This study aims to determine the effect of religiosity, understanding of taxation and love of money on perceptions of tax evasion with risk preference as a moderating variable. Study on Accounting and Management Students at Muhammadiyah University of Sidoarjo. The analytical tool used is tabulation of the questionnaire, data collection in the form of validity and reliability tests. The hypothesis in this study is the influence of religiosity, understanding of taxation and love of money on perceptions of tax evasion with risk preference as a moderating variable. By testing the hypothesis using the SmartPLS analysis tool. The results obtained based on the validity test showed that all questions on the questionnaire were declared valid. To test the reliability of all variables the Composite Realibility value or Cronsbach's Alpha value is declared reliable. And for hypothesis testing based on R-Square and T-Statistic values, allphypothesesparepaccepted, the resultspstatepthat the influence of religiosity, understanding of taxation and love of money moderated by risk preference has an effect on perceptions of tax evasion.
Di Indonesia ada beberapa sumber pandapatan negara, salah satu sumber pendapatan terbesar adalah berasal dari pajak, pajak sendiri merupakan suatu iuran wajib oleh badan/atau perorangan yang bersifat memaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang di gunakan untuk kepentingan negara [1]. Padatahun ketahun dapat di ketahui bawa penerimaan pajak mengalami penambahan dan pengurangan, sehingga menunjukkan bahwa kurangnya wajib pajak untuk membayar pajaknya kenegara. Tidak tercapainya penggelapan pajak bisa juga diartikan sebagai penggelapan pajak [2].
Penggelapan pajak adalah upaya wajib pajak untuk mengurangi atau menghilangkan kewajiban perpajakan sebagai pelanggaran undang-undang perpajakan, berhasil atau tidak, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku[3]. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak di antaranya adalah Religiusitas Pemahaman Perpajakan dan Love Of Money [4]. Ada salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam membayarkan pajaknya adalah presepsi seseorang. karena terdapat pesepsi yang berbeda beda dari setiap individu untuk melakukan penggelapan dalam membayarkan pajak [5].
Berdsarkan uraian diatas maka penulis memilih judul “Pengaruh Religiusitas, Pemahaman Perpajakan, Dan Love Of Money Terhadap Persepsi Penggelapan Pajak Dengan Preferensi Resiko Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)".
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian termasuk dalam penelitian kuantitatif.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Universitas Muhmmadiyah Sidoarjo, penelitian dilaksanakan pada Mahasiswa S-1 Program Studi Akuntansi dan Manajemen pada Universitas Muhmmadiyah Sidoarjo tahun ajaran 2018 yang beralamat di Jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan item yang dapat digunakan untuk menarik beberapa kesimpulan [11]. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa sore jurusan Akuntansi dan Manajemen Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah sidoarjo. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 128 pada mahasiswa akuntansi dan 208 pada mahasiswa manajemen, jadi total sampel 336 mahasiswa. [6]. Sampel adalah pilihan dari seluruh populasi atau sebagian dari populasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian [11]. Sample pada penelitian ini berjumlah 36 Mahasiswa.
Keterangan | Mahasiswa Akuntansi | Mahasiswa Manajemen |
Jumlah Mahasiswa Semester 8 | 128 | 208 |
Mahasiswa yang tidak memiliki NPWP | (111) | (189) |
Mahasiswa yang memiliki NPWP | 17 | 19 |
Jumlah sampel penelitian terpilih | 36 |
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data dari Mahasiswa Sore Akuntansi dan Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Semester 8 [6].
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu menggunakan kuisioner. Dokumentasi adalah suatu metode untuk memperoleh data dan informasi dari buku, arsip, dokumen, angka dan gambar (berupa laporan dan informasi) yang dapat mendukung penelitian teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner penelitian ini berisi pernyataan variabel penelitian yaitu Religiusistas (X1), Pemahaman Religiusitas (X2), Love Of Money (X3), Presepsi Penggelapan Pajak (Y), Preferensi Risiko (Z) [7].
E. Teknik Analisis Data
Pendekatan Partial Least Square (PLS) digunakan dalam menganalisis riset ini. Menurut [15] “tujuan PLS untuk membantu peneliti mendapatkan nilai variabel laten sebagai tujuan prediksi. Variabel laten adalah variabel yang tidak diamati secara langsung. Weight estimate untuk menciptakan skor variabel laten yang diperoleh dari inner model dan outer model dispesifikasi. Hasilnya berupa residual varian dari variabel independen diminimalkan. Dalam metode PLS teknik analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut:
F. Uji Hipotesis
Saat menguji hipotesis, hal yang harus diperhatikan yaitu Nilai t-tabel dan nilai probabilitas. [16] menyatakan bahwa “Nilai yang digunakan dalam mengevaluasi hipotesis berdasarkan nilai t-tabel adalah 1,96 dengan tingkat signifikan 0,05. Jika nilai t-tabel > 1,96 maka hipotesis penelitian diterima. Sedangkan tolak ukur pada nilai profitabilitas, hipotesis dianggap diterima apabila nilai p < 0,05.”
A. Analisis Outer Model
Dalam analisis outer model, hasil dapat diukur dengan menggunakan nilai convergent validity, discriminant validity, composite reability dan cronbach’s alpha.
1. Hasil Convergent Validity
Pada tabel 4 tersebut adalah tabel hasil analisis convergent validity yang diukur dengan menggunakan outer loadings. Outer loading yang dimiliki menunjukkan nilai > 0,7 yang artinya memiliki korelasi tinggi.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat dari keseluruhan masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini memeliki nilai Outher Loading yang mempunyai nilai rata-rata diatas 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa indikator-indikatr tersebut valid dalam mengukur variabel.
2. Hasil Discriminant Validity
Efek Moderasi 1 | Efek Moderasi 2 | Efek Moderasi 3 | X3 | Y | Z | X2 | X1 | ||
EfekModerasi 1 | 1.000 | ||||||||
EfekModerasi 2 | 0.505 | 1.000 | |||||||
EfekModerasi 3 | 0.000 | 0.388 | 1.000 | ||||||
X3 | -0.069 | 0.194 | 0.154 | 0.396 | |||||
Y | -0.209 | -0.308 | 0.129 | 0.329 | 0.505 | ||||
Z | -0.169 | -0.187 | -0.010 | 0.426 | 0.467 | 0.460 | |||
X2 | -0.161 | 0.078 | 0.367 | 0.407 | 0.324 | 0.527 | 0.370 | ||
X1 | -0.246 | -0.278 | -0.061 | 0.090 | 0.233 | 0.557 | 0.115 | 0.424 |
3. Hasil Composite Reability Dan Cronbach’s Alpha
Composite Reliability | Cronbach’s Alpha | |
Moderasi 1 | 0.787 | 0.867 |
Moderasi 2 | 0.897 | 0.937 |
Moderasi 3 | 0.802 | 0.789 |
X1 | 0.930 | 0.951 |
X2 | 0.924 | 0.856 |
X3 | 0.768 | 0.914 |
Y | 0.966 | 0.785 |
Z | 0.818 | 0.810 |
Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memiliki nilai nilai CompositeReliability > 0,7 dan Cronbach’s Alpha > 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa semua indikator konstruk reliabel atau memenuhi uji reliabilitas.
B. Hasil Uji Hipotesis
1. R- Square (R2).
R-square(R2 ) | Adjusted R-square | |
Y | 0.635 | 0.544 |
Berdasarkan pada tabel 4.6 maka nilai R-squaresebesar 0.635 dapat disimpulkan bahwa variabel Presepsi Penggelapan Pajak (Y) dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas, pemahaman peepajakan dan love of money terhadap penggelapan pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi. Interaksi anatara Pengaruh religiusitas, pemahaman perpajakan dan love of moneysebanyak 63,5% sedangkan sisanya 36,5% dipengaruhi oleh vareiabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengann demikian, dari hasil tersebut maka model penelitian ini dapat dinyatakan telah memiliki goodnessof fityang baik
2. PathCoefficient.
Sampel Asli | Sampel Mean | Standar Deviasi | T-statistic | PValues | |
Efek Moderasi 1→ PresepsiPenggelapan Pajak | 0.081 | 0.305 | 0.207 | 3.924 | 0.005 |
Efek Moderasi 2 → Presepsi Penggelapan Pajak | 0.067 | 0.623 | 0.265 | 2.548 | 0.009 |
Efek Moderasi 3 → Presepsi Penggelapan Pajak | 0.137 | 0.437 | 0.232 | 5.893 | 0.006 |
Pengujian ini dapat dilihat dari nilai T-statistic. Apabila nilai T-statistic > 1,96 maka dapat disimpulan bahwa terhadap pengaruh antar variabel tersebut.
1. Hipotesis 1 : Religiusitas berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi oleh preferensi risiko
Hipotesis Pertama (H1) yang menyatakan religiusitas berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak. Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan hipotesis. Religiusitas merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pengujian presepsi penggelapan pajak. Keterkaitan Religiusitas dan preferensi risiko terjadi karena wajib memiliki nilai religi yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa individu yang telah menghayati dan menginternalisasi ajaran agamanya, maka akan berpengaruh dalam segala tindakan dan pandangan hidupnya, jika seseorang tersebut melakukan tindakan yang melanggar dalam nilai nilai agamanya akan mengakibatkan perasaan berdosa dengan tuhannya. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. hal ini juga disebabkan adanya keterkaitan antara urusan nilai nilai agama dengan berbisnis.
2. Hipotesis 2 : Pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi oleh preferensi risiko
Hipotesis Kedua (H2) yang menyatakan pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak. Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan hipotesis. Pemahaman perpajakan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pengujian presepsi penggelapan pajak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan bepengaruh tehadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi preferensi risiko. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang didapat sebesar 2.548 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.96. Dapat disimpulkan pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi oleh preferensi risiko. Keterkaitan pemahaman perpajakan dengan preverensi risiko karena hasil ini memberikan indikasi adanya pengaruh yang sangat positif dan saling memperkuat, yakni preferensi risiko sangat memperkuat hubungan keterkaitan antara pemahaman pajak dengan kepatuhan wajib pajakSebagaimana dalam penelitian ini yang membahas mengenai teori prospek yang menjelaskan mengenai preferensi risiko dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yang artinya apabila seorang wajib pajak memiliki risiko yang tinggi maka wajib pajak belum tentu akan tidak membayar kewajiban perpajakannya.
3. Hipotesis 3 : Love of money berpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi oleh preferensi risiko
Hipotesis Ketiga (H3) yang menyatakan loveofmoneyberpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak. Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan hipotesis. Love of money merupakan suatu tolak ukur bagi wajib pajak agar tidak melanggar ketentuan perpajakkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa loveofmoneyberpengaruh tehadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi preferensi risiko. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang didapat sebesar sebesar 5.893 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.96. Dapat disimpulkan bahwa loveofmoneyberpengaruh terhadap presepsi penggelapan pajak yang dimoderasi oleh preferensi risiko berpengaruh secara signifikan. Keterkaitan love of money dengan preferensi risiko terjadi karena para wajib pajak dalam membuat keputusan cenderung lebih menginginkan untuk memiliki banyak uang agar dapat membeli barang-barang yang diinginkan dan mahal sebagai ajang memperlihatkan jati dirinya, tidak ingin uangnya digunakan dengan hal-hal yang tidak memberikan manfaat yang baik bagi mereka, bila mereka tidak bisa membeli apa yang diinginkan maka mereka merasa tidak mencapai kepuasan dalam dirinya. Menganggarkan uang secara tidak tepat mengakibatkan seseorang seperti ini akan berniat untuk melakukan hal-hal yang tidak etis, seperti mengurangi beban pajaknya bahkan melakukan tindakan penggelapan pajak.
Merujuk pada pemaparan hasil pembahasan serta rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan yang dapat menjawabnya, sebagai berikut.