Abstract
This Reaserch is motivated by the phenomenom of Covid-19 volunteers who expeinece altruistic behavior problems. This reaserch doing to know the positive relationship between religiosity and altruistic behavior in Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo volunteers. The hypothesis proposed by the researcher is that there is a positive relationship between religiosity and altruistic behavior in Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo volunteers. the quantitative method was chosen by researcher to achieve the objectives of this study. Responden in this study were taken based on Isaac and Michael’s scale table with 5% of the population 226 taken into 139 research subjects. This study used an altruistic behavior scale and religiosity scale. The results of the product moment analysis showed that the rxy correlation coefficient was 0,268 with a significance of 0,001 (P< 0,05) meaning that there was a significance positive relationship between altruistic behavior and religiosity in Covid-19 volunteers of Muhammadiyah Sidoarjo. The effective Contribution of religiosity was 6,5 % towards altruistic behavior. that there are 93,5 % of other factor that influence outside the religiosity variable.
Pendahuluan
Bencana dikategorikan menjadi dua yaitu bencana alam dan bencana non-alam. Dan yang bukan berasal dari alam ini diakibatkan oleh adanya serangkaian kejadian seperti adanya gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan wabah penyakit [1]. Salah satunya bencana yang terjadi di Indonesia berasal dari bencana yang bukan dari alam ini berjenis wabah atau virus yang berawal dari negara Cina kemudian masuk keseluruh wilayah Indonesia. Virus yang menggegerkan masyarakat yang ada di Indonesia dan negara didunia tersebut bernama Covid-19 (Corona Virus Disease 2019).Virus ini berasaldari dikota wuhan negara Cina yang diketahui pada akhir tahun, tepatnya pada bulan Oktober 2019 [2]. Wabah atau virus ini juga menyerang Indonesia dan seluruh wilayah yang ada di negara Indonesia. Wabah ini juga termasuk ke dalam bencana yang bersifat non-alam, dengan sebaran dari penyakitnya terbilang cepat dan masif sehingga dapat mengancam dan mengganggu pada kehidupan masyarakat yang dimana didalam masyarakat itu sendiri terdapat seseorang maupun sekelompok orang yang membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan ialah seorang relawan.
Relawan merupakan sebuah sosok yang melaksanakan tugasnya yaitu membantu orang lain dengan senang hati tanpa mengharapkan imbalan apapun [3]Tingginya angka kasus virus tersebut yang ada di Sidoarjo membuat beberapa organisasi yang tergabung dalam organisasi agama islam yang bernama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah yang ada disidoarjo untuk membuat badan otonom yang beranggotakan relawan dalam penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun wabah covid-19,bernama MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) dan MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) tingginya kasus virus tersebut membuat relawan mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai macam aktivitas seperti membantu dibidang medis, dapur umum, dan pemulasaran jenazah Covid-19 serta dibidang lainnya[4]. Hal ini dikarenakan relawan berkaitan langsung dengan orang yang berada dizona virus tersebut. Salah satu yang membuat relawan mau melakukan hal ini atau menolong orang lain merupakan sebuah tidakan yang tertuang didalam Al-Quran khususnya pada surat Al-Maidah ayat: 2. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT telah bersabda sebagai berikut dengan arti: “Dan tolong menolonglah kamu dalam melaksanakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, dan sesungguhnya amat berat siksaNya”. Perilaku tolong menolong tersebut yang dilakukan dalam kebaikan tersebut didalam islam tidak dapat dihapuskan karena islam sendiri memberi tahu umatnya agar saling tolong menolong antar sesama umat beragama[5]
Agama atau religiusitas menurut Glock dan stark adalah bagaimana seseorang mengkonsep sebuah agama dan berkomitmen terhadap adanya agama tersebut yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman individu tentang agama yang diyakininya[6]. Religiusitas sendiri diwujudkan dengan melalui dimensi-dimensi yang ada dalam religiusitas seperti: dimensi keyakinan yang ditunjukkan dengan kepercayaan akan tuhan, pelaksanaan agama yang ditunjukkan melalui kegiatan ibadah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya, dimensi pengalaman ditunjukkan dengan adanya perasaan dekat akan tuhan, dimensi pengetahuan ditunjukkan melalui pengetahuan yang dimilikinya tentang ajaran agama yang dianutnya dan dimensi effect ditunjukkan melalui perilaku yang muncul akibat dukungan dari ajaran agama yang dianutnya seperti adanya perilaku altruistik yang dimiliki oleh relawan dalam membantu korban bencana atau wabah[7]
Altruisme sendiri dapat diartikan sebagai suatu tindakan prososial dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan yang dimiliki orang lain tanpa adanya kesadaran akan suatu imbalan atau balasan dari orang yang ditolongnya[8]. Dan yang menjadi contoh dalam perilaku altruisme ini misalnya adalah kepedulian relawan dari ortonom Muhammadiyah dalam membantu orang-orang yang terdampak virus covid-19 yang dengan senang hati dan sukarela mau membantu tanpa mengharapkan imbalan apapun. Adapun faktor-faktor yang membuat seseorang dapat melakukan tindakan altruisme disebutkan dalam pemaparan yang disebutkan oleh Myers ( yaitu: (1) Faktor yang memiliki pertimbangan dari pengaruh-pengaruh dari dalam diri (internal) terhadap keputusan yang diambil untuk menolong, hal ini juga masuk dalam cara untuk menggambarkan keadaan, keadaan diri yang berasal dari hati, pencapaian dari penghargaan, serta empati yang dimiliki seseorang. (2) Faktor eksternal juga memiliki pengaruh dalam kegiatan menolong seseorang seperti jenis kelamin, adanya kesamaan karakter, hubungan yang dekat, dan daya tarik antara penolong dan yang ditolong, orang yang berada di tempat kejadian, adanya perbedaan waktu, lingkungan dan antribusi. (3) Faktor personal yaitu pertimbangan sifat yang dimiliki oleh penolong, hal ini melingkupi dari kepribadian yang dimiliki, jenis kelamin dan tingkatan religiusitas yang dimilikinya (kepercayaan religius). Myers menjelaskan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi altruisme adalah religiusitas[9]
Dalam kehidupan relawan tanggap bencana secara umum maupun relawan covid-19, relawan mau membantu orang lain pada saat wabah ini berlangsung karena adanya dukungan dari ajaran agama yang dianutnya, contohnya relawan yang memahami dan mengetahui ajaran dalam agamanya dia dengan senang hati atau tulus akan membantu korban yang ada pada saat itu juga, begitupun setelah dia mengetahui langsung korbannya pasti perasaan empati atau simpati yang ada dalam dirinya akan mendorong relawan tersebut untuk membantu korban tersebut (rizaq,2019). Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Myers altruisme adalah kesediaan meningkatkan kesejahteraan orang lain (menolong) dengan niat semata-mata hanya untuk membantu (niat tulus) tanpa mengharap suatu imbalan[10]. Terkadang ada relawan rela melaksanakan apapun agar bisa ikut berkontribusi pada misi-misi kemanusiaan. begitupun ( menyebutkan bahwa meningkatnya moral yang dimiliki remaja memiliki akibat meningkat pula perilaku prososial. Remaja yang memiliki tindakan prososial yang meningkat ditunjukkan dengan perilaku remaja tersebut mengalami perkembangan moral dalam proses kehidupannya. Semakin meningkat moral yang dimiliki oleh remaja maka semakin meningkat pula tingkat religiusitas pada remaja tersebut. Hasil pemaparan dan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa religiusitas memiliki peranan yang sangat penting dalam memotivasi perilaku altruistik pada diri seseorang. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengungkap hubunganantara religiusitas dengan perilaku altruistik pada relawan Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitia kuantitatif keorelasional merupakan sebuah penelitian yang pengumpulan datanya berbentuk angka dan dianalisis dengan statistik yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah hubungan antar dua variabel atau lebih[11]. Penelitian ini melibatkan Relawan Covid-19 uhammadiyah SIdoarjo yaitu relawan MDMC dan MCCC dengan populasi berjumlah 226 relawan. Dalam pengambilan sampel, peneliti merujuk pada tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% sehingga didapatkan sampel sebanyak 139 relawan dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan menggunakan skala psikologi dengan model skala Likert. Skala religiusitas Glock and Stark, menggunakan skala yang diadaptasi dari Juma’ati dengan nilai validitas 0.780 dan reliabilitas 0.931. Sedangkan skala perilaku altruistik dari teori Myers menggunakan skala yang diadaptasi dari Juma’ati dengan nilai validitas 0,867 dan reliabilitas 0,942. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik korelasi pearson (product moment) melalui program komputer SPSS 22.0 for windows.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diatas, penelitian ini memperlihatkan nilai koefisien korelasi (rᵪᵧ) 0,268 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,001<0,05 (lebih kecil dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diperoleh peneliti diterima, yaitu adanya hubungan yang positif antara religiusitas dengan perilaku altruistik pada relawan covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat religiusitas relawan maka tinggi pula tingkat altruistik relawan tersebut. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat religiusitas relawan tersebut maka semakin rendah juga tingkatatan altruistik pada relawan covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa religiusitas dapat dinyatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi altruistik pada relawan covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo dengan sumbangan efektif nilai adjust R dari variabel Religiusitas sebesar 6,5 %. Hal ini selaras dengan McCullough & Willoughby (2009) yang menyatakan bahwa religiusitas secara efektif dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena dalam ajaran agama terdapat aturan-aturan pasti mengenai ha-hal yang boleh dilakukan maupun tidak boleh dilakukan. Sehingga individu memiliki pedoman pasti dalam berkomitmen pada keyakinan diri dalam mengatur, mengontrol, dan menentukan arah tujuannya.
Begitupun dengan pemaparan dari Nasution yang mengatakan agama mempunyai makna adanya ikatan yang ditaati dan dipatuhi manusia. Ikatan tersebut adalah sebuah dorongan yang lebih besar daripada manusia dalam kekuatan yang tidak terlihat serta tidak dilihat oleh panca indra, tapi memiliki kendali yang besar dalam kehidupan individu dalam kehidupan bermasyarakat [12]. Agama sendiri memotivasi dan mendukung penganut untuk bersikap baik dan memiliki tanggung jawab atas segala sikap dan tindakan yang diperbuat, dan lebih tekun lagi dalam berusaha memperbaiki diri agar dapat menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain disini adalah ketika seseorang mempunyai nilai keagamaan yang bagus atau religiusitas yang baik maka akan memndorong seseorang untuk mempunyai perilaku yang baik hal ini dicontohkan melalui perilaku menolong yang dilakukan oleh relawan covid-19 Muhammadiyah sidoarjo yang menolong penyintas covid-19 tanpa menghiraukan resiko yang dihadapi dan tidak mengharapkan imbalan dari orang lain.Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Myers bahwa meningkatkan kesejahteraan orang lain dengan niat yang tulus dan mengedepankan kebutuhan orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun[13].
Berdasarkan hasil analisis data juga memperoleh hasil hasil kategorisasi relawan yang mempunyai tingkat religiusitas tinggi adalah 34 orang atau 24,5% dan sangat tinggi 14 atau 10% orang, religiusitas sedang sebanyak 46 orang atau 33% dan sisanya masuk kedalam kategori renda dan sangat rendah. Sedangkan untuk tingkatan altruisme sendiri relawan yang mempunyai tingkat altruistik yang tinggi sebanyak 32 orang atau 23% dan yang mempunyai tingkat altruistik sangat tinggi sebanyak 8 orang atau 6% dan 59 orang memiliki altruisme yang sedang atau sebanyak 42,4% dengan sisa jumlah orang yang memiliki tingkat altruisme rendah atau sangat rendah, dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar relawan mempunyai religiusitas yang bagus dengan masuk kategaori sangat tinggi, tinggi dan sedang. Sedangkan perilaku altruistik yang dimiliki relawan tersebut dicerminkan dengan adanya relawan yang mempunyai sikap altruistik yang bagus yang ditunjukkan dengan jumlah relawan yang memiliki perilaku altruisme yang sangat tinggi dengan jumlah relawan 8 orang dan 32 relawan yang mempunyai altruistik yang tinggi dan 59 relawan yang mempunyai altruisme yang sedang. hal ini dapat dilihat pada saat terjadinya wabah covid-19 yang dimana para relawan membantu para penyintas atau yang terdampak covid dengan mempertimbangkan kemampuan diri dengan mengatur standard dan tujuan yang akan dicapainya. Sehingga relawan mampu bereaksi positif dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi.
Hasil kategorisasi penelitian ini memperlihatkan jumlah relawan yang memiliki keseluruhan religiusitas yang sangat tinggi yaitu 100% dari 139 relawan dan tidak ada relawan yang memiliki religiusitas rendah maupun sangat rendah, hal ini memperlihatkan bahwa relawan covid-19 Muhammadiyah sidoarjo mempunyai religiusitas sangat tinggi dengan nilai keyakinan relawan terhadap agamanya juga tinggi, dan membuat ajaran agamanya sebagai pengetahuan dan petunjuk dalam menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Myers, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku altruisme adalah religiusitas.
Berdasarkan uraian diatas sama dengan apa yang dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Khoirun, yang menyebutkan bahwa “seorang santri yang memiliki religiusitas yang baik dia akan melakukan tindakan altruistik dengan baik pula contohnya santri yang ada dipondok pesantren dia akan melakukan apa yang menjadi titah dari seorang kiai atau alim ulama serta sesama santri yang ada di pondok tersebut karena santri adalah sosok yang beragama dan memiliki kekerabatan yang baik dilingkungannya sehingga jiwa menolong yang dimiliki santri tersebut juga tinggi” [14], sehingga perihal menolong yang dimiliki tersebut menjadi contoh dalam peranannya sebagai yang beragama dan melakukan tindakan altruisme dalam pondok tersebut [15]begitupun relawan Covid-19 Muhammadiyah mereka menolong orang lain berdasarkan ketukan dari hati mereka dan berdasarkan perintah dari allah SWT yang dijelaskan dalam ajaran agama islam.
Simpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu adanya hubungan yang positif antara religiusitas dan perilaku altruistik pada relawan Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis yang memiliki koefisien relasi yang kuat, yakni r ᵪᵧ sebesar 0,268 dengan signifikansi (p) sebesar 0,001 < 0,05 atau (lebih kecil dari 0,05). Hal ini diartikan dengan semakin tinggi religiusitas pada relawan Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo maka semakin tinggi pula perilaku altruistiknya. Begitu pula sebaliknya bila semakin rendah religiusitas relawan Covid-19 Muhammadiyah Sidoarjo maka semakin rendah pula perilaku altruistik yang dimilikinya. Dan sumbangan efektif dari variabel X (religiusitas) terhadap variabel Y (altruistik) adalah sebesar 6,5 %.
References
- W. Maulidiniah, “Hardiness pada relawan muhammadiyah disaster management center (mdmc) jawa timur yang terlibat pada respon bencana gempa bumi di ntb skripsi,” no. Mdmc, 2019.
- Nadhea, “ALTRUISME PADA RELAWAN MUHAMMADIYAH COVID-19 COMMAND CENTER (MCCC) SURAKARTA,” Liq. Cryst., vol. 21, no. 1, pp. 1–17, 2020.
- T. Sakinah, “Altruisme Pada Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Skripsi Tazkiyatus Sakinah Program Studi Psikologi,” Digilib.Uinsby.Ac.Id, 2018.
- R. Ariani, Ragam Penanganan dan Pencegahan COVID-19 di Rumah Sakit dan Klinik Primer. 2020.
- M. F. Khotimah, “Hubungan Religiusitas Dan Altruisme Pada Santri Pondok Pesantren Dimediasi Oleh Kebersyukuran,” pp. 15–18, 2021, [Online]. Available: https://eprints.umm.ac.id/78251/.
- Z. Setyawati and E. R. Kustanti, “Hubungan Antara Religiusitas Dalam Perspektif Islam Dengan Altruisme Pada Siswa Sma Ky Ageng Giri,” J. Empati, vol. 10, no. 03, pp. 194–200, 2021, [Online]. Available: http://eprints.undip.ac.id/73478/.
- Setyanto.G.I, “HUBUNGAN TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SANTRI DI PONPES FUTUHIYYAH MRANGGEN KAB.DEMAK,” Ekp, vol. 13, no. 3, pp. 1576–1580, 2015.
- J. D. Putri and S. A. Mardhiyah, “Peran Religiusitas Terhadap Altruisme Relawan Walhi Sumsel,” J. Insight Fak. Psikol. Univ. Muhammadiyah Jember, vol. 14, no. 2, pp. 185–199, 2018.
- Juma’ati, “Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Altruistik Siswa Kelas IX SMA AL-Yasini Kraton Pasuruan,” pp. 1–26, 2018.
- H. Sakila, “Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja. skripsi,” p. 90, 2019, [Online]. Available: file:///C:/Users/ASUS/Documents/jurnal proposal/SKRIPSI fajar nuraldi.pdf.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. 1. alfabeta, 2017.
- F. N. S. Jamaludin Ancok, Psikologi Islami solusi Islam atas problem problem psikologi. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
- F. D. Utoro and A. Dinardinata, “Hubungan Antara Religiusitas Dan Altruisme Pada Komunitas Driver Gojek Tembalang,” 2018, [Online]. Available: http://eprints.undip.ac.id/67211/.
- Khoirun, “HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU ALTRUISME SANTRI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL HIKMAH MOJOSARI,” Ekp, vol. 13, no. 3, pp. 1576–1580, 2015.
- K. Munawaroh, “Motivasi menjadi relawan,” Skripsi, pp. 1–89, 2015.