Abstract

This study aims to analyze the habituation of students' religious character in ISMU learning at SD Muhammadiyah 1 Sedati. This type of research uses a case study approach. Data was collected through interviews, observations, and documentation by applying triangulation techniques, and sources to teachers and students of class II which was then analyzed using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results of the study, it showed that the habituation of the religious character of students in Islamic science learning at SD Muhammadiyah 1 Sedati was carried out by habituation of praying before and before doing work, dhuha prayer in congregation which was carried out according to schedule, dhuhur prayer in congregation, reading and writing the Qur'an. before learning begins, tahfidz content, PHBI activities, habituation of religious characters in the content of ismu learning. The conclusion from the conclusion that the habituation of the religious character of students in SD Muhammadiyah 1 is done through habituation taught by the teacher using the tawaqi method, which means the teacher provides an example and theory after the students practice it.

Pendahuluan

Pembiasaan adalah proses membiasakan sesuatu atau seseorang terhadapnya, dan bila dikaitkan dengan metode pengajaran dalam pendidikan agama Islam, kebiasaan adalah cara membiasakan peserta didik untuk berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai kaidah ajaran Islam. Proses pembiasaan dianggap sangat efektif jika dimulai sejak usia dini dan ditanamkan pada anak.[1] Potensi ruh iman manusia yang diberikan Tuhan harus selalu dipupuk dan dipelihara dengan memberikan pelatihan ibadah. Jika kebiasaan itu terbentuk, maka anak tidak akan lagi sulit beribadah, bahkan anak akan menjadi wadah amal dan sumber kenikmatan dalam hidup, karena ia dapat berkomunikasi langsung dengan Tuhan dan sesama manusia.[2]

Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan karakter dan menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, [3]perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak kecil agar dapat mengembangkan karakter yang baik di kemudian hari hingga dewasa. Hakikat agama merupakan salah satu pilar utama suatu mata kuliah. Jurnal internasional “Journal of Moral Education”, dalam Nilai-Nilai Ajaran Islam, Vol. 36, 2007, secara khusus menyatakan hal ini. Menyampaikan pesan bahwa nilai spiritual dan agama tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan Karakter. [4]

Pendidikan karakter menanamkan berbagai kebiasaan, kondusif bagi individu yang bertindak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.[5] Nilai itu sendiri adalah prinsip universal komunitas menggunakan metrik atau standar untuk membuat penilaian dan pilihan tindakan yang dianggap baik atau buruk, 18 nilai karakter yang ditanamkan melalui pendidikan karakter dengan agama, toleransi, kejujuran, disiplin, kerja keras, kreativitas, kemerdekaan, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat [6]

Kebangsaan, cinta tanah air, hargai prestasi, ramah atau suka bergaul, cinta damai, cinta membaca, perlindungan lingkungan, kepedulian sosial dan tanggung jawab. Diantara nilai-nilai katakter ini setiap sekolah bisa bebas mengutamakan nilai mana yang akan berkembang sesuai dengan karakteristik kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekitar[7]

Muhammadiyah telah memainkan banyak peran di negara Indonesia Perintis KH. Visi Ahmad Dahlan adalah berubah secara bertahap. Muhammadiyah adalah gerakan pembaruan Islam yang melibatkan pendidikan, kesehatan, ekonomi dan pengembangan masyarakat. Muhammadiyah melakukan reformasi di bidang pendidikan melalui tiga hal, pertama kurikulum. Pendidikan Muhammadiyah juga mengajarkan Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Kemudian memperbarui metode pembelajaran da

ri paradigma klasik-modern, dan ketiga, memperbarui sistem, menggabungkan sistem petani dan sekolah. Update tentunya akan terus dinamis mengikuti perkembangan zaman yang cepat berubah. [8]

Permasalahan minim karakter sering berdampak pada perilaku maupun dalam kehidupan sehari-hari. [9] Dengan adanya pandemi Covid_19 semua lembaga pendidikan diwajibkan untuk belajar dirumah yang menjadikan penerapan pembiasaan karakter religius pada siswa menjadi terbengkalai salah satunya di SD Muhammadiyah 1 Sedati, agar generasi muda bangsa ini terselamatkan yang dapat diharapkan memiliki jiwa pribadi yang berkarakter baik, yang sesuai dengan karakter bangsa yang sudah melekat juga di Indonesia. Sehingga pendiidkan karakter ini sudah harus ditanamkan sejak anak usia dini dan dibiasakan.

Keunikan dari SD Muhammadiyah 1 Sedati yang telah dijabarkan oleh Suudin Multazam, S.Pd.I salah satu guru SD Muhammadiyah 1 Sedati yakni dalam pembiasaan karakter religius yakni dalam sebuah pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (ISMU) berarti keislaman, kemuhammadiyahan, karakter religius seperti adab keluar dan masuk kamar mandi, adab berdoa sebelum dan sesudah pebelajaran, adab bertemu guru, adab bertemu dengan teman, merayakan hari-hari besar islam, memiliki fasilitas yang digunakan untuk beribadah, dapat menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan metode yang telah diajarkan oleh guru, akan tetapi dalam pembiasaan karakter religius yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati adanya kendala dalam pembiasaan karakter religius pada siswa tentunya pada usia anak Sekolah Dasar[10]

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan kualitatif. Tujuan dari penelitian untuk memahani fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas II dan wali kelas II SD Muhammadiyah 1 Sedati. menguraikan beberapa pengertian yang berkaitan dengan topic yang dibahas mengacu pada bab II dengan judul “Pembiasaan Karakter Religius Siswa dalam Pembelajaran ISMU di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari ketiga teknik tersebut peneliti menggunakan triangguasi sumber dan trianggulasi teknik untuk mengecek keabsahan data penelitian. Dalam analisisnya peneliti menggunakan 3 cara secara urut yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berikut adalah indikator karakter religius :

Nilai Indikator
Religius :Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakanAgam yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaanibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemelukagama lain. Berdoa sebelum dan sesudah melakukanpekerjaan/sesuatu
Membiasakan ikut kegiatan keislaman
Memiliki fasilitas yang digunakan untuk beribadah
Menjalin persaudaraan dan kebaikan antar teman
Melakukan ibadah dalam kehidupan sehrai-hari
Berperilaku terpuji berdasarkan nilai-nilai agamaDalam kehidupan sehari-hari dan meneladani akhlak mulia serta menjauhi akhlak tercela
Table 1.Indikator karakter religius

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian, pembiasaan karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 1 Sedati ini dimulai dari indikator 1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan/sesuatu, 2) yaitu membiasakan ikut kegiatan keislaman, 3) memiliki fasilitas yang digunakan untuk beribadah, 4) menjalin persaudaraan dan kebaikan antar teman, 5) melakukan ibadah dalam kehidupan sehari-hari dan 6) keenam yaitu berperilaku terpuji berdasarkan nilai-nilai agama dan kehidupan sehari-hari dan meneladani akhlak mulia serta menjauhi akhlak tercela . Dalam pembiasaan ini guru mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut sesuai pernyataan diatas bahwa nilai karakter religius dapat dicantumkan pada materi pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator kurikulum ismuba. Kemudian diintegrasikan dalam mata pelajaran dari kurikulum yang kemudian oleh guru. Hal ini diterapkan dikesehariane dalam pembelajaran serta pembiasaan yang dilakukan. Pembiasaan karakter religus yang diajarkan di SD Muhammadiyah 1 Sedati salah satunya yakni membiasakan siswa untuk sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, hidup rukun antar sesama. Setiap pagi hari sebelum pembelajaran dimulai siswa melakukan btq (baca tulis al-qur’an), dan juga memiliki sebuah progaram untuk menciptakan generasi rabbani yang hafidz jadi siswa dibiaskan untuk menghafal al-qur’an yang sesuai dengan visi misi sekolah tersebut. Visi dan misi di SD Muhammadiyah 1 Sedati merupakan capaian keberhasilan dalam pembelajaran dalam menciptakan peserta didik yang memiliki karakter yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam.

SD muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang menerapkan pembiasaan-pembiasaan islami yang dilakukan setiap hari, setiap sebelum pelaksanaan pembelajar siswa setiap pagi melakukan sholat dhuha dengan waktu yang berjadwal yang sesuai dengan kelasnya masing-masing, pada saat melaksanakan sholat dhuha maupun sholat dhuhur berjamaah siswa membawa perlengkapan sholat itu sendiri, akan tetapi jika salah satu dari siswa tidak membawa siswa boleh meminjam perlengkapan sholat itu dikelas akan tetapi perlengkapan sholat itu tidak banyak disediakan, kemudian siswa setor hafalan dengan mnggunakan kartu hafalan yang dimana di ajar oleh masing-masing guru dengan menggunakan metode yang berbeda oleh masing-masing guru setelah itu siswa memasuki kelas masing-masing dimana siswa melakukan doa sebelum memasuki kelas setelah itu siswa btq yakni baca tulis al-quran setelah selesai melaksanakan kegiatan tersebut siswa mengisi infaq yang sudah disediakan oleh guru kelas, sebelum siswa melakukan proses pebelajaran siswa melakukan doa sebelum memulai pembelajaran yang dipandu oleh guru kegiatan ini dilakukan setiap hari.

Pada saat proses pembelajaran siswa dapat menerima banyak hal pengetahuan yang telah disampaikan oleh guru dimana muatan pembelajaran tersebut mengajarkan banyak akhlak-akhlak yang baik yang dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya pembelajaran saja akan tetapi guru memberikan banyak ilmu kepada siswa untuk menjauhi akhlak-akhlak tercela dimana akhlak tersebut tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, guru telah membiasakan pembiasaan-pembiasaan islami berbasis religius. Agar siswa dpat memiliki karakter yang baik yang diajarkan sejak dini.[11]

Tidak hanya dalam muatan materi saja siswa dapat menerima pembiasaan-pembiasaan islami akan tetapi SD Muhamamdiyah ini memiliki sebuah program-program yang menjadikan siswa terbiasa dalam hal-hal baik misalnya pada program tahfidz dimana siswa diajarkan dalam hal menghafal al quran dengan metode yang diberikan oleh masing-masing guru pembimbing.

SD Muhammadiyah 1 Sedati juga memiliki sebuah fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam menunjang pembiasaan-pembiasaan islami diantara perlengkapan sholat, buku hafalan al qur’ an dan lain sebagainya dimana fasilitas-fasilitas itu digunakan untuk siswa dalam menunjang pembiasaan-pembiasaan islami, seperti yang dijelaskan dari hasil wawancara oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati yang ada pada kurikulum pembelajaran ada ismuba, singkatan dari ismuba sendiri keislaman, kemuhammadiyahan, akidah akhlak dan bahasa arab dari pembelajaran tersebutkan siswa dapat mengetahui dan pengetahuan dalam pembiasaan-pembiaasan islami yang dapat diuraikan pada muatan pembelajaran, oleh karena itu siswa SD Muhammadiyah 1 Sedati terutama siswa kelas II dapat membiasakan karakter religius berbasis al islam kemuhammadiyahan dijarkan pada muatan-muatan materi pembelajaran.

Sedangkan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki tujuan untuk menananmkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang didalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Dengan adanya penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik maka akan ada terjadinya suatu perubahan yang lebih baik pada peserta didik. Wayn menyatakan bahan karakter berkaitan untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan kedalam sebuah tingkah laku maupun tindakan, oleh karena itu,karakter diperoleh dari nilai-nilai atau pandangan seseorang yang diwujudkan kedalam bentuk tingkah laku.

Adapun fakta yang peneliti temui pada saat penelitian di SD Muhammadiyah 1 Sedati ada pada pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan setiap pagi hari misalnya setiap pagi hari siswa melaksanakan sholah dhuha dan setoran hafalan al qur’an kemudian sebelum pembelajaran dimulai siswa melakukan baca tulis al qur’an dimana pembiasaan yang dilakukan dipagi hari, tidak hanya pada baca tulis alqur’an saja SD Muhammadiyah 1 Sedati juga membekali atau pengajarkan pembiasaan-pembiasaan yang lainnya seperti berdoa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran, berdoa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi, melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah, membayar infaq atau sedekah hal ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai jadi, guru menyiapkan sebuah kaleng lalu siswa berbaris untuk mengisi infaq tersebut hal ini dilakukan tanpa adanya paksaan dari siswa karena infaq yang dilakukan setiap hari merupakan keikhlasan pemberian dari siswa, siswa selalu memberikan salam jika bertemu dengan bapak/ibu guru, hidup rukun sesama teman ini pun diajarkan kepada siswa mebiasakan untuk saling tolong menolong antar sesama, dan yang peneliti temui pada saat penelitian apabila jika ada siswa berperilaku tidak baik atau tidak sopan maka guru akan memberikan sebuah sanksi, sanksi tersebut dengan mengucapkan istighfar apabila siswa berprilaku baik maka ia mendapatkan kartu masya allah hal tersebut disebut dengan kotak reward yang berlaku ketika pembelajaran berlangsung. Karena guru kelas memberlakukan kotak rewardtersebut agar siswa lebih giat lagi belajar dan berintropeksi diri akan perilaku yang tidak baik selama pembelajaran.

Upaya guru telah memberikan pengajaran bagi siswa dalam pembiasaan-pembiasan yang menjadikan siswa dalam berkarakter religius berbasis al islam dan kemuhammadiyahan. Pembelajaran yang dilakukan melalui pembelajaran islami, terutama dalam pengajaran di kelas rendah guru lebih memberikan sebuah contoh dan teori-teori agar siswa mudah dalam memahami pelajaran tersebut. Pelaksanaan pembiasaan keagamaan diterapkan pada SD Muhammadiyah 1 Sedati berarti adalah pembelajaran akhlak yang dilakukan secara terur menerus misalnya pada pembiasaan setiap pagi siswa melakukan sholat dhuha berjamaah kemudian siswa melakukan pembiasaan menghafal al qur’an dimana pembiasaan ini dijadikan sebuah program tahfidz untuk SD Muhammadiyah 1 Sedati, setelah itu sebelum dilakukannya pembelajaran siswa melakukan btq (baca tullis al qur’an) hal ini dilakukan guna agar siswa terbiasa akan hal tersebut sampai mereka dewasa.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan dari dua fokus penelitian diantaranya: pembiasaan karakter religius siswa dalam pembelajaran ismu melalui kegiatan membaca dan menulis al-qur’an (BTQ) sebelum pembelajaran dimulai, proses pembelajaran ismu. pembiasaan sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, hafalan al-qur’an. Upaya guru dalam membiasakan karakter religius siswa dalam pembelajaran ismu dilakukan oleh guru dengan cara menggunakan metode tawaqi, yang berarti guru dapat memberikan contoh dan teori setelah itu siswa mempraktekkannya hal tersebut dilakukan agar siswa lebih mudah memahami dan menghafal.

References

  1. M. Amrullah dan E. D. E. Silvia, “Implementation of Religious Character Education at SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool UMSIDA During the Covid 19 Pandemic,” Proc. ICECRS, vol. 10, no. 3, hal. 6–10, 2021, doi: 10.21070/icecrs20211044.
  2. Nurbaiti, R., Alwy, S., & Taulabi, I. (2020). Pembentukan Karakter Religius Siswa Melalui Pembiasaan Aktivitas Keagamaan. EL Bidayah: Journal of Islamic
  3. Ni Putu Suwardani, “QUO VADIS” Pendidikan Karakter dalam Merajut Harapan Bangsa yang Bermartabat. 2020.
  4. Ninik Hidayati, Nurul Hakim, dan M. Zakki Sulton, “Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan Rutin Untuk Menanamkan Nilai - Nilai Pendidikan Islam Pada Siswa Sd/Mi,” Prem. J. Islam. Elem. Educ., vol. 2, no. 2, hal. 47–61, 2021, doi: 10.51675/jp.v2i2.104.
  5. A. Djauhari, “Pendidikan Karakter Berbasis Al Islam Dan Kemuhammadiyahan Dengan Metode Shibghah,” Instruksional, vol. 2, hal. 93–102, 2021, [Daring]. Tersedia pada: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/instruksional/article/view/9735.
  6. M. N. Fahmi dan S. Susanto, “Implementasi Pembiasaan Pendidikan Islam dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Sekolah Dasar,” Pedagog. J. Pendidik., vol. 7, no. 2, hal. 85–89, 2018, doi: 10.21070/pedagogia.v7i2.1592.
  7. R. Swandar, “Implementasi Pendidikan Karakter Religius di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul,” 2017.
  8. Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-44 Tanggal 8 s/d 11 Juli Di Jakarta, “Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah,” J. Artickel, hal. 1–25, 2000.
  9. E. W. Suryanti dan F. D. Widayanti, “Penguatan pendidikan karakter berbasis religius,” no. September, 2018.
  10. Tim Penyelaras, K U R I K U L U Mpendidikan Al-Islam, Kemuhammadiyahan Dan Bahasa Arab (Ismuba)Tahun 2017. 2017.
  11. B. Purnomo, “Implementasi Pembentukan Karakter Religius Pada Masa Pandemi Melalui Kegiatan Pembiasan Keagamaan,” J. Madaniyah, vol. 12, no. 1, hal. 1–18, 2021.