Abstract
This study aims to determine the effect of Internship Experience, Motivation, and Academic Achievement on students' readiness to enter the world of work and to find out that Self Efficacy moderates the effect of Internship Experience, Motivation, and Academic Achievement on students' readiness to enter the workforce. This is a descriptive study using quantitative methods. Sampling was carried out using the Probability Sampling technique using the Simple Random Sampling method and collecting data using a questionnaire. The population of 428 people using the Slovin formula was obtained as many as 81 respondents. Using multiple linear regression, MRA, and hypothesis testing in the SPSS version 22 program. The results of the study prove that Internship Experience, Motivation, Academic Achievement have a significant effect on students' readiness to enter the world of work. Also, Self Efficacy strengthens the influence of Internship Experience and Motivation on students' readiness to enter the world of work, and Self Efficacy weakens the influence of Academic Achievement on students' readiness to enter the world of work.
Pendahuluan
Melahirkan tenaga kerja siap pakai merupakan suatu acuan konsep yang saat ini dikembangkan oleh pendidikan nasional. Dimana penempatan untuk lapangan pekerjaan juga harus disesuaikan atas bidang keahlian/kemampuan agar menghasilkan kualitas tenaga kerja yang diharapkan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari pemenuhan atas kebutuhan kerja. Tuntutan dalam kebutuhan kerja saat ini dimana mengharuskan untuk dunia pendidikan mampu saling bersaing dalam melahirkan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil [1]. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran Indonesia sebesar 9,1 juta orang pada Agustus 2021. Jumlah ini naik dari 8,7 juta orang pada Februari 2021 [2]. Tingginya tingkat pengangguran ini didominasi oleh lulusan sekolah menengah dan kemudian disusul oleh lulusan perguruan tinggi yang kurang terserap pada dunia kerja/dunia industry. Salah satu penyebab kurang terserapnya lulusan, khususnya lulusan perguruan tinggi adalah kurang dimilikinya kesiapan kerja yang baik. Lulusan dikatakan memiliki kesiapan kerja yang tinggi apabila telah menguasai segala hal yang diperlukan sesuai dengan persyaratan kerja yang harus dimiliki.
Kesiapan kerja dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri meliputi kematangan fisik, mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan (prestasi akademik), dan motivasi. Adapun faktor ekternal berasal dari luar diri meliputi peran masyarakat, keluarga, sarana prasarana, informasi dan pengalaman kerja [3]. Dari faktor-faktor tesebut, yang paling mempengaruhi kesiapan kerja di dunia kerja adalah Internship Experience (pengalaman magang), motivasi, dan Academic Achievement (prestasi akademik).
Internship Experience sebagai modal dalam peningkatan kompetensi dan keahlian. Internship Experience di anggap penting dalam meningkatkan kesiapan kerja yang matang [4], apabila mahasiswa tidak memilikinya tentu saja mahasiswa berkemungkinan akan sulit mendapatkan motivasi atau semangat yang tinggi dalam diri nya untuk manghadapi dunia kerja nantinya. Dari fenomena yang terjadi berdasarkan hasil wawancara pada objek penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa karena sebagian besar mahasiswa manajemen UMSIDA tidak memiliki antusiasme yang tinggi terhadap program magang dan memilih untuk tidak mengikuti program magang. Disamping itu, akan mengakibatkan mahasiswa tidak benar – benar mengetahui potensi yang ada dalam dirinya sebagai bekal kemampuan dan Soft Skill saat memasuki dunia kerja. Pernyataan ini didasarkan pada jumlah populasi sebanyak 428 mahasiswa manajemen, yang hanya memperoleh < 50 mahasiswa atau dengan persentase 12% yang lolos dalam mengikuti program magang. Sedangkan, sisa persentase sebesar 88% merupakan mahasiswa yang tidak mengikuti magang seperti gambar dibawah ini.
Motivasiini didefinisikan sebagai dorongan atau penggerak dasar yang dimiliki oleh individu sebagai suatu keinginan, harapan, dan tujuan [5]. Motivasi juga di anggap penting oleh mahasiswa agar dapat menunjang semangat diri untuk melakukan suatu kegiatan (khusus nya kegiatan proses pembelajaran). Diketahui dari fenomena yang terjadi UMSIDA telah melakukan berbagai seminar dengan berbagai tema yang dikutip. Namun, seminar yang mengutip tentang persiapan memasuki dunia pekerjaan masih terbilang kurang dan jarang diadakan. Hal ini akan mengakibatkan motivasi diri dalam mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan juga menurun dan tidak adanya semangat antusiasme yang tinggi karena mahasiswa masih belum benar – benar memahami terkait dunia pekerjaan.
Faktor penunjang akademisi bisa diperoleh melalui Academic Achievement (Prestasi akademik) yang memiliki pengaruh terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Prestasi akademik ini sebagai hasil dari suatu proses belajar [5]. Prestasi akademik di perguruan tinggi umumnya berhubungan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penulusuran peneliti melalui wawancara online dengan beberapa mahasiswa manajemen di UMSIDA pada pemberian nilai IPK sementara, hampir keseluruhan mahasiswa telah mencapai standar penetapan nilai PTS minimal 3.00 dengan rata-rata nilai IPK yang diberikan > 3,30 – 3,50. Disamping itu, hal tersebut dapat menjadi suatu permasalahan atas kesiapan mahasiswa melalui sebuah pertanyaan “Apakah mahasiswa setelah mendapatkan nilai IPK yang baik akan benar – benar memiliki persiapan yang baik pula untuk dirinya saat bekerja, Siap dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan pada tekanan kerja yang mungkin nantinya bakal diterima saat bekerja?”
Selain, ketiga faktor diatas masih terdapat faktor lain yang mana mampu menjadi faktor untuk memperkuat atau memperlemah kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja. Faktor tersebut adalah Self Efficacy. Efikasi diri sebagai kepercayaan diri terhadap kemampuan nya untuk melakukan sesuatu dengan sukses. Dari penjelasan diatas, keberadaan efikasi diri ini bisa sangat penting dan berpengaruh terhadap faktor – faktor penunjang kesiapan kerja mahasiswa. Permasalahan – permasalahan yang dijelaskan di atas, seperti tidak adanya antuasiasme mahasiswa dalam mengikuti berbagai program pelatihan disebabkan tidak adanya efikasi diri (kepercayaan diri) yang tinggi untuk membangun sikap berani maju dan mengambil tanggung jawab serta tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga, akan membuat motuvasi yang telah ada dalamdiri mahasiswa menjadi rendah dan menurun seiring dengan kurang nya kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Maka, hal tersebut akan mengganggu proses belajar mahasiswa menjadi menurun, tidak bersemangat, dan selalu merasa tidak mampu untuk menghadapi tantangan kedepannya karena merasa tidak percaya akan kemampuannya. Dengan begitu akan mempengaruhi pada academic achievement sebagai hasil proses belajar mahasiswa dan tidak menutup kemungkinan bahwa hasil yang dicapai nantinya tidak memuaskan sekaligus akan menghambat kesuksesan mahasiswa dalam kesiapan memasuki dunia kerja.
Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Pengaruh Internship Exprerience, Motivation, dan Academic Achievement Terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja Dengan Self Efficacy sebagai Moderating Variable (Studi Pada Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)”.Penelitian ini memiliki tujuan antara lain: (1) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Internship Experience terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. (2) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Motivation terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. (3) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Academic Achievement terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. (4) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Internship Experience terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy. (5) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Motivation terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy. (6) Untuk mengetahui pengaruh signifikan Academic Achievement terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang berlandaskan pada sebuah filsafat Positivisme, dimana metode ini dapat digunakan pada suatu penelitian terhadap populasi dan sampel tertentu. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian, teknik analisis data yang bersifat statistic, yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [6].
B. Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian merupakan seluruh hal yang dapat berupa atribut dan sifat ataupun nilai orang, faktor, dan perlakuan terhadap objek atau kegiatan yang telah ditetapkan oleh penulis dalam suatu konsep penelitian yang dipelajari. Sehingga, didapatkan informasi terkait hal tersebut yang setelah nya diambil sebagai kesimpulan. [7]
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional Variabel merupakan suatu hubungan atau keterlibatan atas variabel satu dengan yang lain, berfungsi untuk mengetahui baik dan buruknya penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yakni:
a. Internship Experience (X1)
Internship Experience adalah suatu kegiatan yang akan/telah dilalui oleh mahasiswa dalam melatih kemampuan dan Soft Skill yang dimilikinya dengan menerapkan bekerja secara langsung pada sebuah perusahaan dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pihak Universitas/Perusahaan.
b. Motivation (X2)
Motivation adalah sesuatu yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat belajar dalam diri mahasiswa agar mendapatkan kesiapan diri atas perbuatannya untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
c. Academic Achievement (X3)
Academic Achievement merupakan hasil dari proses belajar yang dilalui oleh mahasiswa selama menempuh jenjang perkualiahan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang melalui harapan dan penuh perjuangan yang umumnya diberikan dalam bentuk nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sebagai hasil akhir belajar.
d. Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja (Y)
Kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja merupakan suatu kondisi yang dialami oleh setiap mahasiswa yang berpengaruh pada kesiapan diri saat akan memasuki dunia kerja.
e. Self Efficacy (M)
Self Efficacy adalah rasa percaya/keyakinan atas kemampuan dan kompetensi yang dimiliki setiap mahasiswa untuk mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan tertentu.
3. Indikator Variabel
a. Internship Experience
- Terlatihnya atas keterampilan – keterampilan mahasiswa sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
- Memperoleh pengalaman – pengalaman praktis.
- Mampu dalam memecahkan berbagai masalah di Lapangan.
b. Motivation
- Kuatnya0kemauan0untuk0berbuat.
- Jumlah0waktu0yang0disediakan0untuk0belajar.
- Kerelaan0untuk0meninggalkan0kewajiban/tugas0yang0lain.
- Ketekunan0dalam0mengerjakan0tugas.
c. Academic Achievement
- Indeks Kumulatif Prestasi (IPK).
- Angka kelulusan.
- Predikat kelulusan.
- Waktu tempuh pendidikan.
d. Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja
- Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif.
- Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.
- Memiliki sikap kritis.
- Mempunyai kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
- Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan pada bidang keahliannya.
e. Self Efficacy
- Yakin bisa menyelesaikan tugas tertentu.
- Yakin mampu untuk berusaha dengan keras, gigih, dan tekun.
- Yakin mampu untuk bertahan dalam menghadapi hambatan dan kesulitan.
- Yakin bisa menyelesaikan permasalahan di berbagai situasi.
C. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi/umum yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki suatu kualitas dan karakteristik yang telah di tentukan oleh penulis untuk dipahami dan dipelajari serta kemudian ditarik kesimpulannya [6]. Populasi dari penelitian ini merupakan mahasiswa manajemen semester 7 dari keseluruhan kelas konsentrasi pagi dan malam Fakultas Bsinis, Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang berjumlah 428 orang.
D. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi yang dimiliki oleh populasi [6]. Dimana sampel diperoleh dengan diambil dari sejumlah individu atau bagian atas populasi yang akan dieliti. Pada penelitian ini untuk teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Disebut simple atau sederhana dikarenakan dalam pengambilan anggota sampel dari populasi yang sudah ditentukan dan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut [7]. Penelitian ini dalam menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin.
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Batas Kesalahan (10%)
Perhitungan:
atau dapat dibulatkan menjadi n = 81
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Data Primer
Data Primer merupakan data yang langsung diberikan kepada pengolah data atau penyaji data [7]. Data primer ini dikumupulkan dan diolah oleh penulis secara langsung dari responden yang mengisi kuisioner yang telah disebarkan penulis. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang dapat berupa pertanyaan yang telah terstruktur, dengan materi yang berhubungan pada penelitian ini mencangkup pengaruh Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja dengan Self Efficacy sebagai variabel moderating.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data tidak langsung yang dapat memberikan informasi berupa data pada penyaji data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen [7]. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu buku, jurnal, artikel, yang berkaitan dengan topic penelitian pengaruh Internship Experience, Motivation,, dan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa dalam Memasuki Dunia Kerja dengan Self Efficacy sebagai variabel moderating.
2. Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini didapatkan dari :
- Kuesioner yang disebarkan kepada responden.
- Jurnal penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang diterapkan untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik kuisioner yang mengumpulkan data dengan tingkat skala likert, karena data yang didapatkan dari penelitian akan menjadi hasil dari penulis. Kuisioner ini berisikan daftar pertanyaan yang telah dibuat dan disusun oleh penulis, yang selanjutnya disebarkan dan dijawab oleh responden dengan cara memilih jawab yang telah disediakan oleh penulis. Dalam penelitian ini menggunakan 5 poin skala likert. Skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang atau kelompok terkait fenomena social [7]. Skala likert ini juga untuk menghilangkan sifat dari timbulnya keraguan responden dalam memberikan jawabannya. Pada penelitian ini memiliki nilai skala likert sangat positif hingga negatif dimulai dari angka 1 sampai 5, dengan penjelasan bahwa Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, Netral (N) dengan skor 3, Setuju (S) dengan skor 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Karakteristik Responden
Pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Dimana analisis ini digunakan sebagai alat menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul melalui kuisioner yang sudah disebarkan kepada responden. Dari 81 kuisioner yang disebarkan kepada responden merupakan mahasiswa aktif prodi manajemen semester 7 seluruh konsentrasi yang berjumlah 81 suara. Data kuesioner yang disebarkan juga berjumlah 81, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 46 butir. Dimana rincian jumlah pertanyaan pada masing – masing variabel adalah variabel Internship Experience sebanyak 5 (Lima) butir, variabel motivation sebanyak 11 (Sebelas) butir, variabel Academic Achievement sebanyak 8 (Delapan) butir, variabel kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja sebanyak 11 (Sebelas) butir, dan variabel Self Efficacy sebanyak 11 (Sebelas) butir. Berikut data responden dalam penelitian ini:
a. Internship Experience
Terdapat 3 indikator dengan 5 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban responden berkaitan dengan Internship Experience. Kesimpulan hasil tanggapan responden terhadap pernyataan terkait Internship Experience (pengalaman magang) memiliki rata – rata jawaban “setuju” dengan nilai persentase tertinggi dari seluruh pernyataan sebesar 53,1%. Hal ini menjelaskan bahwa faktor pengalaman magang lebih dominan adanya karena mahasiswa dapat menguasai pekerjaannya berdasarkan pengetahuan selama perkuliahan.
b. Motivation
Terdapat 4 indikator dengan 11 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban responden berkaitan dengan Motivation. Kesimpulan hasil tanggapan responden terhadap pernyataan terkait motivasi memiliki rata – rata jawaban “sangat setuju” dengan nilai persentase tertinggi dari seluruh pernyataan sebesar 85,2%. Hal ini menjelaskan faktor moivasi lebih dominan adanya mahasiswa selalu menyelesaikan tugas sesuai deadline.
c. Academic Achievement
Terdapat 4 indikator dengan 8 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban responden berkaitan dengan Academic Achievement. Kesimpulan hasil tanggapan responden terhadap pernyataan terkait Academic Achievement (prestasi akademik) memiliki rata – rata jawaban “sangat setuju” dengan nilai persentase tertinggi sebesar 82,7%. Hal ini menjelaskan faktor Academic Achievement lebih dominan adanya mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan S1 selama 4 tahun.
d. Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja
Terdapat 5 indikator dengan 11 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban responden berkaitan dengan kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Kesimpulanhasil tanggapan responden terhadap pernyataan terkait Kesiapan Dalam Memasuki Dunia Kerja memiliki rata – rata jawaban “sangat setuju” dengan nilai persentase tertinggi sebesar 75,3%. Hal ini menjelaskan faktor kesiapan memasuki dunia kerja lebih dominan adanya mahasiswa yang selalu menghargai orang lain.
e. Self Efficacy
Terdapat 4 indikator dengan 11 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban responden berkaitan dengan Self Efficacy. Kesimpulan hasil tanggapan responden terhadap pernyataan terkait Self Efficacy (Efikasi diri) memiliki rata – rata jawaban “sangat setuju” dengan nilai persentase tertinggi sebesar 75,3%. Hal ini menjelaskan bahwa faktor Self Efficacy lebih dominan adanya mahasiswa selalu memiliki pandangan yang positif.
Uji Validitas
Instrumen dapat dikatakan valid apabila pernyataan pada kuisioner mampu dalam mengungkapkan sesuatu yang akan/telah diukur oleh kuisioner [8]. Pada penelitian ini yang akan diukur adalah kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, jika instrument tersebut dapat mengukur kesiapan kerja maka instrument bisa dinyatakan valid. Dalam pengujian ini diukur menggunakan Persson Correlation yang didapatkan atau R hitung dengan nilai kritis 0,30.
Variabel | Variabel (r-hitung) | Nilai Kritis | Sig. | Ket. | |
Internship Experience | X1.1 | 0,797 | 0,30 | 0,000 | VALID |
X1.2 | 0,836 | 0,000 | |||
X1.3 | 0,840 | 0,000 | |||
X1.4 | 0,913 | 0,000 | |||
X1.5 | 0,868 | 0,000 | |||
Motivation | X2.1 | 0,677 | 0,30 | 0,000 | VALID |
X2.2 | 0,637 | 0,000 | |||
X2.3 | 0,643 | 0,000 | |||
X2.4 | 0,601 | 0,000 | |||
X2.5 | 0,619 | 0,000 | |||
X2.6 | 0,627 | 0,000 | |||
X2.7 | 0,606 | 0,000 | |||
X2.8 | 0,410 | 0,000 | |||
X2.9 | 0,619 | 0,000 | |||
X2.10 | 0,614 | 0,000 | |||
X2.11 | 0,621 | 0,000 | |||
Academic Achievement | X3.1 | 0,512 | 0,30 | 0,000 | VALID |
X3.2 | 0,578 | 0,000 | |||
X3.3 | 0,516 | 0,000 | |||
X3.4 | 0,622 | 0,000 | |||
X3.5 | 0,630 | 0,000 | |||
X3.6 | 0,758 | 0,000 | |||
X3.7 | 0,434 | 0,000 | |||
X3.8 | 0,520 | 0,000 | |||
Kesiapan Memasuki Dunia Kerja | Y.1 | 0,578 | 0,30 | 0,000 | VALID |
Y.2 | 0,454 | 0,000 | |||
Y.3 | 0,633 | 0,000 | |||
Y.4 | 0,743 | 0,000 | |||
Y.5 | 0,643 | 0,000 | |||
Y.6 | 0,647 | 0,000 | |||
Y.7 | 0,625 | 0,000 | |||
Y.8 | 0,428 | 0,000 | |||
Y.9 | 0,481 | 0,000 | |||
Y.10 | 0,669 | 0,000 | |||
Y.11 | 0,518 | 0,000 | |||
Self Efficacy | M.1 | 0,634 | 0,30 | 0,000 | VALID |
M.2 | 0,548 | 0,000 | |||
M.3 | 0,581 | 0,000 | |||
M.4 | 0,570 | 0,000 | |||
M.5 | 0,585 | 0,000 | |||
M.6 | 0,726 | 0,000 | |||
M.7 | 0,576 | 0,000 | |||
M.8 | 0,463 | 0,000 | |||
M.9 | 0,614 | 0,000 | |||
M.10 | 0,601 | 0,000 | |||
M.11 | 0,536 | 0,000 |
Dari hasil pengujian uji validitas diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item peryataan dari seluruh variabel yaitu memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,30 ( > 0,30). Sehingga, pengujian diatas dapat diakatan valid sekaligus dapat digunakan untuk mengukur variabel yang sudah diteliti.
Uji Reabilitas
Sebuah kuisioner dapat dikatakan reliable atau handal apabila jawaban dari responden tersebut terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian dengan menunjukkan Alpha Cronbach’s dapat diterima apabila > 0,5. Maka semakin dekat Alpha Cronbach’s dengan 1, akan semakin tinggi pula keandalan konsisten internal [8].
Variabel | Nilai Alpha Cronbach | Nilai Kritis | Ket. |
Internship Experience | 0,905 | 0,5 | Reliabel |
Motivation | 0,817 | Reliabel | |
Academic Achievement | 0,705 | Reliabel | |
Kesiapan Memasuki Dunia Kerja | 0,801 | Reliabel | |
Self Efficacy | 0,806 | Reliabel |
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data dengan nilai koefisien realibilitas Alpha Cronbach’s yang lebih besar dari 0,5 (>0,50). Pada variabel Internship Experience sebesar 0,905, variabel Motivation sebesar 0,817, variabel Academic Achievement sebesar 0,705, variabel kesiapan memasuki dunia kerja sebesar 0,801, variabel Self Efficacy sebesar 0,806. Sehingga, dapat dikatakan bahwa seluruh instrument kuesioner yang digunakan bersifat realiabel atau memiliki realibilitas.
Uji Normalitas
Metode pengujian ini digunakan sebagai pengujian apakah dalam model regresi, baik variabel bebas dan variabel terikat antara keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini bertujuan juga untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data tersebut. Uji normalitas yang digunakan penelitian ini yakni uji Kolmogorov-Smirnov dimana memiliki persyaratan tariff signifikannya sebesar 5%. Berikut pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini [8], antara lain:
- Jika nilai signifikan atau nilai probabilitas < 5% (0.05), maka dikatakan distribusi data tidak normal.
- Jika nilai signifikan atau nilai probabilitas > 5% (0.05), maka dikatakan distribusi data normal.
Tabel 3. Uji Normalitas | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 81 | |
Normal Parametersa,b | Mean | ,0000000 |
Std. Deviation | 2,10643085 | |
Most Extreme Differences | Absolute | ,067 |
Positive | ,055 | |
Negative | -,067 | |
Test Statistic | ,067 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | ,200c,d |
Berdasarkan pengujian diatas, didapatkan nilai dari Asymp dari uji Kolmogorov Smirnov sebesar 0,200 > (0,05). Dimana dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah data berdistribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidak nya juga menggunakan Plot of Regression Standardized Residual. Data dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila sebaran data membentuk titik – titik yang memang mendekati garis diagonal seperti berikut:
Dalam penelitian ini untuk hasil pengujian normalitas yang memperlihatkan bahwa grafik Normal Probability Plot yang mensyaratkan jika sebaran data harus benar terletak pada wilayah garis diagonal serta yang mengikuti arah garis diagonal. Sehingga, hasil yang diperoleh gambar diatas telah memenuhi syarat Normal Probability Plot, yang artinya data dalam berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Metode yang digunakan dalam menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi yang sempurna atau tinggi antar variabel independen [8]. Jika antar variabel independen pada penelitian terjadi multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi terhadap variabel dependen tidak dapat ditetapkan dan memiliki nilai standar Error tidak terhingga. Tetapi, jika multikolinearitas antar variabel independen tidak sempurna namun tinggi, maka koefisien regresi dari variabel dependen dapat ditetapkan, dengan memiliki nilai standar Error yang tinggi.Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF) dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, hal ini menunjukkan antar variabel independen dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas.
- Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, hal ini menunjukkan antar variabel independen dalam model regresi terdapat multikolinearitas.
Model | Collinearity Statistic | |
Tolerance | VIF | |
1 (Constant) Internship Experience (X1) Motivation (X2) Academic Achievement (X3) Self Efficacy (M) | ,832 ,680 ,502 ,434 | 1,202 1,470 1,991 2,306 |
Berdasarkan pengujian multikolinearitas diatas, dapat diketahui bahwa pada nilai Tolerance yang dimiliki oleh variabel Internship Experience sebesar 0.832, variabel Motivation sebesar 0.680, variabel Academic Achievement sebesar 0.502, variabel Self Efficacy sebesar 0.434. Dimana nilai Tolerance yang dimiliki oleh seluruh variabel independen tersebut diatas 0,1 ( > 0,1) yang artinya tidak terdapat adanya korelasi antar variabel independen. Sedangkan, hasil perhitungan untuk nilai Varian Inflation Factor (VIF) juga memperlihatkan hasil yang sama yaitu nilai VIF yang dimiliki variabel Internship Experience sebesar 1,202, variabel Motivation sebesar 1,470, variabel Academic Achievement sebesar 1,991, dan variabel Self Efficacy sebesar 2,306. Nilai VIF yang dimiliki oleh seluruh variabel independen adalah dibawah 10 (VIF < 10). Maka, hasil tersebut dapat menyimpulkan bahwa model regresi penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan sekaligus layak untuk digunakan.
Uji Heterosledastisitas
Metode pengujian yang diterapkan dalam menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain [8]. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskesdastisitas. Pada penelitian ini menggunakan uji heteroskesdastisitas dengan menggunakan grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Hal ini terjadi dimana sumbu Y merupakan Y yang sudah diprediksi, sedangkan sumbu X merupakan residual yang sudah di Studentized. Dasar analisis pengujian ini jika terdapat pola tertentu, seperti titik – titik yang ada dengan membentuk pola tertentu yang teratur (melebar, atau menyempit, bergelombang) maka hal ini dikatakan terjadi heteroskesdastisitas. Namun, jika didalam Scatterplot membentuk titik – titik yang menyebar secara acak, baik bagian atas, maupun bagian angka nol dari sumbu vertical atau sumbu Y maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Berdasarkan pada gambar diatas, terlihat bahwa tidak terjadi pola tertentu dan Scatterplot pada titik – titik yaitu menyebar secara acak, baik dibagian atas atau bawah angka 0 dari sumbu vertical (Y). Maka, hal ini dapat menunjukkan bahwa penelitian ini tidak terjadi adanya heteroskesdastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengaruh Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 8,070 | 4,106 | 1,965 | ,053 | |
Internship Experience (X1) | ,361 | ,097 | ,297 | 3,740 | ,000 | |
Motivasi (X2) | ,307 | ,079 | ,326 | 3,874 | ,000 | |
Academic Achievement (X3) | ,518 | ,115 | ,379 | 4,505 | ,000 |
Berdasarkan tabel diatas dianalisis dari model persamaan berikut:
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e
Y = 8,070 + 0,361 X 1 + 0.307 X 2 + 0.518 X 3 + e
Dari persamaan diatas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Konstanta (a)
Pada nilai konstanta bernilai positif 8,070. Hal ini menunjukkan bahwasanya tanpa adanya pengaruh variabel bebas yaitu Internship Experience, Motivation, Academic Achievement. Maka artinya nilai variabel terikat yaitu kesiapan memasuki dunia kerja tetap konstan sebesar 8,070.
b. Internship Experience
Koefisien bernilai 0,361 antara variabel Internship Experience dengan kesiapan memasuki dunia kerja memiliki hubungan yang positif. Maka bisa disimpulkan bahwa jika Internship Experience mengalami sebauh kenaikan satu satuan, yang berarti variabel kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,361 satuan.
c. Motivation
Koefisien bernilai 0,307 antara variabel Motivation dengan kesiapan memasuki dunia kerja memiliki hubungan yang positif. Maka bisa disimpulkan bahwa jika Motivation mengalami sebauh kenaikan satu satuan, yang berarti variabel kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,307 satuan.
d. Academic Achievement
Koefisien bernilai 0,518 antara variabel Academic Achievement dengan kesiapan memasuki dunia kerja memiliki hubungan yang positif. Maka bisa disimpulkan bahwa jika Academic Achievement mengalami sebuah kenaikan satu satuan, yang berarti variabel kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,518 satuan.
Uji Analisis Regresi Moderasi Dengan Pendekatan UJI MRA (Moderated Regression Analysis)
Uji MRA digunakanuntuk mengetahui bagaimana peranan dari variabel Self Efficacy atas pengaruh Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja. Pembahasan berikut terkait dengan pengujian hipotesis yang melibatkan variabel moderasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 85,320 | 39,857 | 2,141 | ,036 | |
Internship Experience (X1) | 3,435 | 1,223 | 2,831 | 2,809 | ,006 | |
Motivasi (X2) | 1,903 | ,801 | 2,018 | 2,376 | ,020 | |
Academic Achievement (X3) | 2,657 | 1,085 | 1,940 | 2,448 | ,017 | |
Self Efficacy (M) | 2,324 | ,813 | 2,206 | 2,860 | ,006 | |
MODERASI1 | ,078 | ,025 | 4,017 | 3,144 | ,002 | |
MODERASI2 | ,034 | ,016 | 2,941 | 2,167 | ,034 | |
MODERASI3 | -,053 | ,022 | -3,349 | -2,414 | ,018 |
Berdasarkan Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = a + b 1 X + b 2 M + b 3 (X*M) + e
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 M + b 5 (X 1 *M) + b 6 (X 2 *M) + b 7 (X 3 *M) + e
Y = 85,320 + 3,435 X 1 + 1,903 X 2 + 2,657 X 3 + 2,324 M + 0,078 (X 1 *M) + 0.034 (X 2 *M) - 0.053 (X 3 *M) + e
Berdasarkan persamaan diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Nilai 0.078 merupakan nilai dari koefisien regresi interaksi Internship Experience dengan Self Efficacy yang berarti, dengan adanya interaksi antara Internship Experience dengan Self Efficacy, maka kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0.078.
- Nilai 0.034 merupakan nilai dari koefisien regresi interaksi Motivation dengan Self Efficacy yang berarti, dengan adanya interaksi antara Motivation dengan Self Efficacy, maka kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0.034.
- Nilai -0.053 merupakan nilai dari koefisien regresi interaksi Academic Achivement dengan Self Efficacy yang berarti, dengan adanya interaksi antara Academic Achivement dengan Self Efficacy, maka kesiapan memasuki dunia kerja akan mengalami penurunan sebesar 0.053.
Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji t memiliki fungsi untuk mengetahui secara parsial Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Sekaligus, untuk menguji secara parsial apakah Self Efficacy berpengaruh secara signifikan atau tidak untuk mampu memoderasi pengaruh dari Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Untuk pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan perbandingan hasil dari thitung dengan ttabel sehingga adanya sebuah alasan yang kuat untuk hipotesis satu (H1) diterima dan H0 ditolak, begitupun sebaliknya. Dengan menggunakan asumsi tingkat kepercayaan sebesar 10 % atau 0,10 menggunakan uji dua arah/pihak (Two Tail Test) dengan degree of freedom sebesar k = 3 dan df2 = n-k-1 (81-3-1 = 77).
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 8,070 | 4,106 | 1,965 | ,053 | |
Internship Experience (X1) | ,361 | ,097 | ,297 | 3,740 | ,000 | |
Motivasi (X2) | ,307 | ,079 | ,326 | 3,874 | ,000 | |
Academic Achievement (X3) | ,518 | ,115 | ,379 | 4,505 | ,000 |
a) Internship Experience terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja
Berdasarkan tabel diatas, variabel Internship Experience memiliki nilai t hitung sebesar 3.740 sedangkan t tabel sebesar 1,29264 sehingga diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (3.740 > 1,29264) Maka, disimpulkan adanya pengaruh kuat bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 hal ini berarti H1 diterima yakni Internship Experience berpengaruh secara signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja.
b) Motivation terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja
Berdasarkan tabel diatas, variabel Motivation memiliki nilai t hitung sebesar 3.874 sedangkan t tabel sebesar 1,29264 sehingga, diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (3.874 > 1,29264) Maka, disimpulkan adanya pengaruh kuat bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 hal ini berarti H2 diterima yakni Motivation berpengaruh secara signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja.
c) Academic Achievement terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja
Berdasarkan tabel diatas, variabel Academic Achievement memiliki nilai t hitung sebesar 4.505 sedangkan t tabel sebesar 1,29264 sehingga, diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (4.505 > 1,29264) Maka, disimpulkan adanya pengaruh kuat bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 hal ini berarti H3 diterima yakni Academic Achievement berpengaruh secara signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja.
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 85,320 | 39,857 | 2,141 | ,036 | |
Internship Experience (X1) | 3,435 | 1,223 | 2,831 | 2,809 | ,006 | |
Motivasi (X2) | 1,903 | ,801 | 2,018 | 2,376 | ,020 | |
Academic Achievement (X3) | 2,657 | 1,085 | 1,940 | 2,448 | ,017 | |
Self Efficacy (M) | 2,324 | ,813 | 2,206 | 2,860 | ,006 | |
MODERASI1 | ,078 | ,025 | 4,017 | 3,144 | ,002 | |
MODERASI2 | ,034 | ,016 | 2,941 | 2,167 | ,034 | |
MODERASI3 | -,053 | ,022 | -3,349 | -2,414 | ,018 |
d) Internship Experience terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja dimoderasi Self Efficacy
Berdasarkan hasil uji MRA diatas, menunjukkan bahwa variabel X1*M memiliki t hitung sebesar 3.144 > t tabel 1,29264, dengan nilai koefisien 0.078 dan tingkat sig sebesar 0.002 < 0.05. Maka, sesuai dengan hipotesis keempat yang menyatakan “Terdapat Pengaruh Signifikan Internship Experience terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang Dimoderasi oleh Self Efficacy” dapat diterima. Hal ini menunjukkan Self Efficacy sebagai variabel mampu memoderasi hubungan antara Internship Experience dan Kesiapan memasuki dunia kerja. Sekaligus, memiliki arah hubungan positif yang artinya menunjukkan hubungan memperkuat. Dengan begitu, variabel Self Efficacy memperkuat hubungan antara Internship Experience dan Kesiapan memasuki dunia kerja
e) Motivation terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja dimoderasi Self Efficacy
Berdasarkan hasil uji MRA diatas, menunjukkan bahwa variabel X2*M memiliki t hitung sebesar 2.167 > t tabel 1,29264, dengan nilai koefisien 0.034 dan tingkat sig sebesar 0.034 < 0.05. Maka, sesuai dengan hipotesis kelima yang menyatakan “Terdapat Pengaruh Signifikan Motivation terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang Dimoderasi oleh Self Efficacy” dapat diterima. Hal ini menunjukkan Self Efficacy sebagai variabel mampu memoderasi hubungan antara Motivation dan Kesiapan memasuki dunia kerja. Sekaligus, memiliki arah hubungan positif yang artinya menunjukkan hubungan memperkuat. Dengan begitu, variabel Self Efficacy memperkuat hubungan antara Motivation dan Kesiapan memasuki dunia kerja.
f) Academic Achievement terhadap kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja dimoderasi Self Efficacy
Berdasarkan hasil uji MRA diatas, menunjukkan bahwa variabel X3*M memiliki t hitung sebesar -2.414 > t tabel 1,29264, dengan nilai koefisien -0.053 dan tingkat sig sebesar 0.018 < 0.05. Maka, sesuai dengan hipotefsis keenam yang menyatakan “Terdapat Pengaruh Signifikan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang Dimoderasi oleh Self Efficacy” dapat diterima. Hal ini menunjukkan Self Efficacy sebagai variabel mampu memoderasi hubungan antara Academic Achievement dan Kesiapan memasuki dunia kerja. Sekaligus, memiliki arah hubungan negatif yang artinya menunjukkan hubungan memperlemah. Dengan begitu, variabel Self Efficacy memperlemah hubungan antara Academic Achievement dan Kesiapan memasuki dunia kerja.
Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Uji R Square digunakan untuk menghitung kemampuan dari model regresi dalam menjelaskan perubahan variabel terikat akibat variabel bebas [8]. Berikut hasil uji R Square pada tabel dibawah ini:
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,765 a | ,585 | ,568 | 2,421 |
Berdasarkan tabel diatas, dapat menjelaskan bahwa hasil koefisien Adjusted R Square yaitu sebesar 0,568. Maka artinya kontribusi variasi dari variabel independen (Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement) mampu untuk menjelaskan variasi terhadap variabel dependent (Kesiapan Memasuki Dunia Kerja) sebesar 56,8% sedangkan sisa persentase sebesar 43,2% dijelaskan variasinya oleh variabel diluar model dalam penelitian ini.
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,867a | ,751 | ,727 | 1,924 |
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan nilai dari R2 dari penelitian ini adalah 0,727 atau 72,7%. Hal berarti 72,7% kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja oleh mahasiswa manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dijelaskan oleh variabel Internship Experience, Motivation, Academic Achievement, Self Efficacy, Interaksi Internship Experience*Self Efficacy, Interaksi Motivation*Self Efficacy, dan Interaksi Academic Achievement*Self Efficacy. Sedangkan, sisa persentase 27,3% dipengaruhi dari variabel lain diluar model penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah menggunakan software IBM SPSS Versi 22, penelitian yang berjudul “Pengaruh Internship Experience, Motivation, dan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja dengan Self Efficacy sebagai Moderating Variable” diperoleh hasil analisis sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama : Pengaruh signifikan Internship Experience terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja
Hasil penelitian ini menunjukkan Internship Experience memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis pertama diterima. Internship Experience (Pengalaman Magang) didasarkan memiliki pengaruh dalam menjembatani untuk kebutuhan akademik maupun industri, untuk peningkatan skill dan pengalaman praktik secara langsung agar bisa memberikan kesiapan yang baik saat terjun dalam dunia pekerjaan.
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa dengan adanya internship experience mahasiswa akan mampu menguasai suatu pekerjaan nantinya yang berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Dimana mahsiswa akan mudah mengerti pekerjaan yang harus dikerjakan, jika dapat merealisasikan dan mempraktekkan dengan baik seluruh ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan untuk diterapkan secara langsung sebagai wujud kesiapan memasuki dunia kerja yang baik.
Hasil penelitian tersebut mendukung teori yang mengungkapkan bahwa pengalaman magang sangat penting sebab memiliki manfaat bagi mahasiswa, seperti: mendapatkan pengetahuan baru, meningkatkan Skill, dan memperoleh pengalaman secara langsung dari dunia kerja. [10]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Internship Experience berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Memasuki Dunia Kerja. [1] [9]
2. Hipotesis Kedua : Pengaruh signifikan Motivation terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja
Hasil penelitian ini menunjukkan Motivation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis dua diterima. Motivasi didasarkan memiliki pengaruh untuk menerapkan sikap/dorongan yang dapat mendukung dan menyalurkan perilaku mahasiswa untuk menciptakan kesiapan kerja yang baik.
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa mahasiswa memiliki motivasi dengan mampu melatih penguasan materi saat dibangku perkuliahan. Dimana mahasiswa mampu melatih penguasaan materi dengan cara mampu menyelesaikan tugas kuliah sesuai deadline/tepat waktu dengan maksud agar mudah beradaptasi dan menguasai pekerjaan nantinya saat terjun ke dalam dunia kerja. Dengan terus mendorong semangat belajar untuk selalu melatih kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu, mahasiswa dapat memiliki kesiapan yang baik dalam memasuki dunia kerja.
Hasil penelitian tersebut mendukung teori yang memaparkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul akibat rangsangan dari dalam maupun luar sehingga mengakibatkan seseorang berkeinginan untuk melakukan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu yang lebih baik dari sebelumnya. [11]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa Motivation berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Memasuki Dunia Kerja. [12]
3. Hipotesis Ketiga : Pengaruh signifikan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja
Hasil penelitian ini menunjukkan Academic Achievement memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis tiga diterima. Academic Achievement penelitian ini didasarkan pada perolehan Indeks Prestasi Akademik (IPK) mahasiswa dimana memberikan hasil yang sagat baik.
Berdasarkan hasil analisis mahasiswa mampu mencapai nilai IPK sementara yang sangat baik. Dimana hasil kuesioner didapatkan dengan memiliki prestasi akademik yang baik dapat membangun kepercayaan diri mahasiswa agar mampu menyelesaikan pendidikan S1-Nya dengan tepat waktu selama 4 tahun. Memiliki IPK yang baik, menandakan mahasiswa selalu rajin belajar dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas kuliah nya sehingga membuat mahasiswa berasumsi mampu menyelesaikan pendidikan S1 deengan mudah. Sehingga, Hal tersebut lah yang akan menjadi bekal yang baik untuk memberikan kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja.
Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat teori yang menegaskan bahwa pada tingkat kepercayaan diri akan semakin tinggi dalam memasuki dunia kerja apabila memiliki prestasi akademik yang memuaskan. [1]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa Academic Achievement berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Mahasiswa Memasuki Dunia Kerja. [1] [13]
4. Hipotesis Keempat : Pengaruh signifikan Internship Experience terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy
Hasil penelitian ini menunjukkan Self Efficacy memperkuat pengaruh Internship Experienceterhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis keempat diterima. Dimana tingkat efikasi diri semakin tinggi maka akan semakin besar pula pengaruh pengalaman magang dalam meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja.
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa dengan adanya internship experience mahasiswa akan mampu menguasai suatu pekerjaan yang berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki mahasiswa tersebut selama mengikuti perkuliahan agar mudah mengerti pekerjaan yang harus dikerjakan nantinya sebagai wujud kesiapan kerja yang baik. Pernyataan tersebut juga diperkuat karena mahasiswa yang memiliki keyakinan tinggi mengenai kemampuannya untuk selalu menguasai pekerjaan dengan mudah karena didasarkan adanya pandangan yang positif dan komitmen tinggi terhadap tugas/pekerjaan yang diberikan agar dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan sangat baik.
Hasil penelitian tersebut mendukung teori yang mengartikan self efficacy sebagai judgment positif dari seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan yang mengarah atas pencapaian tujuan tertentu. [14]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Efikasi Diri mampu memperkuat pengaruh dari pengalaman prakerin terhadap kesiapan kerja. [14] [15]
5. Hipotesis Kelima : Pengaruh signifikan Motivation terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy
Hasil penelitian ini menunjukkan Self Efficacy memperkuat pengaruh Motivation terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis kelima diterima. Dimana tingkat efikasi diri semakin tinggi maka akan semakin besar pula motivasi dalam meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja.
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa mahasiswa memiliki motivasi dengan mampu melatih penguasan materi saat dibangku perkuliahan dengan cara menyelesaikan tugas kuliah sesuai deadline/tepat waktu, dengan maksud agar mudah beradaptasi dan menguasai pekerjaan nantinya saat terjun ke dalam dunia kerja. Pernyataan tersebut juga diperkuat karena mahasiswa yang memiliki keyakinan tinggi mengenai kemampuannya untuk selalu mengerjakan dan menyelesaikan tugas kuliah dengan tepat waktu. Karena didasarkan adanya pandangan yang positif dan komitmen tinggi terhadap tugas yang diberikan agar nantinya saat terjun dalam dunia kerja mahasiswa sudah terlatih untuk dengan cepat menguasai tugas yang diberikan dengan baik.
Hasil penelitian tersebut mendukung teori yang mengungkapkan motivasi untuk memasuki dunia kerja muncul sebab adanya beberapa faktor seperti: adanya keinginan untuk melakukan suatu kegiatan, terdapat dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya penghormatan diri, harapan dan cita – cita, adanya situasi lingkungan yang baik, serta adanya kegiatan yang menarik. [11]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan Self Efficacy merupakan variabel terbaik dan mampu dalam memperkuat variabel bebas dalam suatu penelitian minat wirausaha. Dimana persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama – sama menyatakan Self Efficacy sebagai variabel yang mampu memperkuat antar variabel. [15]
6. Hipotesis Keenam : Pengaruh signifikan Academic Achievement terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja yang dimoderasi oleh Self Efficacy
Hasil penelitian ini menunjukkan Self Efficacy memperlemah pengaruh Academic Achievement terhadap Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, yang artinya hipotesis keenam diterima. Dimana tingkat efikasi diri akan menurunkan pengaruh prestasi akademik dalam kesiapan memasuki dunia kerja.
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa mahasiswa memiliki IPK sementara yang baik Namun, hal tersebut menyatakan bahwa mahasiswa dapat menurunkan kesiapan kerja nya. IPK yang baik tidak menjamin bahwa mahasiswa benar – benar memiliki kemampuan yang baik pula. Hal tersebut juga terbukti karena mahasiswa yang memiliki tingkat keyakinan diri yang rendah mengenai kemampuannya. Ketidakyakinan diri tersebut dapat timbul karena mahasiswa yang tidak mampu dalam mengendalikan diri dengan baik. Dalam dunia industry memiliki pengendalian diri yang baik (kecerdasan emosional) merupakan ciri – ciri dari peningkatkan kemampuan Soft Skill yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. Dimana untuk sukses dan bertahan dalam dunia kerja mahasiswa harus dapat menguasai berbagai kemampuan Soft Skill sebagai pertahanan kemampuan diri yang baik, seperti Public Speaking, kecerdasan emosional, dapat bersikap tenang dibawah tekanan, berfikir kritis, dll. Sehingga, dalam penelitian ini meskipun mahasiswa memiliki IPK yang baik namun tidak memiliki berbagai kemampuan sebagai penunjang kemampuan skill yang baik maka dapat menurunkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
Hasil penelitian tersebut mendukung survey yang diperoleh kesimpulan bahwa Indeks Prestasi Akademik (IP) adalah nomor 17 dari 20 kualitas yang dianggap penting dari seorang lulusan universitas, sekaligus mengungkapkan 1 – 16 jenis tidak berbicara IP, tetapi Soft Skill dan karakter. [5]
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang menyatakan Self Efficacy memperlemah variabel tekanan pada kecurangan akademik berwirausaha. Dimana persamaan penelitian ini dan penelitian terdahulu adalah sama – sama menyatakan Self Efficacy sebagai variabel yang memperlemah antar variabel. [16]
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa terhadap data yang sudah dikumpulkan, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Internship Experience memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Artinya, bahwa mahasiswa yang memiliki Internship Experience mampu untuk menguasai tugas/pekerjaannya agar dapat meningkatkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
- Motivation memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Artinya, bahwa mahasiswa yang melakukan suatu aktivitas untuk mendorong semangat motivasi dirinya maka dapat meningkatkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
- Academic Achievement memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Artinya, bahwa mahasiswa yang memiliki Academic Achievement yang baik selama perkuliahan nya akan dapat meningkatkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
- Internship Experience memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja yang dimoderasi Self Efficacy. Artinya, bahwa Self Efficacy memperkuat hubungan Internship Experience yang akan berpengaruh pada kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja. Dengan adanya pengalaman magang yang baik dan memadai sekaligus mahasiswa yakin terhadap kemampuannya (efikasi diri) juga baik sebagai peningkatan pengalaman magang tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan mahasiswa mampu meningkatkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
- Motivation memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja yang dimoderasi Self Efficacy. Artinya, bahwa Self Efficacy memperkuat hubungan motivasiyang akan berpengaruh pada kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja. Dengan memiliki dorongan motivasi yang baik sekaligus mahasiswa yakin terhadap kemampuannya (efikasi diri) juga baik sebagai peningkatan motivasi tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan mahasiswa mampu meningkatkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
- Academic Achievement memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja yang dimoderasi Self Efficacy. Artinya, bahwa Self Efficacy memperlemah hubungan Academic Achievement yang akan berpengaruh pada kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja. Dengan memiliki prestasi akademik yang baik namun justru tidak membuat mahasiswa yakin terhadap kemampuan nya (efikasi diri) juga baik, sehingga hal ini mengakibatkan mahasiswa menurunkan kesiapan nya dalam memasuki dunia kerja.
References
- Sari, R, Syofyan, R., Ekonomi, J. P., Ekonomi, F., & Padang, U. N. 2021. “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Dan Prestasi Akademik yang Dimoderasi Oleh Keaktifan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Berorganisasi Terhadap Kesiapan Mahasiswa Dalam Memasuki Dunia Kerja”. 4(2), 198 – 211.
- Badan Pusat Statistik. 2021. Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan. https://www.bps.go.id/indikator/6/1179/1/tingkat-pengangguran-terbuka-berdasarkan-tingkat-pendidikan.html. [Accessed Nov. 22, 2021].
- Sinta, T., Praktek, P., Lapangan, K., Memasuki, M., & Kerja, D. 2020. Economic Education Analysis Journal. 9(2), 391 – 404. https://doi.org/10.15294/eeaj.v9i2.32079.
- Dinasty, D., & Rianto, D. 2020. “Analisis Internship Bagi Peningkatkan Kompetensi Mahasiswa”.
- Marlin, T., & Manurung, S. 2017. “Pengaruh Motivasi dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa”. 1(1), 17 – 26.
- Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan 21. Bandung: Alfabeta.
- Sugiyono. 2018. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Ghazali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
- Edriati, A., Maini, H., M. 2020. “Korelasi Pengalaman Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Siswa Menghadapi Dunia Kerja”. Jurnal Edik Informatika, 6(2).
- Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum Dan Pembelajara. Jakarta Bumi Aksara.
- B. Uno, Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara.
- Riyanti, S., & Kasyadi, S. 2021. “Motivasi dan Pengalaman Praktek Kerja Industri Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa : Sudi pada SMK Swasta di Kabupaten Bogor”. 4(58), 43 – 57.
- Junaidi, N., Armida, S., & Dessi. 2018. “Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Universitas Negeri Padang”. 1(2). http://dx.doi.org/10.24036/jmpe.vli2.4762.
- Eliyani, Citra. 2018. “Peran Efikasi Diri Sebagai Variable Moderating dari Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja. Jurnal Mandiri, 2(1), 23 – 41. DOI:10.33753/mndiri.v2il.30.
- Syandianingrum, A., & Eko, W. 2021. “Pengaruh Mata Diklat Produktif Akuntansi dan Pengalaman Prakerin Trhadap Kesiapan Kerja Dengan Variabel Moderasi Efikasi Diri. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 9(1). https://doi.org/10.26740/jpak.v9n1.p32-45.
- Gabriel, W, Stepanus. 2022. “Pengaruh Ketidakpuasan Karir Terhadap Job Crafting dengan Dukungan Sosial dan Self Efficacy Sebagai Variabel Moderator”. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 3(6).