Abstract

This study aims to describe the teacher's role in fostering student responsibility through thematic learning in class III SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. By using qualitative research methods. Data collection methods used in the form of Observation, Interview, Documentation and Documents. Data analysis in this study uses descriptive qualitative techniques through data reduction (Data Reduction), data presentation (Data Display) and drawing conclusions (Conclusion drawing/verification). Test the validity of the data in this study using triangulation techniques. The purpose of the data validity test is data that does not differ between the data obtained by the researcher and the data that actually occurs on the object of research so that the validity that has been presented can be justified. The subjects of this research are students and teachers. The results of the first study, Based on data analysis it was found that (1) the teacher played a role as a motivator, inspiration, evaluator in developing students' responsible attitudes through thematic learning. (2) the obstacles experienced by teachers in developing students' responsible attitudes are internal factors that are brought from birth and external factors in the form of the family environment, school, peers, personal experience, the influence of people who are considered important, the influence of culture and mass media.

Pendahuluan

Sikap. tanggung. jawab merupakan. Kewajiban. atau. tugas – tugas. dengan. adanya. Kesadaran/ dan tanpa/ keterpaksaan/ dari seseorang. seorang anak semestinya.akan senantiasa/ apabila/mengerjakan/tugas dan kewajibannya/ dengan? baik, maka dari itu seoarang. anak akan. Mempunyai/ rasa? Tanggung jawab apabila diberikan? tugas? maupun/ kewajibannya[1].Tugas tersebut akan dilaksanakan. dengan penuh kesadaran bahwa/hal?itu merupakan?kewajiban?yang?sudah semestinya’wajib dilaksanakan. Seseoarang sebagai makhluk sosial/ dituntut? untuk' mampu? bertanggung jawab. segala? permasalahan. yang> timbul? Pada: dirinya[2]. Oleh. karena? itu. Setiap. anak dituntut untuk bisa. menguasai. sikap, tanggungp jawab tersebut dan kemampuan,penyesuaian?diri terhadap lingkungan sekitarnya. Sikap tanggung jawab merupakan kemampuan yang harus dimiliki seoarang anak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya[3].

Sikap?tanggung/jawab’menjadi?sangat.penting?ketika’anak?sudah?mulai menginjak./masa remaja karena [sebab itu/ pentingnya/membangun?rasa.tanggung jawab?pada, anak supaya anak memiliki kesadaran untu menyelesaikan tugas dan kewajibannya. Karena sebab itu tujuan sikap tanggung jawab disini?sangatlah besar?bagi anak. Dalam/mewujudkan?tujuan ?tersebut?makapdisinipperanoogurulluntukpmenumbuhkan sikap. tanggung? Jawab?sangatlah/penting karena/dalam?pembelajaran//siswa?membutuhkankkseperti pendorong,p evaluatorp, motivatorp untukpbisasmenumbuhkan. Sikapptanggungljawabl dalaml mengerjakan tugas eindividu maupune kelompoke danr tugast sekolahd maupuna tugasw dirumahe[4].

Padaw kelase 3 semestere 2 ini, adaq temaw 5 tentangr cuacat subtemau keadaani cuacao dengan penilaians KI-2c yaitu.SBdP: pmenampilkan rsikap ttanggung ejawab tsebagaiywujudymenyelesaikan tuganya dalambpenulisanulagu.Maju/Tak//Gentar.?PJOK: pmenampilkan tsikap etanggung qjawab wsebagai rwujud mengambild dane rmengembalikan tsetelah qmemakai idalam rpermainan sepaks sbola. dMatematika: menampilkanr sikapw tanggungs jawabd sebagaiq wujudx telahd menyelesaikanw tugase mencarie rbilangan pecahan. Gurue adalahr cerminanq atau sosok dteladane untuke siswac makaa dari ituq yanga wmempengaruhi dalamq menumbuhkane sikaps tanggungq jawab, siswak adalahd seorangw rguru[5].

Kebanyakanw seorangq siswaeyangd meninggalkanftanggungg jawabnyazdenganvralasan kepentingan yangr lainw ataux menyalahkanq temand sebayanyac untukv menghidard darih tanggungn jawabnyaq seperti tanggungn jawabe individuf maupung kelompok[6]. Dengand masalahw inie peranr gurut untukq rmenumbuhkan sikapq pertanggunge jawabnya rsangatlah wpenting. Dilingkunganf sekolahad banyaklah, tanggung.;jawab siswa seperti pekerjaan disekolah dan dirumah, piket, dan lain-lain. Dengan ini siswa sudah mempunyai tanggung jawabz yangswbesar, xsecara stidak wlangsung asiswa xtelah wdilatih vuntuk zbersikap qtangung djawab[7].

Sesuaiq denganx pasalc 1 ayat (1) Undangc - undang cNomor w14 tahunc 2005 ftentang aGuru cdan dosen, guru, adalah. Pendidik,, profesionalk dengan, tugasj utama, kmendidik, ,mengajar, mmembimbing, mengarahkan, dmelatih, smenilai, .dan lmengevaluasi, upeserta ddidik zpada ]pendidikanz anak susia dinis jalur pendidikana wformaal, ependidikan, .dasar cdan vmenengah. fPihak gyang hpaling kbertanggung hjawab adalahs guruw karenaz peranv guruqdisinia adalahs mendidik, emengajar, cmembimbingadandlain sqebagainya sesuaia pasald 1 ayate (1) undangz – undang nod 14 tahunv 2005. Sekolahq dasara disinic wajibz memahami pentingnya tujuan pendidikan dasar untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan cara itu guru dapat mengukurd tugasf ataus menilaiz apakahw ilmuf yang gdiberikan eoleh nguru euntuk bsiswa ebisa ddipahami danb sesuai etujuan yyang wdirumuskan[8].

Sesuai yang ddirumuskan fguru.mengajarkanb pembelajaran gdengan lmenggunakan dtematik sdisini peranegurufbisagmengajarkanqpendidikanrkarakter atau sikap bertanggungw jawab dbahwa fpembelajaran tematikcadalahwyangymenghubungkanhsemuawpembelajaranwterpadumsupayapppembelajaran memberikan lebiha pengalamans yange bermakna fkepada pesertaf didik[9]. Menumbuhkan. sikap. tanggung/ jawab ,pada siswa sangat penting apabila diajarkan sejak dini atau pada masa sekolah dasar. Disini peran guru sangat penting untuk fmembantu amenumbuhkan wsikap ctanggung hjawab ,pada xsiswa karena, denganzmenumbuhkan. sikaps tanggungq jawabc siswaz disekolah[10].

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam studi penelitian ini karena peneliti tidak melakukan pengujian, melainkan lebih merujuk pada aktivitas menelusuri, memahami, dan keterkaitan hubungan antara segala yang diteliti. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo pada kelas III Ibnu - Sina.

Tenik/pengumpulanmdataadyang digunakanldalam studi penelitian diantaranya yakni pwawancara, pobservasi, kdanldokumentasi. Wawancara ditujukan untuk menganalisis peran guru melalui pengajuan beberapa[11].

Pertanyaan terkait indikator guru, untuk memperkuat hasil wawancara peneliti melakukan kegiatan observasi (pengamatan) untuk mengamati peran guru belajar peserta didik selama proses pembelajaran. Adapun dokumentasi yang digunakan sebagai pelengkap atau bukti terkait studi penelitian ini berupa data-data terkait guru dan peserta didik serta foto/video pembelajaran dikelas. Instrumen pengumpulan data dari wawancara, observasi, di disusun berdasarkan indikator dari masing-masing variabel yakni guru[12].

Hasil dan Pembahasan

Dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab Siswa Melalui Pembelajaran Tematik Di Kelas III SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru yang mengajar di kelas III Ibnu Sina SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, serta hasil observasi di kelas yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti mengetahui bahwa peran guru dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab melalui pembajaran tematik di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai berikut.

1. Guru memotivasi siswa untuk mambangun semangat belajar

Berdasarkanc hasila wawancaras dengan dbahwa diawal dpembelajaran fdiberikana persepsi, motivasis ,sehingga .anak sudahz tertanamd untukf semangatf belajarg sikaph tanggungj jawabj yangt dikembangkan melaluiq pembelajarans tematiky adalahdi anakv diajarkanh tanggungx jawabw percayaz diri sjujur, untukw setia kawanw dan esaling emembantu juga wberbagi esehingga wjika dmempunyai dsesuatu dmereka fselalu eberbagi supayaf bisaa menyatuv denganx temannyas Yangd pertamaz kitac memberikan wpersepsi, motivasi ssehingga csiswa ketikac dalams pembelajaranz awalx sudach tertanam suntuk semangat untuk belajar jadi skita motivasi dterbih dahulu untukg fungsinya yaitu bpengetahuan atauxv pembelajaranx sebelumv - sebelumnyax kita tanyakan dapakah esudah dipahamind ataud belum kalaud belum bisad di ulasw untuk fdipertemuan dan sdi pertengahan vpembelajaran dicampurvdengan, anak vediajarkanf tanggung ejawab spercaya diri jujur, setia fkawan funtuk saling smembantu berbagi sehinggaf jika punya fsesuatu itus tidak merasaf miliknya esendiri, sehinggaw asaling menyatur wbersama temannya.

Ini berkaitan gdengan rpada dasarnya. seorange gurus sebagaif motivatorf harus memahamiw caraf siswa melakukannyaf sehinggar menyebabkanf rendahnyag ataue meningkatnyaf dayae belajar siswa yang berakibat pada menurunnya watau emeningkatnya dprestasicbelajar fpada ssiswa. Gurur harusb memberikant motivasi hdan dukungan runtuk gmengembalikan renergi dan bsemangat cbelajar hsiswa hdalam hmenumbuhkan hsikap etanggung jawab rdan rprestasi[13].

2. Guru memberikan contoh sikap yang baik secara langsung

Berikutd ini, akanw dipaparkane secarae jelasr hasils deskripsiw transkripv wawancarae dand observasi penelitie terhadapz beberapak informane atauf narasumberz terkaitd peranx guruf dalamg menumbuhkant sikap tanggungd jawabr siswat melaluix pembelajaran tematikc di kelasv 3. Berdasarkanx hasil/ wawancarad dengan.selaku walic kelasr 3 di sdz muhammdiyahx 2 sidoarjor bahwav peranv seorangx guruz tidak luputv hanya sekedarb berbicara di kelase tetapi jugas harush memberikanh contoh langsungg kepadaf siswaq karenaa seorang gururharuspbenar-benar dapat,digugu.dandditiru yang bisa mendidikg bukanf hanyas saja mengajar. Karena darip keteladananbsikaplseorang gurud merupakanjbalanldalamkmenumbuhkanqsikapktanggung jawabg siswa.

Karena murid hanya dinasihati untuk "anak-anak, jangan terlambat, oke," itu benar-benar lebih dari sekadar berbicara untuk mendorong sikap bertanggung jawab. "Anak-anak tidak hanya membuang sampah mereka di luar sana, oke?" Tentu saja, mereka melakukannya sesekali, tetapi bagaimana Anda melakukannya? Berikan anak-anak contoh konkret tentang apa artinya bertanggung jawab. Anak-anak tidak boleh terlambat ke sekolah, oleh karena itu instruktur dapat memberi contoh dengan tidak terlambat sendiri. Siswa harus diajarkan untuk membuang sampah dan membersihkan diri sendiri. memberikan contoh langsung, sering kita ingatkan, sering dinasehati, dibilangin sekali ya Kita juga bisa memasukkan teknik cerita ke dalam pembelajaran, yaitu dalam pembelajaran tema ketika ada komponen PPKN. Itu tidak harus setiap hari atau menyajikan contoh eksplisit.Guru dapat menginspirasi siswa untuk memberikan sebuah petunjuk untuk bagaimana cara belajar yang baik. Guru sebagai inspiratory juga harus bisa memberikan sebuah petunjuk atau memberi kehendak untuk kemajuan siswa dalam hal belajarnya, Adapun petunjuk dalam kegiatan pembelajran tidak selamayanya mencakup dari beberapa sejumlah teori- teori pembelajaran, kemudian guru bisa memberi pengalaman yang dapat dijadikan pedoman untuk bagaimana tata cara pembelajaran yang sesuai[14]

3. Guru memberikan nilai – nilai sikap

Menurut temuan wawancara dengan guru kelas tiga, ia telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembelajaran tematik dengan memberikan contoh positif bagi siswa di kelas 3. Ia juga memiliki daftar penilaian sikap siswa yang ia gunakan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam belajar. siswa dan untuk memaksakan konsekuensi. Bukan hanya sikap tanggung jawab tetapi juga kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, dan sifat-sifat lain yang kami junjung tinggi dalam tema pembelajaran. Ada anak-anak di kelas yang bertanggung jawab untuk mengenakan seluruh seragam dan menggunakan kualitas yang lengkap. Tak perlu dikatakan bahwa kami memberi tahu anak-anak kami. Kita harus menggunakan seluruh kualitas; jika tidak, kita berisiko menerima hukuman atau konsekuensi lainnya.

Jika ada pekerjaan rumah atau tugas sekolah lainnya yang termasuk kewajibannya, anak-anak harus terlebih dahulu melakukan piket sebelum melaksanakan tugas tersebut dengan benar. Guru saat ini sedang dinilai untuk sikap siswa mereka terhadap tanggung jawab, kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Kami menggunakan daftar untuk mengevaluasi sikap ini, dan karena beberapa siswa selalu terlambat, kami sebagai guru bertanya-tanya bagaimana hal ini mempengaruhi siswa yang sering absen. Evaluasi sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap akuntabilitas, tetapi sudah terlambat untuk mencegah hal itu terjadi lagi. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan pentingnya sikap dan menumbuhkan perilaku positif, sangat penting ditanamkan nilai-nilai sikap sejak dini.

Berdasarkan hasil observasi lapangan, guru memiliki sikap yang terpuji dalam memulai dan menyelesaikan pelajaran tepat waktu, berpakaian rapi, sopan, dan islami, berbicara dengan bahasa yang baik, tidak kasar, dan terbiasa menyapa siswa ketika menyapa. mereka dan mengingatkan mereka untuk melakukan hal yang sama. Piket kelas, menegur siswa yang tidak mengerjakan PR atau pekerjaan kelas lainnya, meminta maaf jika terlambat, dan menghimbau untuk berdoa setiap hari sebelum dan sesudah bekerja. Karena terinspirasi oleh peran guru dalam membangun sikap tanggung jawab, banyak siswa menirunya dalam hal sikap yang ditampilkan melalui pembelajaran tema.

Hal ini terlihat dari cara dia membawa diri, yang mencerminkan mentalitas berorientasi tanggung jawab yang juga ditandai dengan kejujuran dan kepercayaan diri. Pengamatan siswa tentang sikap apa yang dapat mereka tiru dalam kehidupan sehari-hari mereka, khususnya di sekolah, memberikan bukti akan hal ini. Agar keteladanan guru kelas dapat diikuti, tanggung jawab siswa yang dikembangkan melalui pembelajaran tema akan meluas.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Sikap Tanggung Jawab Siswa Dalam Pembelajaran Tematik dikelas III SD Muhammdiyah 2 Sidoarjo.

Berdasarkan uraian sebelumnya maka, data yang diperoleh dari studi observasi dan studi dokumentasi di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo terkait kemandirian belajar peserta didik sebagai berikut:

1. Faktor pendukung dan penghambat

Berdasarkan hasil wawancara dengan SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo khususnya, sikap sosial anak layak dikembangkan karena adanya faktor-faktor yang membantu dan menghambatnya. Mengenai faktor pendukung, terdapat sikap kedermawanan, kerukunan, dan kedamaian yang cukup baik sebagai orang Jawa yang menganut etika ketimuran sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan sikap tanggung jawab serta untuk faktor penghambat era digital. yang membuat guru tidak mampu mengontrol atau memantau kepribadian anak selama berada di sekolah. hasil dari penggunaan internet tanpa batas di masing-masing rumah masing-masing. Berikut ini bisa saya jelaskan sejak saya mengajar kelas tiga di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo:

Kami hidup dalam komunitas di mana, alhamdulillah, keramahan masih dipraktikkan, dan ada keharmonisan dan kedamaian dengan orang tua siswa. Kami juga mempraktekkan hidup sebagai orang Jawa yang senantiasa menjaga etika ketimuran sehingga tidak ada hambatan untuk menerapkan pola pikir yang bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variabel yang memungkinkan. respon awal [15].

Budaya di mana orang dilahirkan dan dibesarkan memiliki dampak signifikan pada bagaimana pandangan terbentuk. Karena orang-orang yang termasuk dalam kelompok masyarakat yang mereka pedulikan mengalami hidup sesuai dengan sikap budaya yang diwarnai.

Kemudian, karena kita berada di era digital berbasis internet, sulit bagi guru untuk mengawasi bagaimana siswa berperilaku di rumah mereka dan menentukan apakah penggunaan internet, ponsel, dan teknologi lainnya sesuai dengan norma-norma kehidupan. seorang Timur atau bahkan bertabrakan dengan mereka. Hal ini karena, seperti sebelumnya, internet yang tidak mengenal batas menghadirkan tantangan dalam mengembangkan sikap sosial atau rasa tanggung jawab[16].

Sedangkan penggunaan.sinternet yang dapat./diakses/oleh siapa?saja yang tidak.//sepenuhnya/.mampu mengawasi pengajar, menjadi penghambat tumbuhnya rasa tanggung jawab siswa di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Salah satu aspek jangkauan media massa dalam hal ini adalah penggunaan internet. Seperti yang bisa kita lihat, pertumbuhan internet dan televisi telah menggerogoti adab timur yang kita ikuti, membuka jalan bagi adab barat. Televisi merupakan salah/.satu./media/.massa yang saat ini menyita perhatian/.masyarakat khususnya./anak-anak. Ada efek menguntungkan dan buruk dari menonton televisi pada perilaku anak-anak. Hasil dari menggambarkan dampak berbahaya

2. Faktor internal dan eksternal

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III, baik variabel internal maupun eksternal berpengaruh terhadap sikap tanggung jawab anak kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Variabel internal meliputi fakta bahwa setiap anak dilahirkan dengan DNA yang unik, sedangkan pengaruh eksternal meliputi internet, yang dapat diakses oleh semua orang dan berbagai keadaan.

Variabel internal meliputi sifat anak, yang diturunkan dari beberapa gen. Selain itu, pengaruh dari luar sejak berada di berbagai tempat sangat berpengaruh terhadap bagaimana anak mengembangkan sikapnya. Misalnya, karena jaringan yang luas yang dapat diakses di era digital, saya telah mengurangi jumlah pelatihan penggunaan internet yang saya lakukan. Agar setiap orang tua dapat menghubungi saya dan membantu meningkatkan sikap anak di rumah, Ketika saya memiliki tugas untuk diselesaikan, saya harus menyelesaikannya tepat waktu dan mengumpulkannya dari WhatApp[17].

Argumentasi yang dikemukakan mengklaim bahwa sikap dipengaruhi atau dihambat oleh faktor internal dan eksternal, termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, pengalaman pribadi, orang penting, norma budaya, dan perangkat teknologi, salah satunya adalah internet yang dapat diakses. tanpa batasan. pertanggungjawaban siswa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo [15].

Ini terkait dengan sikap anak pertama, yang tidak diragukan lagi berkembang di dalam keluarga. Karena interaksi awal yang dimiliki anak-anak dengan anggota keluarga termasuk ayah, ibu, kakek, nenek, dan kakek mereka, keluarga memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengembangan pandangan dunia sosial. Kelompok di rumah adalah kelompok sosial pertama yang diikuti anak-anak, dan ini mengajarkan mereka keterampilan hidup yang penting. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan keluarga mereka, dan orang tua adalah "orang penting" dalam pembentukan kepribadian mereka [18].

Ketika aspek yang berbeda dari peran guru dalam pembelajaran tema diperhitungkan, lebih mudah untuk mengembangkan sikap berorientasi tanggung jawab pada siswa. Temuan saya, yang menunjukkan bahwa murid berdiri di depan pintu masuk dengan seragam lengkap dan terawat baik ketika pembelajaran tema dimulai di pagi hari, mendukung pernyataan ini. Ketika guru meminta bantuan piket pertama di masa lalu, siswa dengan jadwal piket ke piket pertama akan menjawab. mengerjakannya segera, senang bertanya bila ada yang kurang jelas, menahan diri membantu teman sekelas mengerjakan PR ketika ada ulangan harian, bersedia angkat bicara bila tidak ditanya, berdoa sebelum dan sesudah ingin belajar, dan menghargai pengembangan instruktur dari bahan.

Dapat dikatakan bahwa SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki pengaruh yang sangat menguntungkan terhadap sikap tanggung jawab siswa karena berbagai komponen yang telah diterapkan akan mempermudah pengajar dalam menanamkan sikap tanggung jawab siswa. Akibatnya, banyak murid mengadopsi mentalitasnya. Misalnya, tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tanpa diminta, menyelesaikan piket kelas tanpa diminta, berbicara dengan sopan, bekerja sama dan tidak memilih teman saat bersosialisasi, menanggapi sapaan saat ada yang menyapa, bertanggung jawab atas tugas sekolah atau pekerjaan rumah, peduli terhadap lingkungan dan lain-lain, dan masih banyak lagi perubahan tanggung jawab siswa lainnya.

Simpulan

Peran/yanglldilakukanpguruodalamlmenumbuhkanllsikap//tanggung,,jawabwsiswamelaluilpembelajaran tematik di kelasf 3 sd gmuhammdiyah 2 fsidoarjo eadalah asebagai berikut:

  1. Guruf sebagirinspiratorgmemberikangkisahainspiratipsehingga mengembangkanfsikapgpercayapdiri siswa.
  2. Guruq sebagaiuevaluator imelakukan dpenilaian gtes bdan nonm tes qsehingga fmengembangkan gsikap jujur rsiswa.
  3. Guru fsebagai gmotivator memberikan.pujian?atau vhadiah gdan mendorongw siswaf untukg berani tampilg fdidepan skelas gsehingga rmengembangkan ssikap percaya diri, guru juga fmemotivasi psiswa untukr tanggungspjawab.

FactorwPendukungrDanoPenghambatpSikapoTanggungkJawablSiswajDalamoPembelajaranpTematikldikelas III sde muhammdiyahe 2 sidoarjof:

  1. Faktor wfaktor fpendukungnya gsangat cbanyak skarena vhidup dilingkungand yangv keramahtamahan itukkmasihllterjalinkkemudian pkerukunan, perdamaiank fsama dwali murid bsangatlah gcukup fbagus, kemudiankkjugaoohidupksebagailorangkxJawadyangllselalukmenjunjungptinggiksadablketimuran.
  2. Faktormdpenghambatkdkyangkdshmempengaruhikddalamdsnmenumbuhkankdsikapdsktanggungljawab siswadSDdkmuhammdiyah 2 sidoarjok adalaha penggunaansd internets yang sd dapatd diakses ssiapa sajakyang tidak gsepenuhnya gguru fbisa smemantau.

References

  1. Agustina, C. W., Vinutria, Nisrina, A. M., & Azizah, A. N. (2021). Peran Guru Dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter Dalam Proses Pembelajaran bahasa Indonesia. BASA Journal of Language & Literature, 1(1), 18.
  2. Arikonto, S. (2019). Menyusun rencana penelitian. Pt Grafindo Persabda.
  3. Esnaweiyati. (2018). Jurnal Mitra Pendidikan. peningkatan hasil belajar tematik sub tema tugasku sehari-hari di rumah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas ii di sdn 16 buntok 2(10), 1063–1077.
  4. Fitriani, S., & Zulfiati, H. M. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik dalam Membentuk Sikap Sosial dan Tanggung Jawab Siswa. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan
  5. Ibid. (2020). metode penelitian.
  6. Mulyana.J.R. (2020). metode penelitian kualitatif. Jenis Karakter Dan Keunggulannya.
  7. Musfiqon, M. (2019). panduan lengkap metode penlitian pendidikan.
  8. Muslim. (2021). Peran Pendidikan IPS Dalam Pembentukan Perilaku Sosial Dan Tanggung Jawab Sosial Era Abad 21. Ocial Pedagogy: Journal of Social Science Education, 1(1), 84–90. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/social-pedagogy/article/view/2745/1857
  9. Nasution. (2019). Metoder research. Pt Bumi Aksara.
  10. Pitaloka, D. L., Dimyati, D., & Purwanta, E. (2021). Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1696–1705. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.972
  11. Raco, J. (2018). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya. https://doi.org/10.31219/osf.io/mfzuj
  12. Rohana. (2019). PERAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR. 1(1), 105–112.
  13. Setiawan, F. (2021). Analisis Sikap Tanggung Jawab dalam Pelaksanaan Program Merdeka Belajar di Masa Pandemi COVID-19 Pada Siswa SD Debby Pratiwi 1 , Fitroh Setyo Putro Pribowo 2 , Fajar Setiawan 3. 6(I), 83–103.
  14. Sofiyatunningtiyas, T. N., Nugroho, A., & Muslim, A. (2020). Implementasi Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 Dalam Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD), 1(1), 15–23. https://doi.org/10.30595/.v1i1.7928
  15. sugiyono. (2020). metode penelitian pendidikan kualitatif.
  16. Umar, H. (2020). Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo.
  17. Utami, Y. P. (2020). Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa Melalui Literasi Media Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Internasional Kolokium 2020, 0, 53–62. http://digital.library.ump.ac.id/810/
  18. Wahyuningsih, T. (2021). Peran Guru Dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Tematik Di Kelas 3 MI GUPPI Sidomulyo Pacitan. http://etheses.iainponorogo.ac.id/15691/