Abstract
This study aims to analyze the influence of the entrepreneurial spirit, family environment and internal locus of control on entrepreneurial interest. The sampling method used is probability sampling. The probability sampling technique used in this study is the Slovin formula. The sample in this study were 257 respondents. The data used is primary data. The data analysis method used in this study is Multiple Linear Regression with SPSS 25. The results of this study indicate that the entrepreneurial spirit has an influence on entrepreneurial interest. Family Environment Affects Interest in Entrepreneurship. Internal Locus of Control Affects Entrepreneurial Interest
Pendahuluan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses [1]. Semakin maju suatu negara maka semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Sehingga dunia wirausaha menjadi sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Karena kemampuan pemerintah yang terbatas, maka dengan berwirausaha, pembangunan akan lebih berhasil karena ditunjang dengan para wirausahawan yang dapat menciptakan lapangan kerja. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha itu sendiri. Banyak sekali manfaat wirausaha yaitu pertama, menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Kedua, sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. Ketiga, menjadi contoh anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. Keempat, selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan. Kelima, berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya. Keenam, berusaha mendidik karyawannya menjadi orang disiplin, jujur, mandiri, tekun dalam menghadapi pekerjaan. Ketujuh, memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT. Kedelapan, hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros. Kesembilan, memelihara keserasian lingkungan baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan [2]. Berwirausaha juga dapat memberi sumbangsih terhadap pembangunan bangsa yaitu pertama, dengan berwirausaha dapat melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan pada asing.
Pemerintah perlu menggalakkan budaya berbisnis guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada setiap lapisan masyarakat, sehingga para generasi muda tidak cenderung berpikir untuk memilih menjadi pegawai. Dengan semakin banyak lahirnya wirausaha baru, hal tersebut dapat memperkokoh dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perekonomian yang ada. Pada tahun 1980-an di Amerika Serikat telah lahir sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa Timur, wirausahawan ini mulai bermunculan. Bahkan, di negeri China yang masa lalu menganut paham komunisme murni, kini mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan baru dan menerima investasi dari luar. Universitas Beijing menghapuskan mata kuliah Marxis, dan menggantikannya dengan mata kuliah kewirausahaan. Mempunyai usaha sendiri dapat menjadi peluang untuk membuka lapangan kerja. Usaha yang semakin berkembang, tentunya membutuhkan lebih banyak untuk menyerap tenaga kerja sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Tidak seimbangnya jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah pertumbuhan angkatan kerja baru, dapat meningkatkan angka pengangguran terbuka di Indonesia. Menurut data [3], menyatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2022 di Indonesia mencapai 8,40 juta orang. Berdasarkan dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, jumlah pengangguran tingkat Universitas mencapai 5.89 persen. Lebih besar 0.26 persen bila dibandingkan bulan Februari 2021 yang hanya sebesar 5.63 persen.
Dalam hal ini yang menjadi sorotan adalah presentase pengangguran lulusan sarjana, dimana setiap tahun perguruan tinggi negeri dan swasta melahirkan sarjana-sarjana baru. Sarjana-sarjana tersebut diharapkan dapat memajukan negara Indonesia khususnya di bidang perekonomian dengan kulitas sumber daya manusia yang dimilikinya yang diperoleh dari pendidikan perguruan tinggi. Namun karena terbatasnya lapangan pekerjaan dan belum dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sarjana-sarjana tersebut berpotensi untuk menjadi seorang pengangguran. Berkaca dari realitas tersebut, maka berwirausaha dapat menjadi alternatif untuk mengurangi pengangguran di Indonesia dan mendorong kemajuan perekonomian Indonesia dengan berbekal sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif dan siap dalam menghadapi pasar global.
Dari berbagai jurusan yang terdapat pada perguruan tinggi, penelitian ini berfokus pada mahasiswa jurusan akuntansi. Mahasiswa lulusan akuntansi sangat berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Terutama apabila lulusan Sarjana Akuntansi tersebut mempunyai keahlian dan kualifikasi yang mumpuni guna memenuhi kebutuhan berbagai pihak. Berbicara mengenai karir, prospek lulusan Sarjana Akuntansi di bursa kerja sangat besar. Penyandang gelar Sarjana Akuntansi dapat memilih berbagai karir, misalnya sebagai akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan publik dan berwirausaha. Menumbuhkan jiwa berwirausaha pada mahasiswa akuntansi sangat penting. Agar mahasiswa akuntansi dapat mempunyai pandangan baru mengenai prospek kerja, bukan hanya menjadi pencari kerja melainkan pencipta lapangan kerja. Mahasiswa dapat mulai membuka usaha atau UMKM guna memajukan perekonomian dan mengurangi pengangguran untuk menciptakan generasi yang mandiri. Manfaat lainnya adalah mahasiswa akuntansi dapat menerapkan ilmu di bidang akuntansi yang telah diperoleh selama pendidikan di perguruan tinggi untuk mengatur bisnisnya, sehingga tidak mempercayakan sepenuhnya pengelolaan keuangan terhadap karyawan. Dengan demikian, perusahaan akan menghasilkan laporan keuangan yang wajar dan akurat, serta pemilik dapat mengevaluasi laporan keuangan tersebut setiap saat. Akan tampak berbeda, bila bisnis yang dijalankan oleh seseorang tanpa memiliki ilmu akuntansi, sehingga akan mempercayakan sepenuhnya keuangan bisnisnya terhadap pegawai akuntan yang dipekerjakan dan dapat memicu tindakan fraud.
Berwirausaha bukan hanya sebatas kegiatan bisnis atau transaksi jual beli semata. Dengan membangun Kantor Akuntan Publik (KAP) juga termasuk berwirausaha. Berdasarkan penelitian dari [4], menyatakan bahwa pertumbuhan Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak seiring dengan pertumbuhan industri. Khususnya di Lampung, sejak tahun 2000 hanya ada 3 KAP yang beroperasi, yaitu KAP Weddi dan Rekan, Nurdiono dan Rekan, dan Zubaidi Indra dan Rekan. Demikianpun, auditor yang membuka jasa KAP di Lampung pada saat ini sudah memasuki rata-rata usia diatas 50 tahun. Bila tidak adanya regenerasi dalam kurun waktu yang lebih pendek di masa mendatang, maka keberadaan KAP Akan semakin sedikit.
Dari fenomena diatas, kesempatan berwirausaha dengan membuka KAP dapat dikatakan mempunyai peluang yang tinggi, karena masih minimnya jumlah KAP dibanding dengan pertumbuhan Industri. Kebutuhan industri akan laporan keuangan yang auditable, menjadikan peluang untuk sukses usaha KAP semakin besar dan menjanjikan. Namun membuka KAP bukanlah hal yang mudah, banyak tahapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuka KAP, seperti yang terdapat pada UU No.5 Tahun 2011, yaitu lulus S1 / DIV / Setara Akuntansi dan Non Akuntansi PTN dan PTS, lulus Pendidikan Profesi Akuntan Publik dari PTN dan PTS kemudian Ujian Sertifikasi AP (IAPI) dan yang terakhir lulus Izin Akuntan Publik dari Kementrian Keuangan.
Banyaknya tahapan yang harus dilalui guna membuka KAP tidak akan menjadikan hambatan bagi akuntan publik yang mempunyai jiwa kewirausahaan untuk tetap melaksanakannya. Mengacu pada teori tindakan yang direncanakan (Theory Of Planned Behavior) sebagai landasan teori dalam penelitian ini, yaitu sikap, norma subjektif dan persepsi kendali perilaku yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk menghasilkan perilaku. Sifat dan sikap dalam hal ini, yaitu jiwa kewirausahaan yang dimiliki setiap individu guna memantapkan diri sendiri atau berkeyakinan untuk mencapai tujuan dalam berwirausaha. Ditambah dengan norma subjektif yang dalam penelitian ini terkait dengan dukungan keluarga untuk memulai berwirausaha. Ditambah dengan persepsi kendali perilaku, yaitu lokus kendali internal yang mempercayai bahwa kegagalan dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari usaha yang dilakukan. Maka segala hambatan atau rintangan yang dilalui untuk mencapai tujuan berwirausaha dapat dilalui dengan baik.
penelitian oleh [5] tentang pengaruh kepribadian, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi menunjukkan hasil bahwa kepribadian, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan erhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh [6]. Pada penelitiannya tentang jiwa kewirausahaan dan budaya keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul menyatakan bahwa jiwa kewirausahaan dan budaya keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh [7]. Pada penelitiannya tentang pengalaman berwirausaha dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan bahwa pengalaman berwirausaha dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh [8]. Pada penelitiannya tentang faktor apakah yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa akuntansi menyatakan bahwa kebutuhan dan efikasi diri berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. Sedangkan lokus kendali, kesiapan intrumen, gender, etnis, pengalaman, latar belakang orang tua tidak berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa akuntansi.
Selanjutnya, penelitian dari [9] yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada variabel internal lokus of control terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi., maka peneliti ingin menelusuri lebih mendalam terkait dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Akuntansi melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga, dan Lokus Kendali Internal terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Apakah Jiwa Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi ?
- Apakah Lingkungan Keluarga Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi ?
- Apakah Lokus Kendali Internal Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi ?
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu [10]. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga kesimpulan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan, baik pengumpulan data, analisa data maupun kesimpulan. Berhasil tidaknya suatu penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang tepat, relevan dan objektif, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data primer sebagai sumber data, karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistic [11]. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel dan mengembangkan teori serta hipotesis yang berkaitan dengan dengan fenomena alam yang terjadi.
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif serta menggunakan pengujian hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. Sebagai langkah awal peneliti mencari acuan studi literature dari jurnal, artikel, maupun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga , Lokus Kendali Internal Dan Minat Berwirausaha. Tahap kedua dan selanjutnya peneliti menetapkan rumusan masalah, menentukan hipotesis, dan data-data yang akan diperlukan. Pengumpulan data berasal dari data primer dan sekunder. Data primer berasal dari kuesioner yang di bagikan kepada responden sedangkan data sekunder berupa data historis yang diperoleh dari berbagai sumber melalui media perantara. Data sekunder tersebut meliputi buku referensi, literature, laporan keuangan dan informasi mengenai Minat Berwirausaha.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Definisi Operasional dan Indikator Variabel
a. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
1) Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel dependen (terikat) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha. Minat Berwirausaha merupakan keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.
Adapun Indikator yang digunakan adalah :
- Berminat menjadi wirausaha karena tidak ketergantungan pada orang lain
- Berminat menjadi wirausaha karena dapat membantu lingkungan sosial
- Senang jika menjadi seorang wirausaha
2) Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga dan Lokus Kendali Internal.
a) Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah sifat-sifat yang dimiliki seorang wirausahawan. Indikator jiwa kewirausahaan yaitu :
- kemauan dan rasa percaya diri
- fokus pada sasaran
- berani mengambil resiko
- berani memikul tanggung jawab
- pekerja keras
- inovasi
b) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama seseorang mengenal dunia. Lingkungan keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak dimasa mendatang. Orang tua khususnya, dapat menjadi contoh seorang anak dalam penentuan karir, artinya secara tidak langsung orang tua dapat menjadi pengaruh minat anaknya untuk memilih pekerjaan termasuk dalam hal berwirausaha. Indicator lingkungan Keluarga yaitu :
-Dukungan keluarga
-Pekerjaan orang tua
c) Lokus Kendali Internal
Lokus kendali internal adalah kepercayaan terhadap diri sendiri terkait dengan hasil yang diperoleh melalui kemampuan yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Sedangkan, indikator lokus kendali internal yaitu :
- Segala yang dicapai individu hasil dari usaha sendiri
- Menjadi pimpinan karena kemauan sendiri
- Keberhasilan individu karena kerja keras
- Segala yang diperoleh individu bukan karena keberuntungan
- Kemampuan individu dalam menentukan kejadian dalam hidup
- Kehidupan individu ditentukan oleh tindakannya
- Kegagalan yang dialami individu akibat perbuatan sendiri
b. Indikator Variabel
No | Variabel | Pengukuran | Skala Pengukuran |
1 | Minat Berwirausaha | Tidak bergantung terhadap orang lainDapat membantu lingkungan sosialPerasaan senang menjadi seorang wirausaha | Skala Likert |
2 | Jiwa Kewirausahaan | Mempunyai kemauan dalam berwirausahaPercaya diri Fokus pada sasaran Berani mengambil resikoBerani memikul tanggung jawabPekerja kerasInovasi | Skala Likert |
3 | Lingkungan Keluarga | Dukungan keluargaPekerjaan orang tua | Skala Likert |
4 | Lokus Kendali Internal | Segala yang dicapai adalah hasil usaha sendiriTertarik menjadi seorang pemimpinKeberhasilan berasal dari kerja kerasSegala yang diperoleh individu bukan karena keberuntunganKemampuan individu dalam menentukan kejadian dalam hidupKehidupan individu ditentukan oleh tindakannyaKegagalan yang dialami individu akibat perbuatan sendiri | Skala Likert |
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian [16]. Jadi yang dimaksud populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penenlitian ini adalah mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2018, 2019, 2020.
Angkatan | Jumlah |
2018 | 247 |
2019 | 201 |
2020 | 272 |
Total | 720 |
b. Sampel
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian [17]. Teknik pengambilan sampel Dalam penelitian ini , yaitu probability sampling. Probability sampling merupakan metode pengambilan sampel yang dilakukan secara random atau acak. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :
Rumus Slovin
n = N / (1+ Ne ^ 2)
dimana,
n: Jumlah sampel
N: Ukuran populasi
e: Batas kesalahan
Sampel pada penelitian ini sebagai berikut :
n = 720 / (1+720(0.05) ^ 2) = 257,14 dibulatkan menjadi 257 mahasiswa.
Proporsi sampel untuk masing-masing angkatan sebagai berikut :
Angkatan 2018 : 247/720 x 257 = 88 mahasiswa
Angkatan 2019 : 201/720 x 257 = 72 mahasiswa
Angkatan 2020 : 272/720 x 257 = 97 mahasiswa
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertulis untuk pengumpulan data yang diperlukan, tidak melalui wawancara terhadap responden karena responden khawatir identitasnya akan terungkap. Kuesioner tersebut berisi daftar pernyataan yang telah dibuat dan disusun oleh peneliti yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner tersebut bersifat tertutup, yang berarti bahwa responden tidak bisa memberikan jawaban atau pendapat sendiri melainkan cukup memilih jawaban yang telah tersedia. Pada penelitian ini menggunakan 5 poin skala likert, untuk menghilangkan sifat keragu-raguan responden dalam memberikan jawaban pada kuesioner. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek atau fenomena tertentu [18]. Adapun untuk keperluan analisis kuantitatif, skor yang diberikan dari setiap skala sebagai berikut :
Pilihan Jawaban | Bobot Skor |
Sangat Setuju | 5 |
Setuju | 4 |
Netral | 3 |
Tidak Setuju | 2 |
Sangat Tidak setuju | 1 |
Teknik Analisis
a. Uji Validitas dan Realibitas
1) Uji Validitas
Uji Validitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti [19]. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 (5%). Jika hasil analisis menunjukkan lebih kecil dari pada nilai t tabel, maka item-item dalam kuesioner tidak menunjukkan nilai kevalidan sehingga tidak dapat dilanjutkan sebagai instrumen penelitian.
2) Uji Reliabilitas
Kata reliability berasal dari kata rely dan ability. Reliabilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan,atau konsistensi. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya memiliki konsistensi pengukuran yang baik. Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Dengan ketentuan sebagai berikut :
b. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, maka perlu adanya uji asumsi klasik. Mengingat bahwa model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik apabila memenuhi uji asumsi klasik, yang terdiri sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan independen. Uji lainnya yang digunakan adalah uji ststistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
- Jika nilai signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
- Jika nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model [20]. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Identifikasi keberadaan multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Varience Inflation Factor (VIF). Nilai Cotof yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya mulkolonieritas adalah nilai Tolerence< 0,10 atau sama denagn nilai VIF < 10.Jika besarnya nilai VIF lebih kecil dari 10 (<10), ini memberi indikasi tidak ada problem multikolinearitas, demikian pula sebaliknya. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
c) Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji durbain waston dengan ketentuan apabila :
- Nilai DW < 1,10 : ada autokorelasi
- Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan
- Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46 : tidak ada autokorelasi
- Nilai DW antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan
- Nilai DW > 2,91 : ada autokorelasi
c. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam menginteprestasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Alat analisis yang digunakan dalam uji statistic deskriptif antara lain adalah nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Ukuran numerik ini merupakan bentuk penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada suatu penjelasan dan penafsiran.
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. analisis kuantitatif adalah cara menganalisis data yang berbentuk angka yang dibandingkan antara yang satu dengan yang lain. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji statistik regresi linier berganda.Untuk menguji kebenaran dan hipotesis yang diajukan maka di uji dengan regresi linier berganda yaitu sebagai berikut:
Y = a+b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e
Keterangan :
Y= Minat Berwirausaha
a= Konstanta
X1= Jiwa Kewirausahaan
X2= Lingkungan Keluarga
X3= Lokus Kendali Internal
b1= koefisien regresi untuk variabel X1
b2= koefisien regresi untuk variabel X2
b3= koefisien regresi untuk variabel X3
e= Error (variabel lain tidak dijelaskan)
e. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan uji koefisien determinasi,dan uji t.
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan si peran secara parsial antara variable bebas terhadap variable terikat. Apakah variable bebas berpengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variable terikat. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitungi dengan ttable. Apabila thitungi lebih besar dari ttable artinya terdapat alas an yang kuat untuk hipotesis satu (H1) diterima. Selain itu dapat pula dengan menggunakan uji signifikan. Dengan ketentuan jika nilai signifikan lebih dari 0,05 alpha, maka artinya terdapat alasan untuk hipotesis diterima.
2. Koefisien Korelasi Berganda (R)
Koefisien korelasi berganda dipergunakan untuk menghitung tingkat keeratan hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Jangkauan nilai R berkisar antara 0-1, artinya semakin mendekati 1 maka semakin kuat hubungan antara variable bebas secara bersama-sama dan variable terikat. Semakin mendekati 0 berarti hubungannya semakin lemah atau bahkan tidak sama sekali antara variable bebas secara bersama-sama dan variable terikat. jika nilai R (korelasi) tersebut bernilai positif, artinya halini menandakan bahwa jika terjadi peningkatan nilai pada variable bebas, maka akan menyebabkan peningkatan nilai variable terikat, artinya terjadi hubungan yang searah antara variable bebas secara bersama-sama terhadap varaibel terikat. Tetapi jika nilai R(korelasi) tersebut bernilai negatif, maka hubungan yang terjadi adalah hubungan yang berbalik arah. Hubungan berbalik arah tersebut mengandung arti bahwa jika terjadi peningkatan nilai pada variable bebas secara bersama-sama maka akanm enyebabkan penurunan nilai pada variable terikat. Dan sebaliknya jika terjadi penurunan nilai pada variable secara bersama-sama maka akan menyebabkan peningkatan nilai pada variable terikat.
3. Koefisien Determinasi Berganda(R2)
Digunakan untuk menghitung kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variable yang tergantung akibat variasi variable bebas. Nilai koefisien determinasi berganda adalah antara nol dan satu (0-1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variable terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi terikati.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Analisis Data dan Hasil
1. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Variabel | Item Variabel | Correlation (r-hitung) | r-kritis | Keterangan |
Jiwa Kewirausahaan (X1) | X1.1 | 0.423 | 0.30 | Valid |
X1.2 | 0.358 | 0.30 | Valid | |
X1.3 | 0.372 | 0.30 | Valid | |
X1.4 | 0.352 | 0.30 | Valid | |
X1.5 | 0.693 | 0.30 | Valid | |
X1.6 | 0.453 | 0.30 | Valid | |
X1.7 | 0.325 | 0.30 | Valid | |
Lingkungan Keluarga (X2) | X2.1 | 0.371 | 0.30 | Valid |
X2.2 | 0.973 | 0.30 | Valid | |
X2.3 | 0.467 | 0.30 | Valid | |
X2.4 | 0.558 | 0.30 | Valid | |
X2.5 | 0.347 | 0.30 | Valid | |
Lokus Kendali Internal (X3) | X3.1 | 0.493 | 0.30 | Valid |
X3.2 | 0.508 | 0.30 | Valid | |
X3.3 | 0.464 | 0.30 | Valid | |
X3.4 | 0.476 | 0.30 | Valid | |
X3.5 | 0.490 | 0.30 | Valid | |
X3.6 | 0.449 | 0.30 | Valid | |
X3.7 | 0.445 | 0.30 | Valid | |
Minat Berwirausaha (Y) | Y1.1 | 0.471 | 0.30 | Valid |
Y1.2 | 0.438 | 0.30 | Valid | |
Y1.3 | 0.407 | 0.30 | Valid |
Pada hasil pengujian validitas diatas menyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuisioner variable (X) dan variable (Y) memiliki nilai koefesien korelasi diatas 0,30 (>0,30), sehingga dari variable (X) dan variable (Y) keseluruhan dapat dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Variabel | Nilai alpha cronbach | Nilai Kritis | Keterangan |
Jiwa Kewirausahaan(X1) | 0.722 | 0.7 | Reliabel |
Lingkungan Keluarga (X2) | 0.778 | 0.7 | Reliabel |
Lokus Kendali Internal (X3) | 0.716 | 0.7 | Reliabel |
Minat Berwirausaha(Y) | 0.724 | 0.7 | Reliabel |
Dari data table diatas, dapat dilihat terdapat nilai koefisien reliabilitas cronbach alpha pada variable Minat Berwirausaha (Y) sebesar 0.724, variable Jiwa Kewirausahaan (X1) sebesar 0.722, sedangkan variable Lingkungan Keluarga (X2) memiliki nilai 0.778, dan Lokus Kendali Internal (X3) memiliki nilai 0.716. Dari hasil penelitian tersebut maka dari pernyataan instrument variable Jiwa Kewirausahaan (X1), Lingkungan Keluarga (X2), dan Lokus Kendali Internal (X3) dan Minat Berwirausaha (Y) ini bahwa instrument kuisioner yang digunakan dikatakan memiliki reliabilitas.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan pertama sebelum dilakukan perhitungan regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen.
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||||
Jiwa Kewirausahaan | Lingkungan Keluarga | Lokus Kendali Internal | ||
N | 257 | 257 | 257 | |
Normal Parametersa,b | Mean | 31.30 | 22.65 | 31.83 |
Std. Deviation | 2.736 | 1.799 | 1.845 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .145 | .160 | .141 |
Positive | .088 | .096 | .093 | |
Negative | -.145 | -.160 | -.141 | |
Test Statistic | .145 | .160 | .141 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .700c | .788c | .456c |
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||||
Minat Berwirausaha | ||||
N | 257 | |||
Normal Parametersa,b | Mean | 13.57 | ||
Std. Deviation | 1.226 | |||
Most Extreme Differences | Absolute | .217 | ||
Positive | .125 | |||
Negative | -.217 | |||
Test Statistic | .217 | |||
Asymp. Sig. (2-tailed) | .666c | |||
a. Test distribution is Normal. | ||||
b. Calculated from data. | ||||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diketahui bahwa angka signifikan setiap variabel menunjukkan angka lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan dapat di lanjutkan ke pengujian selanjutnya.
b. Uji Multikolinieritas
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
Jiwa Kewirausahaan | .979 | 1.022 | |
Lingkungan Keluarga | .960 | 1.042 | |
Lokus Kendali Internal | .976 | 1.024 | |
a. Dependent Variable: MINAT BERWIRAUSAHA |
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa hasil uji multikolinieritas, nilai tolerance masing-masing variabel independen > 0,10 sedangkan nilai VIF < 10. Dengan demikian, hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .735a | .818 | .907 | 1.222 | 1.733 |
a. Predictors: (Constant), Lokus Kendali Internal , Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga | |||||
b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha |
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson sebesar 1.733. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 10.401 | 1.685 | 6.174 | .000 | |
JIWA KEWIRAUSAHAAN | 8.005 | .028 | .011 | 5.176 | .001 | |
LINGKUNGAN KELUARGA | 2.053 | .043 | .078 | 4.225 | .002 | |
LOKUS KENDALI INTERNAL | 3.067 | .042 | .100 | 4.589 | .003 |
Berdasarkan hasil table diatas dapat dilihat dan dijelaskan bahwa persamaan yang diperoleh sebagai berikut :
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e
Y = 10.401 + 8.005 X 1 + 2.053 X 2 + 3.067 X 3 + e
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam perasamaan diatas dapat dijelaskan makna dari koefisien regresi sebagai berikut :
a. Konstanta (a)
Nilai konstanta adalah 10.401. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh variable bebas yaitu Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga dan Lokus Kendali Internal, maka nilai dalam variable terikatnya yaitu variable Minat Berwirausaha tetap konstan sebesar 10.401.
b. Jiwa Kewirausahaan (X1)
Koefisien bernilai positif 8.005 antara variable Jiwa Kewirausahaan (X1) dengan variable variable Minat Berwirausaha (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Jiwa Kewirausahaan (X1) mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable variable Minat Berwirausaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 8.005 satuan.
c. Lingkungan Keluarga (X2)
Koefisien bernilai positif 2.053 antara variable Lingkungan Keluarga (X1) dengan variable variable Minat Berwirausaha (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Lingkungan Keluarga (X1) mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable variable Minat Berwirausaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 2.053 satuan.
d. Lokus Kendali Internal (X3)
Koefisien bernilai positif 3.067 antara variable Lokus Kendali Internal (X1) dengan variable variable Minat Berwirausaha (Y). hal ini dapat diartikan bahwa variable tersebut memiliki hubungan yang positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variable Lokus Kendali Internal (X1) mengalami kenaikan satu satuan, sehingga variable variable Minat Berwirausaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 3.067 satuan.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .735 a | .818 | .907 | 1.222 | 1.733 |
a. Predictors: (Constant), Lokus Kendali Internal , Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga | |||||
b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha |
Pada table diatas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R adalah 0,735 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel bebas yang meliputi Jiwa Kewirausahaan (X1), Lingkungan Keluarga (X2) , dan Lokus Kendali Internal (X3) terhadap variabel terikat yaitu Minat Berwirausaha (Y).
Adapun analisis determinasi berganda, dari tabel diatas diketahui presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditujukan oleh nilai R square adalah 0,818 maka koefisien determinasi berganda 0,818 x 100% = 81,8% dan sisanya 100% - 81,8% = 18,2%. Hal ini berarti naik turunnya variabel terikat yaitu Minat Berwirausaha (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Jiwa Kewirausahaan (X1), Lingkungan Keluarga (X2) , dan Lokus Kendali Internal (X3) sebesar 81,8%. Sedangkan sisanya sebesar 18,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Uji t (Uji Parsial)
Pada uji hipotesis ini menggunakan uji t dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikansi secara parsial antara variabel independen yang meliputi Jiwa Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga dan Lokus Kendali Internal Terhadap Minat Berwirausaha. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (a=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil perhitungan SPSS versi 25 mengenai analisis uji t (uji parsial) ditunjukkan oleh table dibawah ini :
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 10.401 | 1.685 | 6.174 | .000 | |
JIWA KEWIRAUSAHAAN | 8.005 | .028 | .011 | 5.176 | .001 | |
LINGKUNGAN KELUARGA | 2.053 | .043 | .078 | 4.225 | .002 | |
LOKUS KENDALI INTERNAL | 3.067 | .042 | .100 | 4.589 | .003 |
- Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa pengaruh Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikan 0,001 < 0,05, sehingga H1yang menyatakan bahwa variabel Jiwa Kewirausahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Minat Berwirausaha diterima.
- Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa Lingkungan Keluarga Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002, lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikan 0,000 < 0,05, sehingga H2yang menyatakan bahwa variabel Lingkungan Keluarga secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Minat Berwirausaha diterima.
- Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa Lokus Kendali Internal Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003, lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikan 0,003 < 0,05, sehingga H3yang menyatakan bahwa variabel Lokus Kendali Internal secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Minat Berwirausaha diterima.
Pembahasan
1. Jiwa Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
Hasil pengujian Regresi Linear Berganda variabel Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi 0,001 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Jiwa Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Minat Berwirausaha. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian variable jiwa kewirausahaan secara parsial berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa, di buktikan bahwa mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA mempunyai sifat yang percaya diri, inovatif dan kreatif, mempunyai jiwa kepemimpinan, efisien dan efektif serta berani menanggung resiko yang akan dihadapi nantinya. Selain mempunyai kepribadian di atas mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA juga mendapat bimbingan dari dosen mata kuliah kewirausahaan untuk dapat meningkatkan minat berwirausaha.
Dosen memberikan kesempatan mahasiswa dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan dengan memberikan sedikit pengarahan dan praktek untuk terjun langsung ke lapangan untuk dapat menjadi berwirausaha salah satunya dengan menjual berbagai macam produk-produk. Selain bimbingan dosen yang dapat membantu dalam menumbuhkan dan meningkatkan jiwa kewirausahaan, mahasiswa dalam menumbuh dan meningkatkan jiwa kewirausahan yakni menghadiri atau mengikuti seminar dan workshop mengenai kewirausahaan.
Karena jiwa kewirausahaan dapat mendorong suksesnya seseorang terutama pada era globalisasi dan informasi karena kreteria yang di butuhkan oleh pasar adalah para lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan. Krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh bahkan berkurang karena gulung tikar (bangkrut). Maka dari itu, untuk mengurangi hal tersebut pemerintah menuntut para lulusan perguruan tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja akan tetapi harus mampu berperan sebagai penyedia lapangan kerja.
2. Lingkungan Keluarga Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
Hasil pengujian Regresi Linear Berganda variabel Lingkungan KeluargaTerhadap Minat Berwirausaha menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi 0,002 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Lingkungan KeluargaBerpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Minat Berwirausaha. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh dan dukungan yang positif terhadap Minat Berwirausaha. Sikap dan aktifitas yang dilakukan sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta juga akan mempengaruhi pula pada pola pikir anak dalam menentukan pekerjaannya di masa yang akan datang, demikian juga pada minat pada anak. Orang tua yang berwiraswasta dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam bidang yang sama pula. Minat berwirausaha akan semakin tinggi ketika dukungan dan peran yang positif dalam orang tua seseorang. Peran dari lingkungan keluarga juga membentuk persepsi dan mental berwirausaha, selain itu pengetahuan kewirausahaan yang diberikan orang tua kepada anak turut andil dalam meningkatkan minat berwirausaha sehingga seorang anak akan lebih percaya diri dalam memulai berwirausaha.
3. Lokus Kendali Internal Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
Hasil pengujian Regresi Linear Berganda variabel Lokus Kendali InternalTerhadap Minat Berwirausaha menunjukkan tingkat signifikansi dibawah tingkat signifikansi 0,003 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Lokus Kendali InternalBerpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan Minat Berwirausaha. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
faktor yang berkaitan dengan keberhasilan kewirausahaan salah satunya adalah locus of control, dan locus of control yang berperan tersebut adalah locus of control internal. Dengan demikian, locus of control internal yang tinggi pada mahasiswa Prodi Akuntansi pada akhirnya juga mempengaruhi minat berwirausaha yang tinggi.
Adanya locus of control internal yang tinggi pada mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA karena lingkungan pendidikan yang ada di universitas Muhammadiyah sidoarjo, khususnya Prodi Akuntansi sedikit banyak sudah mengajarkan tentang mata kuliah kepribadian sehingga para mahasiswa Prodi Akuntansi sudah mengerti banyak tentang bagaimana mempunyai kontrol atau kendali terhadap lingkungan sekitar, yang mana itu termasuk locus of control internal, selanjutnya apabila ada mahasiswa yang cenderung mempunyai locus of control eksternal, maka individu tersebut akan belajar dari lingkungan untuk selalu meningkatkan kendali diriterhadap lingkungan sekitar, dan yakin bahwa keadaan sekitar bisa berubah apabila diusahakan berubah.
Hal ini berarti pada umumnya mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA mempunyai minat berwirausaha yang tinggi. Minat berberwirausaha yang tinggi terlihat pada mahasiswa yang memang sebagian sudah ada yang membuka usaha di lingkungan kampus, seperti berjualan aneka produk (pakaian, kosmetik, sepatu, tas dan lain-lain) baik jualan di toko maupun jualan secara online, punya usaha cucian motor, serta menerima jasa pengetikan komputer dan jasa penterjemahan bahasa.
Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Jiwa Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
- Lingkungan Keluarga Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
- Lokus Kendali Internal Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha
References
- A. K. Nisa, “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Study Kasus Mahasiswa FTIK IAIN Purwokerto).,” pp. 75-76., 2018.
- A. Syaifudin, “Pengaruh Kepribadian, Lingkungan Keluarga Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi.,” 2017.
- Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
- BPS, “BPS,” Badan Pusat Statistik. Dipetik Agustus 20, 2018, dari Badan Pusat Statistik, 2018. www.bps.go.id
- B. Alma, Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta CV., 2013.
- D. Wijayanto, Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama., 2012.
- G. Meredith, Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta: PPM., 2002.
- I. N. Verosa, “Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Minat Berwirausaha.,” J. Ilmiah., 2015.
- J. H. Mustakini, “Metode Penelitian Bisnis. Edisi ke-6. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.,” 2014.
- N. d. Herawati, “Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Akuntansi ?,” 2015.
- N. Primandaru, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Minat Berwirausaha Mahasiswa,” 2017.
- P. Nauli, “Mengapa Semakin Banyak Jumlah Alumni Akuntansi Tidak Sebanding Dengan Pertumbuhan Kantor Akuntan Publik ( Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Setelah Uu No . 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik ),” J. Ilm., no. 5, 2011.
- P. M. Sari, “Pengaruh Pengalaman Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta,” 2015.
- R. Agus, Statisk Deskriptif, Yogyakarta, Nuha Medika. 2017.
- Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta. 2017.
- S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian Bisnis. Malang: Media Nusa Indah, 2016.
- S. Syofian, “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Ed. 1, Cet. 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.,” 2014.
- W. Winkel, Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo., 2004.
- W. Sujarweni, Metodologi penelitian (bisnis & ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
- Y. d. Suryana, Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.