Study Of Muhammadiyah Studies
DOI: 10.21070/jims.v5i0.1576

Implementation of Teaching Religious Character Through School Culture to Grade 3 Students at Muhammadiyah Elementary School 2 Taman Sepanjang


Implementasi Pengajaran Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah pada Siswa Kelas 3 di Sekolah Dasar Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Teaching Religious Character School Culture

Abstract

The purpose of this study was to determine the implementation of teaching religious characters through school culture and to describe the supporting and inhibiting factors in the implementation of character teaching through school culture in third grade students of SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. This research method uses qualitative with ethnographic approach. Data analysis was carried out using Miles and Huberman's field analysis model. The results showed that the effort to implement the teaching of religious character through school culture was carried out with a habituation program by inviting all school members to work together in building a culture of religious character in the SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang school environment. Supporting factors in the implementation of teaching religious characters through school culture to students are supporting infrastructure, student enthusiasm, consistency of program implementation and application, norms, school rules and teachers who synergize and coordinate with each other. While the inhibiting factors are the students' willingness, the ability of the teacher to motivate students, limited time, the influence of friends and role models in the home environment.

Pendahuluan

Hampir setiap saat dikejutkan dengan berita tentang kenakalan remaja dan anak-anak. Realita tersebut menandakan bahwa telah terjadi degradasi moral. Keadaan ini menjadi pengingat kembali bagaimana tanggungjawab dalam dunia pendidikan, bagi sekolah dan pendidik dalam perannya sebagai pembentuk karakter peserta didik. Disaat mulai lemahnya karakter religius pada diri siswa di lingkungan pendidikan, ada satu sekolah yang berada di kota Sidoarjo yang memiliki visi sebagai sekolah yang unggul berprestasi dan berkarakter islami. Dengan adanya visi sekolah tersebutlah membentuk sebuah budaya sekolah yang berbasis islam sebagai upaya implementasi pengajaran karakter religius kepada siswa-siswinya yaitu, SD Muhammadiyah 2 Taman merupakan salah satu lembaga sekolah dasar tertua di wilayah Taman Sepanjang Kabupaten Sidoarjo. SD Muhammadiyah 2 Taman merupakan sekolah di bawah naungan Yayasan Pusat Cabang Muhammadiyah, dengan menerapkan nuansa berbasis Al Islam sebagai landasan pelaksanaan karakter religius kepada siswa siswinya. SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang sudah terakreditasi A di kota Sidoarjo. Hal ini membuktikan bahwa SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang telah melaksanakan mutu sekolah yang sebagaimana menjadi tujuan pendidikan nasional. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan dan prestasi bagi sekolah yang melaksanakan nilai-nilai karakter religius berbasis budaya sekolah islami.

Berdasarkan hasil dari observasi awal mengenai penerapan nilai-nilai karakter religius di SD Muhammadiyah 2 Taman telah mengintegrasikan ke dalam beberapa kegiatan pembiasaan seperti sholat dhuha berjamaah, muroja’ah, BTQ, hafalan Al Quran, sholat dhuhur berjamaah, program infaq, keteladanan yang ditunjukkan oleh warga sekolah seperti datang tepat waktu, mengucapkan salam ketika masuk ruangan, guru selalu menegur peserta didik ketika berbuat salah, kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta pengelolaan tata kelola ruangan yang rapi, bersih dan sistematis dengan tujuan agar suasana belajar menjadi kondusif. Menurut peneliti dari berbagai uraian tersebut menjadikan implementasi pengajaran karakter religius menjadi sangat penting, karena itulah menarik untuk mempertanyakan dan menelusuri sejauh mana sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengimplementasikan pengajaran nilai karakter. Dan bagaimana implementasi pengajaran karakter religius yang ada di sekolah SD Muhammadiyah 2 Taman. Sehingga peneliti timbul rasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian untuk meneliti lebih jauh. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pengajaran Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah Pada Siswa Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang”.

Berdasarkan latar belakang diatas fokus penelitian ini adalah: Bagaimana upaya sekolah dalam mengajarkan karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman? Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengajarkan karakter religius siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman? Berdasarkan fokus penelitiaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui impelementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah islami pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. Maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya sekolah dalam mengajarkan karakter religius dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat upaya pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah di SD Muhammadiyah 2 Taman.

Pendidikan karakter religius menjadi salah satu nilai dalam pendidikan karakter yang sangat diperlukan anak sebagai tolak ukur baik buruknya tingkah laku anak[1]. Menurut Badry dan Rahman karakter religius merupakan sikap yang mencerminkan kapasitas pemahaman terhadap ajaran agama yang dimanifestasikan dalam bentuk pengamalan dan membawa efek yang mencerminkan kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala[2].Melalui penanaman kepribadian religius diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan ilmu, menelaah, menginternalisasi dan melaksanakan nilai-nilai kepribadian religius, dan akhlak yang baik untuk diwujudkan ke dalam perilaku sehari-hari. Artinya, bahwa perilaku religius memiliki pengaruh dalam membawa peserta didik di sekolah untuk bertindak sesuai dengan moral dan etika. Kesimpulannya religius merupakan dimana sikap dan pandangan seseorang tentang ibadah kepasa Tuhan, orang tersebut patuh dengan ajaran agamanya. Karakter religius atau disebut juga dengan akhlaqul-karimah merupakan sikap seseorang yang ditandai dengan adanya keyakinan dan taat terhadap ajaran Alah dan diinternalisasikan ke dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Penanaman pendidikan karakter merupakan salah satu strategi dasar dari pengimplementasian nilai karakter religius yang dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah yang harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain, melibatkan metode, teknik, dan materi. Penanaman karakter religius di lingkungan sekolah, secara lebih terperinci dapat dilaksanakan melalui cara sebagai berikut [3]: 1) Pembiasaan, 2) Latihan atau demonstrasi, 3) Praktek, 4) Kompetisi, 5) Pengembangan bakat, 6) Teladan, 7) Perintah dan larangan, 8) Ganjaran dan hukuman. Adanya deskripsi dan indikator nilai religius akan mempermudah menyusun kegiatan yang akan disusun dalam melaksanakan nilai religius atau nilai agama di lingkungan sekolah. Adapun indikator pengajaran karakter religius menurut Sani dan Kadri adalah sebagai berikut [4]: 1) Mengajarkan ketauhidan, 2) Mendirikan sholat, 3) Mengajarkan dan membiasakan anak membaca Al Quran, 4) Menghormati dan menyayangi kedua orang tua dan guru, 5) Pengajaran tentang etikat umum.

Budaya sekolah dipandang sebagai cara hidup sekolah meliputi segala perbuatan yang dilakukan di luar sekolah dan di dalam ruangan yang mencerminkan, nilai, kepercayaan dan norma kerjasama sesama warganya, ada yang telah diwarisi turun-temurun, dan ada yang telah dibentuk oleh lingkungan dan warga sekolah itu sendiri. Budaya sekolah merupakan aturan pengontrol perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa budaya sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap proses pencapaian keberhasilan dalam pendidikan karakter. Dapat dimaknai juga bahwa pendidikan karakter mempunyai peran untuk menjadi bagian dalam budaya sekolah yang positif [5]. Adanya budaya sekolah menjadikan pengontrolan dan memberikan pengaruh pola perilaku seseorang agar tidak menyimpang terhadap kemungkinan terjadinya perilaku anomartif dari segi norma pendidikan. Jadi, budaya sekolah dapat diartikan sebagai adat istiadat atau kebiasaan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Budaya sekolah merupakan dasar cara bertindak itu adalah norma sosial, peraturan sekolah, dan kebijakan pendidikan di sekolah tersebut yang menjadikan sebuah ciri khas dalam sekolah.

Menurut ksyafril Nasukah, pembentukan budaya sekolah yang positif, mutlak diperlukan. Secara empiris, telah banyak bukti yang menunjukkan peran penting budaya sekolah yang positif pada sebuah intitusi pendidikan, baik bagi siswa maupun penyelenggara pendidikan (administrator) [6]. Sadidul Iqabe menyatakan bahwa semakin tinggi nilai-nilai budaya lokal maka akan membuat iklim sekolah semakin kondusif, hal ini disebabkan karena adanya pemeliharaan hubungan antar anggota organisasi yang sudah terbangun dengan kuat dan harmonis[7].Budaya sekolah menjadi acuan bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi sekolah adalah nilai, sikap atau perilaku, dan norma yang dimiliki oleh setiap warga sekolah dengan tujuan untuk membentuk karakter sekolah atau memberikan identitas bagi sekolah. Adapun indikator budaya sekolah adalah [8]: 1) Nilai, 2) Sikap atau perilaku, dan 3) Norma.

Budaya sekolah hadir dalam kurikulum sekolah merupakan suatu bentuk upaya dalam pengintegrasian dan penguatan nilai karakter siswa-siswanya, budaya sekolah diintegrasikan dan dilaksanakan dengan menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah, menciptakan keteladanan orang dewasa di lingkungan sekolah, melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah, mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi peserta didik melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah, mempertimbangkan norma, peraturan dan tradisi sekolah[9].

Memperhatikan penjelasan mengenai karakter, bahwa karakter dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih menekankan pada unsur pengaruh pikiran atau somatopsikis yang dimiliki seseorang sejak lahir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perkembangan karakter seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang khas ada pada orang yang bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan dan faktor lingkungan dimana seseorang tumbuh dan berkembang. Menurut Zubaedi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanaman karakter diantaranya [10]: 1) Faktor insting (naluri), 2) Adat/kebiasaan, 3) Keturunan, dan 4) Lingkungan atau milieu. Seperti yang dijelaskan oleh Maryanti dan Permana bahwa faktor yang mempengaruhi penanaman nilai karakter di sekolah pada siswa ialah faktor internal dan eksternal [11]. Faktor internal yaitu ialah faktor yang berasal dari diri sendiri seperti kemauan dan kebiasaan. Sementara faktor eksternal ialah faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan keluarga dan sekolah. Dari hal tersebut bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi karakter seseorang bisa berasal dari mana saja. Semua faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dalam segala sifat dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian empiris ini sangat penting bagi pemahaman guru dalam menanamkan pengajaran karakter religius pada siswa karena dengan karakter religius ini harapannya, guru dapat menghadapi serta memecahkan permasalahan yang sedang dialami dalam melaksanakan penanaman karakter moral yang sudah menjadi tanggung jawab bidang pendidikan di setiap sekolah. Pelaksanaan penelitian ini pula peran seluruh warga sekolah dan yang utama peran guru sebagai tenaga pendidik dalam menanamkan serta menumbuhkan karakter siswa. Karena sudah menjadi tugas sekaligus tanggungjawab sekolah yang sudah seyogyanya menjadikan karakter pada diri siswa sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan serta diharapkan bangsa. Penerapan budaya sekolah tersebut menjadikan siswa melihat, berpikir, mengamati, mempertimbangkan, dan menilai apakah yang yang dilakukannya itu baik atau tidak baik untuk dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya sekolah yang diterapkan SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang berdampak baik yang berarti para siswanya dapat memiliki karakter yang berdampak positif. Dalam pelaksanaan budaya sekolah yang dilakukan siswa dan melibatkan masyarakat dalam sekolah yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya saling bekerja sama dapat menjadikan siswanya memiliki karakter yang baik. Jika sekolah menanamkan budaya sekolah yang baik sejak awal dan terus-menerus dilakukan maka karakter tersebut akan terbentuk pada diri siswa.

Metode Penelitian

Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti “Implementasi Pengajaran Karakter Religius melalui Budaya Sekolah pada Siswa Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang” maka penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Hasil peneltian kualitatif lebih mengutamakan pada makna daripada membentuk sebuah gagasan. Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan etnografis untuk mendapatkan gambaran serta informasi secara mendalam tentang implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. Jenis pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis. Pendekatan etnografis adalah suatu penelitian kualitatif yang dijadikan maksud untuk meneliti budaya pada masyarakat yang tinggal di suatu daerah tertentu[12]. Etnografi menurut Creswell merupakan jenis penelitian kualitatif di mana peneliti mempelajari budaya kelompok di bawah kondisi alami melalui observasi dan wawancara [13]. Dalam dunia pendidikan, studi etnografi adalah studi tentang budaya yang ada dalam kelas tertentu yang dikenal sebagai kelas yang mempunyai keunikan tersendiri. Pendekatan dari studi etnografis ini mengutamakan penelitian budaya yang ada di kelompok tertentu.

Proses penelitian berlangsung, peneliti menghimpun data dan mendeskripsikan implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah islami pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian dalam waktu penelitian berlangsung. Adapun tujuan dari deskripsi penelitian ini, peneliti mengusahakan untuk memberikan gambaran objek yang dijadikan sasaran penelitian dengan menguraikannya dengan menggunakan kalimat. Unit analisis penelitian ini adalah budaya sekolah dan karakter disiplin.

Peneliti mengambil subjek penelitian dengan menggunakan tehnik sampling purposive. Sampling purposive merupakan teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu [14]. Sampling purposive yaitu narasumber diambil dari subjek yang dianggap lebih mengetahui, memahami dan mengalami langsung dalam pengembangan dan pelaksanaan implementasi karakter religius melalui budaya sekolah di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang, yaitu ada guru kelas III, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang al-islam, kepala sekolah, dan siswa. Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan ciri-ciri tertentu untuk memudahkan peneliti dalam menggali situasi yang diteliti. Adapun subjek tersebut memiliki ciri-ciri yang ditetapkan sebagai berikut:

  1. Siswa kelas III dengan kriteria sebagai kader perwakilan kelas.
  2. Siswa Siswi kelas III yang sedang mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang.

Jumlah subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 6 orang subjek yang merupakan perwakilan kelas pada jenjang kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dan mengungkapkan data yang ada di lapangan berupa fakta-fakta dan peristiwa yang berhubungan dengan implementasi pengajaran karakter religius siswa melalui budaya sekolah yang ada di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang.

Langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Mengamati Visi dan Misi SD Muhammadiyah 2 Taman.
  2. Mengamati tatanan lembaga di SD Muhammadiyah 2 Taman.
  3. Mengamati proses habitulasi, penananaman dan kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah 2 Taman.
  4. Mengamati peran kepala sekolah, waka kesiswaan, bidang Al islam dan guru kelas III dalam menanamkan karakter religius di lingkungan SD Muhammadiyah 2 Taman.
  5. Mengamati sikap dan perilaku siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman.

Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan Teknik wawancara jenis in-dept interview adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya [16]. Metode wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang bagaimana implementasi karakter religius melalui budaya sekolah, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menanamkan karakter religius siswa. Dalam pelaksanaan wawancara penelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu kepala sekolah, bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang al-islam, guru kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman. Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi atau data tentang implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah islami pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman.

Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini guna memperoleh data berupa foto mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan penanaman karakter religius melalui budaya sekolah yang ada di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. Untuk memperoleh data tersebut, dalam pengambilan gambar dilakukan oleh peneliti sendiri secara langsung dan meminta bantuan oleh pihak lain, dan adapun beberapa gambar yang diambil merupakan dokumen dari sekolah.

Pengecekan keabsahan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dan member check. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber untuk mengecek kredibilitas dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber [15]. Member check merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (informant)[16].

Teknikanalisis data dalam penelitian ini meliputi kegiatan pengklarifikasian data dan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan menyusun kesimpulan data yang telah diperoleh secara naratif (cerita). Pengamatan tentang pengimplementasian pembelajaran keterampilan dapat diketahui melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait, yaitu kepala sekolah, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang al-islam dan siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman. Dalam mengelola data kualitatif, Untuk menarik kesimpulan yang valid, analisis data penelitian ini mengacu pada pandangan Miles dan Huberman. Proses analisis data menggunakan tiga langkah: (1) Reduksi data dan (2). Menarik data presentasi dan (3) Kesimpulan[17].

Reduksi data dilakukan peneliti untuk memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, serta menginformasikan data yang diperoleh di lapangan, setelah sebelumnya dirangkum dan diseleksi untuk bisa dimasukkan kedalam tema dan fokus penelitian ini yaitu implementasi karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. Data yang telah direduksi selanjutnya disajikan sudah berupa narasi yang bermakna, sehingga mendapatkan informasi yang dapat dijadikan kesimpulan sementara yang berupa tema penelitian ini yaitu implementasi karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. kemudian mencoba untuk menarik kesimpulan. Pada awal penelitian kesimpulan yang dapat ditarik bersifat abstrak, tetapi selanjutnya semakin jelas seiring dengan data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung. Dari kegiatan analisis diatas akan terus berlangsung selama dilakukannya penelitian, karena analisis adalah kegiatan yang berlanjut dari awal hingga akhir penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan teknik purposive sampling terhadap 11 orang subjek kunci yang dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang. Subjek yang diwawancarai secara mendalam dengan nama menggunakan inisial sebagai berikut:

Waktu wawancara dan observasi

No Inisial NamaSubjek Status Subjek Waktu Wawancara Waktu Observasi
1. FM Kepala Sekolah 5 April 2022 5 April 2022
2. FH Guru Kelas III 16 Maret 2022 18 Maret 2022
3. HDW Waka Kesiswaan 15 Maret 2022 17 Maret 2022
4. EM Bidang Al-Islam 16 Maret 2022 16 Maret 2022
5. AYP Waka Kurikulum 8 Maret 2022 10 Maret 2022
6. ASUS Siswa Kelas III 30 Maret 2022 4 April 2022
7. AOS Siswa Kelas III 30 Maret 2022 4 April 2022
8. BANR Siswa Kelas III 30 Maret 2022 5 April 2022
9. IAS Siswa Kelas III 30 Maret 2022 6 April 2022
10. MSP Siswa Kelas III 30 Maret 2022 6 April 2022
11. DMD Siswa Kelas III 30 Maret 2022 6 April 2022
Table 1.Waktu wawancara dan observasi

Hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi akan terlampir pada lembar lampiran, namun pada sub bab deskripsi penemuan ini peneliti akan mendeskripsikan ringkasan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Hasil wawancara dan Observasi Implementasi Pengajaran Karakter Religius melalui Budaya Sekolah pada Siswa Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang terdapat 8 indikator wawancara untuk mengetahui pengajaran yang diterapkan subjek dalam menumbuhkan karakter religius dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapannya.. Kedelapan indikator tersebut yakni nilai, sikap atau perilaku, norma, mengajarkan ketauhidan, mendirikan sholat, mengajarkan dan membiasakan membaca Al-Qur’an, menghormati dan menyayangi orangtua serta guru, pengajaran etiket umum. Kemudian diuraikan menjadi sub indikator, namun peneliti akan mendeskripsikan kedelapan indikator tersebut pada 5 subjek sebagai berikut:

  1. Nilai
  2. Sikap atau perilaku
  3. Norma
  4. Mengajarkan ketauhidan
  5. Mendirikan sholat
  6. Mengajarkan dan membiasakan membaca Al-Qur’an
  7. Menghormati dan menyayangi orangtua serta guru
  8. Pengajaran etiket umum

b. Implementasi Pengajaran Karakter Religius melalui Budaya Sekolah Pada Siswa Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang

SD Muhammadiyah 2 Taman mewujudkan proses pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran dengan cara menerapkan nilai-nilai islami. SD Muhammadiyah 2 Taman memiliki visi unggul dalam prestasi akademik dan non-akademik yang berwawasan islami, serta misi penanaman, pemahaman, dan pengamalan terhadap nilai-nilai islami kepada seluruh warga sekolah. melaksanakan pengamalan norma-norma agama dalam bentuk keagaamaan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya upaya peningkatan norma-norma agama untuk memperdalam dan menambah pengetahuan agama siswa maupun seluruh warga sekolah dengan kegiatan pembinaan ibadah, pembinaan mengaji atau kajian, dan pembinaan akhlak yang baik. siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman mempunyai sikap atau perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter religius. Terlihat dari sikap kemandirian dan kesadaran para guru karyawan dan siswa ketika melaksanakan kegiatan pembiasaan pengamalan nilai-nilai keagamaan yang biasa dilakukan disetiap harinya.

Pembahasan

1. Budaya Sekolah SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah 2 Taman mewujudkan proses pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran dengan cara menerapkan nilai-nilai islami. SD Muhammadiyah 2 Taman memiliki visi unggul dalam prestasi akademik dan non-akademik yang berwawasan islami, serta misi penanaman, pemahaman, dan pengamalan terhadap nilai-nilai islami kepad seluruh warga sekolah. melaksanakan pengamalan norma-norma agama dalam bentuk keagaamaan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya upaya peningkatan norma-norma agama untuk memperdalam dan menambah pengetahuan agama siswa maupun seluruh warga sekolah dengan kegiatan pembinaan ibadah, pembinaan mengaji atau kajian, dan pembinaan akhlak yang baik. siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman mempunyai sikap atau perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter religius. Terlihat dari sikap kemandirian dan kesadaran para siswa ketika melaksanakan kegiatan pembiasaan pengamalan nilai-nilai keagamaan yang biasa dilakukan disetiap harinya.

2. Pengajaran Karakter Religius Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang

a. Mengajarkan ketauhidan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah 2 Taman telah mengupayakan menanamkan karakter religius dengan cara mengajarkan ketauhidan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman melalui pengintegrasian mata pelajaran ISMUBA, seperti pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dan Tarikh Islam, kedua mata pelajaran tersebut bertujuan memberikan kemampuan dasar pada siswa tentang rukun iman, rukun islam dan Ke-Esa-an Allah sehingga dapat menjadikan siswa menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Selain kedua mata pelajaran tersebut, pada pengembangan diri di kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman siswa diajarkan mengenal ciptaan Tuhan dan mengajarkan kewajiban sebagai umat manusia. Upaya lain yang ditanamkan oleh SD Muhammadiyah 2 Taman dalam mengajarkan ketauhidan yakni dengan kegiatan pembiasaan di kehidupan sehari-hari. Siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman melaksanakan pembiasaan sholat sunnah, sholat berjamaah. Pada pelaksanaan pembelajaran maupun pada pelaksanaan sholat dhuhur berjamaah, guru-guru di SD Muhammadiyah 2 Taman selalu menyelipkan pesan-pesan ketauhidan pada siswa.

b. Mendirikan sholat

Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman melaksanakan program kegiatan yang diterapkan oleh SD Muhammadiyah 2 Taman sebagai upaya membiasakan siswa untuk mendirikan shalat. Hal itu terbukti dengan adanya divisi bidang Al-Islam yang memiliki program kegiatan pembiasaan dan pembinaan ibadah sholat. Program pembiasaan sholat diterapkan melalui pembiasaan sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, dan sholat jum’at berjamaah. Pembiasaan sholat dhuha dikerjakan setiap pagi yang dilaksanakan di kelas masing-masing sebelum pembelajaran dimulai. Pembiasaan sholat dhuhur berjamaah dan sholat jum’at dilaksanakan di aula, dalam pelaksanaan sholat dhuhur berjamaah siswa kelas III secara bergantian berperan langsung sebagai imam, muadzin, iqomah, dan memimpin dzikir. Pada bulan Ramadhan SD Muhammadiyah 2 Taman mengajarkan siswanya sholat idul fitri malalui kegiatan simulasi sholat idul fitri di halaman sekolah. Program kegiatan pembinaan ibadah sholat di SD Muhammadiyah 2 Taman yaitu adanya team teaching yang bertugas untuk membimbing gerakan dan bacaan sholat yang benar. Pembinaan ibadah tidak hanya untuk siswa, tetapi pembinaan ibadah juga untuk guru karyawan di SD Muhammadiyah 2 Taman hal itu ditujukan sebagai bekal bapak ibu guru dalam membimbing siswa-siswanya.

c. Mengajarkan dan membiasakan anak membaca Al Quran.

Hasil penelitian menunjukkan SD Muhammadiyah 2 Taman berupaya mengajarkan dan membiasakan siswanya untuk membaca Al-Qur’an. Hal tersebut terbukti di SD Muhammadiyah 2 Taman mempunyai program khusus yaitu program peningkatan BTQ siswa, murojaah pagi di kelas masing-masing, murojaah live yang didamping oleh team teaching, dan literasi Al-Qur’an. Setiap jenjang kelas terdapat klasifikasi surah. Jenjang kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman Kecamatan Sepanjang Kabupaten Sidoarjo siswa membaca surah At-Tin, Al-Insyirah dan Al-Qadr. Setiap siswa dibekali buku metode tajdied juz 30, buku dan buku prestasi siswa untuk catatan hasil hafalan surah-surah pendek siswa. Tidak hanya pada siswa, tetapi ada program khusus yang diperuntukkan kepada bapak ibu guru di SD Muhammadiyah 2 Taman sebagai bekal membimbing siswanya dalam mengajarkan dan membaca Al-Qur’an, program tersebut dinamakan MUMTAZ mengaji.

d. Menghormati dan menyayangi kedua orang tua dan guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengimplementasian karakter religius dilakukan dengan mengajak siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman untuk bersikap saling menghormati dan saling menyayangi kepada orangtua dan guru. Siswa diajarkan untuk menghormati dan menyayangi kedua orangtua dan gurunya, hal tersebut ditunjukkan siswa ketika sikapnya mengindahkan perintah maupun aturan yang diberikan oleh orangtuanya ketika di rumah maupun ketika di sekolah dengan bapak ibu guru. Selain itu, ditunjukkan siswa sikapnya ketika berpamitan dengan orangtuanya, dengan mengucapkan salam. Berbicara dan bersikap sopan kepada orangtua dan bapak ibu guru.

e. Pengajaran tentang etiket umum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengimplementasian karakter religius dilakukan dengan mengajarkan siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Taman tentang etiket umum. Siswa diajarkan untuk bertutur kata yang baik pada semua pihak, siswa dibiasakan untuk mengucap salam dan menjawab salam, mengajak siswa untuk membangun budaya positif dari kegiatan pembiasaan adab-adab yang baik, mengajak siswa untuk saling mengingatkan kepada hal-hal yang baik. Bertutur kata baik yang diucapkan oleh siswa pada guru ditunjukkan dengan penggunaan bahasa dan kalimat yang baik, mengucap salam dan menjawab salam ditunjukkan oleh siswa ketika bertemu dengan bapak ibu guru di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, membangun budaya positif ditunjukkan oleh bapak ibu guru dan siswa, bapak ibu guru SD Muhammadiyah 2 Taman selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya dari pembiasaan adab yang baik seperti makan minum sambil duduk, membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi dan sopan, menata sepatu di rak, dll. Selain itu siswa memiliki sikap saling mengingatkan kepada hal-hal yang baik, hal tersebut ditunjukkan pada saat temannya sedang berbuat suatu kesalahan seperti membuat gaduh di kelas, berkata kotor, antar siswa saling mengingatkan untuk selalu memiliki adab yang baik.

f. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Pengajaran Karakter Religius SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam implementasi karakter religius melalui budaya sekolah siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman yaitu sarana dan prasarana yang mendukung, antusias siswa, bapak ibu guru karyawan yang saling bersinergi, koordinasi, proaktif, serta adanya nilai-nilai islami yang terdapat pada visi misi sekolah dan tata tertib sekolah untuk menanamkan karakter religius pada diri siswa sehingga siswa terbiasa untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, sebagai pelajar yang mempunyai akhlak yang baik kepada sesama teman, orangtua, bapak ibu guru dan orang lain sehingga memudahkan proses implementasi karakter religius melalui budaya sekolah. Faktor penghambat dalam implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang adalah ada pada kemauan siswa, kemampuan guru memotivasi siswa-siswi, pengaruh teman, waktu di sekolah yang terbatas, semangat bapak ibu guru dan lingkungan rumah. Untuk mengatasi kendala yang ada terkait dengan upaya implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa, guru kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman mengaku bahwa pihaknya melakukan pendekatan dengan siswa-siswanya dengan cara terus menerus mengingatkan, memberikan nasehat-nasehat, dan memberi dukungan pada siswa yang bersangkutan karena sekolah merupakan satu kesatuan lembaga yang harus saling mendukung dalam upaya menanamkan karakter religius dalam diri siswa.

Simpulan

Implementasi pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang dilakukan dengan cara mengajak semua pihak warga sekolah untuk saling bersinergi membangun budaya religius melalui beberapa pengajaran program khusus yang telah menjadi kegiatan rutinitas sekolah dalam bidang akademik maupun non akademik yaitu pembinaan ibadah, pembinaan adab, program peningkatan BTQ siswa, literasi Al-Qur’an juz 30, murotal live pagi, pembiasaan sholat dhuha, pembiasaan sholat dhuhur, sholat jum’at berjamaah, murotal live pagi, kegiatan sambut salam, pengimpelementasian melalui mata pelajaran ISMUBA, dan program MUMTAZ mengaji untuk guru dan karyawan. Faktor pendukung dalam pengimplementasian pengajaran karakter religius melalui budaya sekolah pada siswa kelas III di SD Muhammadiyah 2 Taman Sepanjang yaitu sarana dan prasarana, antusias siswa, bapak ibu guru karyawan yang saling bersinergi, koordinasi, proaktif, serta adanya nilai-nilai islami yang terdapat pada visi misi sekolah dan tata tertib sekolah untuk menanamkan karakter religius pada diri siswa. Sedangkan faktor penghambat ada pada kemauan siswa, kemampuan motivasi guru kepada siswa, pengaruh teman, waktu di sekolah yang terbatas, semangat bapak ibu guru dan peneladanan di lingkungan rumah.

Pada penelitian selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis dapat menambahkan tingkatan kelas lain, misalnya kelas IV sehingga dapat diperoleh perbedaan pengimplementasian pengajaran karakter pada siswa yang memiliki tingkatan kelas berbeda.

References

  1. U. Sabrina, S. Ardianti, and D. Ermawati, “Kendala dalam Menumbuhkan Karakter Religius Anak Usia Sekolah Dasar Selama Pandemi Covid 19,” Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 3, no. 5, pp. 3079–3089, 2021, [Online]. Available: https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1233.
  2. I. M. S. Badry and R. Rahman, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Nilai Karakter Religius,” An-Nuha, vol. 1, no. 4, pp. 573–583, 2021, doi: 10.24036/annuha.v1i4.135.
  3. Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai - Karakter : Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Cetakan-3. Jakarta: Raja Grafindo Pers, 2014.
  4. Ridwan Abdullah Sani & Muhammad Kadri, PENDIDIKAN KARAKTER: Mengembangkan Karakter Anak yang Islami, Cetakan Pe. Jakarta: BUM, 2016.
  5. Daryanto and H. Tarno, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2015.
  6. F. Silkyanti, “Analisis Peran Budaya Sekolah yang Religius dalam Pembentukan Karakter Siswa,” Indones. Values Character Educ. J., vol. 2, no. 1, p. 36, 2019, doi: 10.23887/ivcej.v2i1.17941.
  7. B. Nasukah, “Budaya Sekolah Sebagai Hidden Curriculum Pembentuk Karakter Lulusan Lembaga Pendidikan Islam,” Din. J. Kaji. Pendidik. dan Keislam., vol. 2, no. 1, pp. 52–85, 2017, doi: 10.32764/dinamika.v2i1.130.
  8. S. Iqabe, “Kepemimpinan Berbasis Nilai Dalam Membangun Iklim,” J. Adm. Pendidik., vol. 24, no. 2, pp. 89–103, 2017, doi: 10.17509/jap.v24i2.8297.
  9. N. Khamalah, “Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah,” J. Kependidikan, pp. 208–213, 2017.
  10. Kemendiknas, Pedoman Sekolah Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Jakarta: Kemendiknas, 2010.
  11. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.
  12. T. Maryanti and H. Permana, “IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( Studi Deskriptif Di Kelas III SDN 3 Cinunuk Kec . Wanaraja ) caXra : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar,” vol. 02, no. 01, pp. 64–69, 2022.
  13. Sugiyono, METODE PENELITIAN: Kualitatif, Kuantitatif, R&D. (Edisi Revisi). Jakarta: Alfabeta, 2016.
  14. J. W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, 3rd ed. Jakarta: Yayasan Mitra Netra, 2019.
  15. Prof. Dr. Sugiyono, METODE PENELITIAN KUALITATIF (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif, dan konstruktif), 3rd ed. Bandung: Alfabeta, 2018.
  16. Sugiyono, METODE PENELITIAN: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.
  17. Matthew B. Miles; A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif : Buku SumberTtentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press, 2014.