan sebuah dukungan baik dari teman maupun keluarga. Jadi dapat disimpulkan dari kedua permasalahan tersebut ada kendala dalam proses menyelesaikan skripsi yaitu diantaranya perencanaan dalam menyelesaikan masalah (Planful problem solving) yang rendah dan mencari dukungan sosial (Seeking social support) yang rendah.
Mahasiswa yang memiliki problem focused coping yang rendah dapat berdampak negatif pada pengerjaan skripsinya karena merasa tertekan karena tidak dapat mengatasinya [12]. Tetapi jika seorang mahasiswa yang menggunakan problem focused coping akan mencari usaha untuk mencari solusi pemecahan masalah agar batas akhir pengumpulan tugas akhir / skripsi yang dipenuhi dengan maksimal [11]. Rendahnya problem-focused coping disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar mahasiswa kurang memiliki rencana untuk menangani situasi yang dihadapi dan akibatnya saat membuat keputusan, mereka sering menempatkan emosi dan perasaan di atas logika. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme problem focused coping salah satunya adalah cara berpikir positif. Seseorang yang berpikir positif memiliki pola pikir positif dengan pandangan optimis meningkatkan peluang dalam menghadapi sebuah tantangan dalam hidup. Seseorang yang optimis, dalam kehidupan memiliki kemampuan pikiran yang positif, berani mengambil keputusan dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi [13]. Dilihat dari ciri – ciri optimisme, yang salah satunya yaitu memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga dapat dikatakan bahwasannya seorang mahasiswi yang memiliki kepercayaan diri yang kuat berarti juga mempunyai optimisme yang tinggi. Orang yang lebih optimis dapat mengatasi stress dengan lebih baik daripada orang yang pesimis. Mahasiswa dengan tingkat optimisme yang tinggi tidak akan cepat menyerah dalam menghadapi kegagalan dan justru berupaya mengelola stres [11].
Optimisme adalah pandangan individu tentang bagaimana menangani insiden atau kegagalan mungkin hanya bertahan dalam waktu singkat, memiliki sedikit pengaruh pada semua tindakan seseorang dan bukan hanya disebabkan oleh diri sendiri melainkan bisa karna situasi atau nasib seseorang [14]. Individu yang memiliki sifat optimisme akan terlihat pada aspek – aspek yaitu Permanence, Pervasiveness, dan Personalization[15]. Untuk mengetahui individu memiliki optimisme tinggi atau rendah adalah Permanence (Individu pesimis berfikir alasan hal – hal negatif yang menimpa mereka akan bertahan selamanya dan berdampak pada kehidupan mereka [16]. Pada individu yang optimis, kejadian buruk yang terjadi dipercaya hanya terjadi sementara waktu saja. Peristiwa baik atau buruk dapat memiliki penyebab yang permanen atau sementara, menurut aspek permanence). Sedangkan pada aspek permanence (untuk individu yang memiliki gaya pesimisme cenderung melihat kegagalan mereka secara universal maupun keseluruhan. Sedangkan pada individu yang memiliki gara optimisme akan melihat kegagalan secara spesifik dan lebih detail). Selanjutnya (Individu seringkali percaya suatu kejadian adalah akibat dari dirinya (internal) atau orang lain (eksternal). Terbentuknya pola pikir optimis tergantung pada cara pandang seseorang pada perasaan dirinya bernilai atau tidak [16]. Mahasiswa optimis lebih suka menggunakan problem focused coping dalam perencanaan untuk menangani sebuah masalah, dimana mahasiswa mencoba untuk menemukan solusi untuk pemecahan masalah bukan hanya menyangkal kondisi stres mereka. Dengan demikian, optimisme akan dapat mempengaruhi problem focused coping seseorang dalam memecahkan masalah [17]. Optimisme ini dibutuhkan seorang mahasiswi dalam usaha menyelesaikan skripsi [18]. Uraian di atas mengarah pada hipotesis bahwa ada koneksi positif antara optimisme dengan problem focused coping mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
Berdasarkan latar belakang di atas, timbul pertanyaan apakah ada hubungan optimisme denganproblem Focused coping mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan problem focused coping mahasiswa yang mengerjakan skripsi. Penelitian ini diharapkan bisa memberi implikasi bagi mahasiswa maupun dosen pembimbing skripsi. Mahasiswa membiasakan menggunakan problem focused coping saat menghadapi masalah. Bagi dosen pembimbing skripsi dapat membantu mahasiswa untuk membiasakan diri menggunakan problem focused coping selama proses penyusunan skripsi. Selain itu agar dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang berminat menelti problem-focused coping mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka atau bilangan yang dapat dilakukan operasi matematika [19]. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang mempelajari keterkaitan atau hubungan antar dua variabel atau lebih [20]. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Optimisme (X) sebagai variabel bebas dan Problem Focused Coping(Y)sebagai variabel terikat. Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Psikologi yang di tahun akademik 2022 – 2023 memprogram dan sedang mengerjakan skripsi dengan jumlah 165 mahasiswa. Data tersebut didapat dari DA (Direktorat Akademik) Umsida. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, karena jumlah populasi kecil, sehingga responden penelitian sebanyak 165 mahasiswa. Sampling jenuh merupakan teknik untuk menentukan sampel sehingga semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian [21].
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan 2 skala psikologi yaitu skala Optimisme dan skala Problem Focused Coping yang disusun dengan model skala Likert. Hasil uji reliabilitas pada skala optimisme yang disusun oleh aspek – aspek yaitu Permanensi (berkaitan dengan waktu), Pervasivitas (berkaitan dengan ruang lingkup), dan Personalisasi (berkaitan dengan sumber penyebab) [16] dengan jumlah 20 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,719. Pada skala problem focused coping yang disusun oleh aspek – aspek yaitu Controlles (kehati – hatian), Instrumental Action (tindakan instrumental), Negotiation (negosiasi) [3] dengan jumlah 20 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,533.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran data terdistribusi normal atau tidak [22]. Hasil dari uji normalitas tersebut dapat digeneralisasikan untuk populasi tersebut, apakah sebaran data dapat mewakili atau representatif dengan kondisi populasi sesungguhnya. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan program JASP 0.16 for windows dengan ketentuan. Jika nilai signifikan > 0,05 artinya nilai berdistribusi normal jika nila signifikan < 0,05 artinya nilai tidak distribusi normal. Adapun hasil dari uji normalitas adalah pada variabel kematangan emosi dan perilaku konsumtif dapat di ketahui nilai signifikansi 0.604 sehingga dapat di katakan berdistribusi normal karena nilai signifikan > 0.05.
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
Descriptive Statistics | |||||
OPTIMISME | P roblem F ocused C oping | ||||
Valid | 165 | 165 | |||
Missing | 0 | 0 | |||
Mean | 53.479 | 53.255 | |||
Std. Deviation | 6.339 | 5.508 | |||
Shapiro-Wilk | 0.784 | 0.798 | |||
P-value of Shapiro-Wilk | < .001 | < .001 |
Pada tabel 1, Hasil dari uji normalitas dua skala menunjukkan bahwa nilai signifikan skala optimisme sebesar <.001 dengan p>0.05 dan skala problem-focused coping <.001 dengan p>0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data penelitian ini tidak berdistribusi normal.
Setelah Uji Normalitas kemudian melakukan Uji Linieriitas dilakukan untuk menunjukkan variabel terikat dengan variabel bebas secara signifikan memiliki hubungan yang linier atau tidak. Pada tabel 2 di bawah ini, berdasarkan hasil dari uji linearitas pada bagian kolom linearity diketahui nilai f sebesar 329.618 dengan 0.000 (<0.05). Hal ini terdapat disimpulkan bahwasannya optimisme dengan problem-focused coping mempunyai hubungan yang linear.
Tabel 2
Hasil Uji Linearitas
Anova Table
PFC*OPTIMISME Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total | Sum of squares3767.1732824.277942.8971208.1364975.309 | Df23122141164 | Mean Square163.7902824.27742.8598.568 | F19.116329.6185.002 | Sig..000.000.000 |
Uji Hipotesis, dari analisis ini Hipotesis yang di ajukan yakni terdapat hubungan positif pada optimisme dengan problem focused coping. Pada tabel uji spearman di bawah ini terdapat korelasi yang signifikan dimana nilai p kurang dari 0.005 (p=<.001) antara score problem focused coping dengan optimisme. Namun besaran efeknya sedang dengan nilai r = 0.416.
Tabel 3
Hasil Uji Hipotesis
Correlation Table | |||||||||||||
Spearman | Kendall | ||||||||||||
rho | P | tau B | P | ||||||||||
OPTIMISME | - | PFC | 0.416 | *** | < .001 | 0.334 | *** | < .001 | |||||
* p < .05, ** p < .01, *** p < .001 |
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwasannya terdapat hubungan positif antara optimisme dengan problem focused coping pada mahasiswa prodi psikologi yang sedang menyusun skripsi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisen korelasi sebesar 0.416 dengan nilai signifikansi <.001 (<0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi optimisme yang dimiliki mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, maka semakin tinggi pula problem focused coping yang dimilikinya. Sebaliknya, apabila optimisme rendah maka problem focused coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga semakin rendah.
Selain melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan analisis deskriptif berkaitan dengan kategorisasi kedua variabel dalam penelitian ini. Dari hasil perhitungan frekuensi diperoleh gambaran kategorisasi kedua variabel seerti pada tabel 4 di bawah
Tabel 4
Kategorisasi Skor Subjek
Kategorisasi | Skor Subjek | |||
Optimisme | Problem focused coping | |||
∑ Mahasiswa | % | ∑ Mahasiswa | % | |
Sangat Tinggi | 14 | 8,48 | 16 | 9,69 |
Tinggi | 11 | 6,66 | 10 | 6.06 |
Sedang | 86 | 52,12 | 83 | 50,30 |
Rendah | 54 | 33 | 56 | 34 |
Sangat Rendah | 0 | 0 | 0 | 0 |
Jumlah | 165 | 100,00 | 165 | 100,00 |
Tabel kategorisasi Problem focused coping di atas ini memperlihatkan bahwa dari total 165 mahasiswa, terdapat 16 mahasiswa (9,69%) yang memiliki problem focused coping sangat tinggi, 10 mahasiswa (6,06%) memiliki problem focused coping dalam kategori tinggi, 83 mahasiswa (50,30%) memiliki problem focused copingyang termasuk dalam golongan sedang, 56 mahasiswa (34%) memiliki problem focused coping golongan rendah, dan tidak ada mahasiswa yang masuk dalam golongan sangat rendah. Sedangkan dalam kategorisasi Optimisme memperlihatkan bahwa dari 165 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi 14 mahasiswa (8,48%) memiliki optimisme yang sangat tinggi, 11 mahasiswa (6,66%) subyek masuk dalam kategori tinggi, 86 mahasiswa (52,12%) memiliki optimisme dalam kategori sedang, 54 mahasiswa (33%) memiliki optimisme yang rendah, dan tidak ada mahasiswa yang optimismenya sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa program studi psikologi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang sedang menyusun skripsi mempunyai optimisme dan problem focused coping cenderung dalam kategori sedang.
Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien r = 0.416 dengan nilai signifikasi < 0.001 (<0.05). Hasil ini memperlihatkan terdapat hubungan positif antara optimisme dengan problem focused coping. Artinya jika optimisme tinggi maka problem focused coping pada mahasiswa juga tinggi, sebaliknya jika optimisme rendah maka problem focused coping pada mahasiswa juga rendah. Sehingga hasil uji hipotesis penelitian ini diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh G. Khriste Dea Valentsia, S. Wijono, U [1] bahwasannya ada hubungan yang penting dan menguntungkan antara optimisme dan koping yang berfokus pada masalah. Hal ini berimplikasi bahwa problem-focused coping mahasiswa akan meningkat sebanding dengan optimisme mereka dalam mengerjakan skripsi.. Problem-focused coping memiliki peran dan kontribusi terhadap keyakinan atas kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam menyusun skripsi serta mengatasi kendala yang terjadi. Optimisme juga mempengaruhi mahasiswa dalam proses penyusunan skripsi, berupa kemampuan berpikir positif dalam menyelesaikan skripsi secara tepat waktu yang berdampak pada konsentrasi dan daya pikir mahasiswa.
Penelitian lainnya dilakukan oleh W. Listiana [3] menyatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara optimisme dengan problem-focused coping. Seorang yang optimis lebih sering menggunakan problem-focused copingsaat menghadapi masalah, seperti menciptakan strategi untuk menangani pemicu stres dan meminta dukungan sosial untuk membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi. Menerapkan optimisme tinggi adalah salah satu cara untuk meningkatkan problem-focused coping terhadap mahasiswa.
Optimisme merupakan keyakinan individu akan hasil yang baik dari usahanya, yang mendorong individu untuk terus berusaha dalam menacapai tujuan, serta keyakinan untuk selalu mendapatkan hasil yang terbaik dalam hidupnya [22]. Hasil penelitian G. Khriste Dea Valentsia, S. Wijono, U [1] mengatakan bahwa mahasiswa yang memiliki optimisme tinggi tidak mudah putus asa dan terus berusaha untuk menyelesaikan skripsinya. Optimisme dapat ditingkatkan dengan kemampuan berpikir positif dalam diri mahasiswa supaya mahasiswa memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi dengan optimal. Dukungan dosen dan teman juga memliki peran penting terhadap peningkatan problem focused coping mahasiswa saat proses pengerjaan skripsi.
Seseorang yang optimis mempunyai pola pikir kepribadian yang lebih resilience dan kuat secara mental, mereka selalu punya harapan dan percaya hal baik akan menghampiri hidup mereka. Sikap optimis dapat membantu keluar dari masalah dan beban yang ada. Mahasiswi yang memiliki optimisme dan problem-focused coping yang tinggi dapat menemukan solusi untuk mengatasi hambatan [17].
Hasil perhitungan kategorisasi skor subjek memperlihatkan bahwa dari total 165 mahasiswa cenderung menggunakan problem-focused coping saat mengerjakan skripsi (16 mahasiswa yang memiliki problem focused coping sangat tinggi, 10 mahasiswa memiliki problem-focused coping dalam kategori tinggi, dan 83 mahasiswa/i memiliki problem-focused copingyang termasuk golongan sedang). Kecenderungan mahasiswi menggunakan problem focused-coping saat mengerjakan skripsi ditunjang optimisme yang cenderung tinggi (14 mahasiswa memiliki optimisme yang sangat tinggi, 11 mahasiswa optimismenya dalam kategori tinggi, dan 86 mahasiswa memiliki optimisme dalam kategori sedang). Analisis deskriptif ini mendukung hasil uji hipotesis. Peningkatkan optimisme adalah salah satu cara yang bisa dilakukan mahasiswa agar meningkatkan problem focused coping saat mengerjakan skripsi sehingga mampu mengerjakan skripsi dengan optimal. Tinggi rendahnya kategori menunjukkan sikap yang ditunjukkan mahasiswa dalam proses mengerjakan skripsi yaitu kemampuan dan keyakinan strategi mahasiswa dalam proses penyelesaian skripsi.
Limitasi pada penelitian ini adalah keterbatasan pengumpulan data dengan menggunakan google from sehingga tidak adanya pengawasan secara langsung dari peneliti yang menyebabkan kemungkinan mahasiswa tidak sungguh – sungguh dalam menjawab skala yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.416 dengan nilai signifikansi <.001 (<.0.05) sehingga kesimpulannya terdapat hubungan positif antara optimisme dengan problem focused coping pada mahasiswa psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil menunjukkan bahwasannya semakin tinggi optimisme yang dirasakan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, maka semakin tinggi pula problem focused coping yang dimilikinya. Sebaliknya, apabila optimisme rendah maka problem focused coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga semakin rendah.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini diharapkan bisa memberi implikasi bagi mahasiswa maupun dosen pembimbing skripsi. Mahasiswa membiasakan menggunakan problem focused coping saat menghadapi masalah. Bagi dosen pembimbing skripsi dapat membantu mahasiswa untuk membiasakan diri menggunakan problem focused coping selama proses penyusunan skripsi. Selain itu agar dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang berminat menelti problem-focused coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
References
- G. Khriste Dea Valentsia, S. Wijono, U. Kristen Satya Wacana, and J. Tengah, "Optimism Dengan Problem-Focused Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Tugas Akhir," 2020. [Online]. Available: https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
- N. T. Lumban Gaol, "Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional," Bul. Psikol., vol. 24, no. 1, pp. 1, 2016, doi: 10.22146/bpsi.11224.
- W. Listiana, "Hubungan Antara Optimisme dan Problem Focused Coping pada Mahasiswa SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi," 2009.
- J. D. Kresnawan, I. Hambali, and N. Hidayah, "Problem Focused Coping Skill untuk Mereduksi Stress Akademik Mahasiswa," J. Pendidik. Teor. Penelitian, dan Pengemb., vol. 6, no. 6, pp. 895, 2021, doi: 10.17977/jptpp.v6i6.14877.
- J. Andriyani, "Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema Psikologis," At-Taujih Bimbing. dan Konseling Islam, vol. 2, no. 2, pp. 37, 2019, doi: 10.22373/taujih.v2i2.6527.
- F. Meijon Fadul, pp. 6–15, 2019.
- P. A. Linley and S. Joseph, "Positive Change Following Trauma and Adversity: A Review," J. Trauma. Stress, vol. 17, no. 1, pp. 11–21, 2004, doi: 10.1023/B:JOTS.0000014671.27856.7e.
- L. N. Istiani, "Hubungan Antara Hope Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Penyusun Skripsi Angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang," Univ. Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, vol. 3, pp. 103–111, 2015.
- S. Maryam, "Strategi Coping," J. Konseling Andi Matappa, vol. 1, no. 2, pp. 101, 2017.
- A. N. A. Tuasikal and S. Retnowati, "Kematangan Emosi, Problem-Focused Coping, Emotion-Focused Coping dan Kecenderungan Depresi pada Mahasiswa Tahun Pertama," Gadjah Mada J. Psychol., vol. 4, no. 2, pp. 105, 2019, doi: 10.22146/gamajop.46356.
- N. Kholifah, "Hubungan Antara Optimisme Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi."
- B. G. El Roy and C. H. Soetjiningsih, "Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi: Apakah Terkait dengan Efikasi Diri Akademik?," Psikoborneo J. Ilm. Psikol., vol. 10, no. 4, pp. 644, 2022, doi: 10.30872/psikoborneo.v10i4.8773.
- A. Nurkahfi and E. Supraptiningsih, "Pengaruh Optimisme terhadap Strategi Coping," Bandung Conf. Ser. Psychol. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 2022, doi: 10.29313/bcsps.v2i1.1434.
- R. Ramadhani, "Hubungan antara optimisme dan dukungan sosial dengan coping stress pada mahasiswa keperawatan yang sedang menyusun skripsi di STIKES Muhammadiyah Samarinda," Motivasi, vol. 2, no. 1, pp. 11–16, 2014, [Online]. Available: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/15835
- Alfiyani, "Hubungan Optimisme Dengan Subjektive Well-Being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar Negri Di Jakarta Utara," 2017.
- A. Mukaromah, "Hubungan Antara Optimisme Dengan Adversity Pada Mahasiswa Psikologi Yang Sedang Menyusun Skripsi''.
- S. Safrilsyah, F. Zuhra, B. Barmawi, F. Fatmawati, M. Mohd Yusoff, and I. Ibrahim, "Optimism and Problem-Focused Coping on Students during The COVID-19 Pandemic," J. Psikol. Integr., vol. 10, no. 2, pp. 139, 2022, doi: 10.14421/jpsi.v10i2.2465.
- S. Kurniawan, A. N. Priyatama, and N. A. Karyanta, "Hubungan Konsep Diri dengan Optimisme dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS Relationship between Self Concept with Optimism in Preparation Thesis Among Students Of Psychology Medical Faculty Sebelas Maret University."
- M. Abdullah, "Metode Penelitian Kuantitatif," 2015.
- A. Syahza and U. Riau, "Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021," no. September. 2021.
- A. Tania, P. M. Bisnis, P. S. Manajemen, U. K. Petra, and J. Siwalankerto, "Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Pt . Dai Knife Di Surabaya," vol. 1, no. 3, 2013.
- R. A. Listiyandini, "Peranan Optimisme terhadap Resiliensi pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi," Pros. Konf. Nas. Peneliti Muda Psikol. Indones. 2016, no. July,