Study Of Muhammadiyah Studies
DOI: 10.21070/jims.v4i0.1550

Shaping Student Discipline Characters Through the Role of Teachers at Muhammadiyah 2 Sidoarjo Elementary School


Membentuk Karakter Disiplin Siswa Melalui Peran Guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah 2 Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Teacher’s role Discipline Character

Abstract

Discipline is the attitude of obeying the rules in forming moral character. Therefore, discipline becomes an important issue. In this regard, the role of teachers in schools is very necessary to form a strong student character. The aims of this study are to: (1) play the role of the teacher in shaping the discipline of fifth grade students of SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, (2) support the supporting factors and the formation of disciplinary character of students in class V of SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. A qualitative approach is a type of qualitative descriptive research used to achieve the above objectives. The central tool is the researcher himself and the data collection techniques used are observation, interviews and documentation. Data analysis by organizing data, presenting data, and drawing conclusions. The results showed that (1) the teacher's role in shaping the discipline character of fifth grade students at SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo included compliance with rules, punctuality, and responsibility in carrying out tasks; ricefield. (2) The factors that shape the character of this field include supporting school programs, building good partnerships in the school environment, and playing an active role in student development to support teachers and parents. In addition, barriers include lack of proper parental cooperation, limited teacher supervision of students, influential peers, and lack of technology use.

Pendahuluan

Pendidikan yakni proses yang dilakukan manusia secara terus-menerus sebagai wujud penyempurnaan diri. Hal ini dikarenakan manusia yang pada dasarnya selalu memiliki keterbatasan dan kekurangan, jadi untuk melengkapi keterbatasan dan kekuranganya manusia harus mengembangkan diri dengan berproses melalui pendidikan. Sekolah adalah salah satu bagian dari pendidikan. Dengan perlu adanya pendidikan maka kesejahteraan, harkat dan martabat dapat meningkat. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan sekolah juga menanamkan pendidikan karakter yang merupakan suatu hal yang penting [1].

Hasil proses belajar mengajar disekolah dipengaruhi oleh adanya guru yang merupakan sesuatu komponen penting dalam pendidikan dan kewibawaannya dengan peserta didik yang memiliki relasi sangat dekat. Pendidikan karakter disekolah berhasil atau tidaknya guru selalu memiliki posisi yang sangat penting. Karena pendidikan akhlak dan moral sesungguhnya mempunyai esensi yang sama dalam pendidikan karakter. Dalam sebuah sekolah atau lembaga pendidikan pendidikan karakter mudah dibangun oleh guru yang sesuai untuk dijadikan teladan [2].

Saat ini pelajar Indonesia banyak menunjukkan kejadian, seperti terlambat masuk sekolah, tidak masuk kelas, dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini membutuhkan inovasi dan motivasi untuk mencegah terjadinya perilaku tersebut. Karakter bangsa ini tergerus yang menandakan terdapat beberapa gejala. Tanda-tanda karakter bangsa ini yang mulai merosot Seperti yang disampaikan [3] tentang 5 tanda zaman yang sedang terjadi, yaitu pertama, meningkatnya kekerasan. Kedua, kata-kata yang memburuk pada penggunaan bahasa. Ketiga, tindak kekerasan yang dipengaruhi oleh anggota grup yang kuat. Keempat, perilaku merusak diri yang meningkat seperti seks bebas, penggunaan alkhol dan narkoba. Kelima, pedoman baik dan buruk semakin hilang.

Penguatan pendidikan karakter menjadi prioritas utama dizaman sekarang ini, karena banyak kejadian yang menunjukkan bahwa anak-anak, remaja dan orang dewasa pernah mengalami krisis moral. Kesuksesan seseorang yang menentukan adalah apabila memiliki salah satu karakter disiplin. Disiplin adalah norma sosial yang berlaku apabila anak dengan kesadaran dan kesediaanya menaati semua aturan [4]. Perilaku disiplin siswa dalam belajar juga masih ada aturan yang belum ditaati, misal tidak lengkap dan benar dalam memakai seragam, tidak melaksanakan kewajiban piket bagi setiap siswa, dan contoh lain yaitu ketika pembelajaran berlangsung dikelas yang menunjukkan kurangnya sikap disiplin siswa [5]. Perilaku siswa yang tidak disiplin memiliki beberapa penyebab. Pertama, perilaku tidak disiplin dapat dikaitkan dengan guru. Kedua, perilaku tidak disiplin sekolah, perilaku atau kurangnya disiplin disebabkan oleh situasi sekolah yang tidak nyaman dan mengganggu., khususnya dalam proses pendidikan dan proses belajar mengajar pada umumnya. Kebiasaan lama yang bersifat kurang baik berubah menjadi kebiasaan baru yang lebih baik adalah tindakan mendisiplinkan peserta didik. Perilaku siswa yang disiplin memiliki beberapa penyebab. Pertama, perilaku tidak disiplin dapat dikaitkan dengan guru. Kedua, perilaku tidak disiplin sekolah, perilaku atau kurangnya disiplin disebabkan oleh situasi sekolah yang tidak nyaman dan mengganggu [6].

Peran guru sebagai panutan dan keteladanan dibuktikan dengan memberikan bukti bahwa guru berpakaian rapi tepat waktu, guru datang ke sekolah tepat waktu, dan kinerja guru baik disekolah. Sebagaimana yang diterangkan dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi :

لَقَدكَانْ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِللّٰه اُسْوَة حَسَنَة لِّمَنٌ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَا الْ خِرَ وَذَكَرَ كَثِيْرًا

Artinya : “Sesungguhnya Rasulullah (sendiri) telah memberikan teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan hari (kedatangan) Allah (kasih sayang) dan (kedatangan) dan orang-orang yang banyak mengingat Allah.” (QS. AL-Ahzab: 21)

Hal ini membutuhkan kerja keras dan bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak bisa dirubah bukan berarti sulit, melainkan untuk menjadi kebiasaan baik harus berani untuk memulai. Untuk mencapai hasil yang maksimal, kebiasaan baik harus diawali dan dibarengi dengan niat baik dan niat yang kuat. Melatih siswa tidak berarti berteori, kita membutuhkan teori. Guru selalu memilih kata-kata yang mudah dicerna dan dipahami untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga selalu memberikan solusi untuk peserta didik yang kesulitan belajar disekolah. Hal itu adalah tindakan-tindakan mendisiplinkan peserta didik [7].

Pada saat ini banyaknya anak yang belaku semena-mena, menyimpang atau tidak mengikuti aturan masyarakat terutama disekolah. Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan karakter terutama pada sikap kedisiplinan siswa. Kondisi tersebut tentu saja akan berpengaruh pada unsur pendidikan siswa seperti penugasan, tata tertib dan juga time management. Maka dalam hal ini memerlukan perhatian guru dan juga orang tua untuk menumbuhkan dan membiasakan sikap disiplin siswa. Keadaan inilah yang menimbulkan rendahnya sikap disiplin pada peserta didik. Maka dalam hal ini memerlukan perhatian dari guru untuk meningkatkan kembali kedisiplinan belajar dari peserta didik [8].

Namun demikian hal tersebut tidak terjadi di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti, menunujukkan bahwa siswa kelas V di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo tersebut menunjukkan sikap disiplin dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan wawancara tanggal 8 November 2021 guru wajib menggunakan strategi pembelajaran.

Berdasarkan kondisi di atas, maka timbul ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Peran Guru dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo”.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode deskriptif, dengan cara mengumpulkan data dengan apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Alasan peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam studi penelitian ini karena peneliti tidak melakukan pengujian, melainkan lebih merujuk pada aktivitas menelusuri, memahami, dan keterkaitan hubungan antara segala yang diteliti. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo pada kelas V Ar-Razi.

Tenik pengumpulan data yang digunakan dalam studi penelitian diantaranya yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara ditujukan untuk menganalisis peran guru melalui pengajuan beberapa pertanyaan terkait indikator peran guru, untuk memperkuat hasil wawancara peneliti melakukan kegiatan observasi (pengamatan) untuk mengamati peran guru dan karakter disiplin peserta didik selama proses pembelajaran. Adapun dokumentasi yang digunakan sebagai pelengkap atau bukti terkait studi penelitian ini berupa data-data terkait guru dan peserta didik serta foto/video pembelajaran dikelas. Instrumen pengumpulan data dari wawancara, observasi, dan angket di disusun berdasarkan indikator dari masing-masing variabel yakni peran guru dan karakter disiplin. Berikut tabel kisi-kisi terkait instrumen dalam pengumpulan data dari studi penelitian ini.

Variabel Indikator Aspek yang diamati
Karakter Disiplin Percaya Diri Tampil di depan kelas dengan percaya diriBerani bertanya dan mengemukakan pendapatTidak takut gagal
Tanggung Jawab Melaksanakan perintah tanpa diminta/disuruh.Mengerjakan tugas individu tanpa bantuan orang lain.
Disiplin Menuntaskan/mengumpulkan tugas sesuai jadwal yang ditentukan.Mentaati tata tertib atau peraturan kelas/sekolah.Datang ke sekolah tepat waktu
Jujur Mengerjakan tugas atau ujian sendiri tanpa meyontek.Sadar akan kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Table 1.Kisi-kisi Karakter Disiplin

Variabel Indikator Aspek yang diamati
Peran Guru Guru sebagai PendidikGuru sebagai Pembimbing Mentaati peraturan sekolah seperti datang tepat waktuTidak berperilaku buruk yang menyimpang dari nilai dan norma masyarakat serta tata tertib sekolahMemberikan suri tauladan dan figur baik yang akan diidentifikasi oleh siswaBerpakaian rapiMemberikan pengarahan untuk kedisiplinan dengan memberikan contoh datang tepat waktuMembuang sampah pada tempatnya agar siswa terbiasa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hariMendampingi dan memberikan arahan kepada siswa mengenai tumbuh kembang siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorikMembimbing dan memotivasi peserta didik untuk mengasah potensinya dalam mewujudkan tujuan belajar
Table 2.Kisi-kisi Peran Guru

Hasil dan Pembahasan

Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin di Kelas V Ar-Razi

Pada studi penelitian awal yang bersifat deskriptif. Studi penelitian ini ditekankan untuk memperoleh gambaran tentang a) Faktor pendukung dan penghambat peran guru dalam membentuk karakter disiplin di kelas V Ar-Razi, b) Peran guru dalam membentuk karakter disiplin siswa. Data yang diperoleh dari studi observasi dan studi dokumentasi di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas V Ar-Razi di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Data terkait kegiatan belajar peserta didik diperoleh melalui pengamatan langsung oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Berikut hasil penelitian yang diperoleh dari studi observasi dan studi dokumentasi :

Berdasarkan uraian sebelumnya maka data yang diperoleh dari studi observasi dan studi dokumentasi di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo faktor pendukung dan faktor penghambat peran guru dalam membentuk karakter disiplin siswa sebagai berikut :

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam membentuk karakter disiplin siswa merupakan hal yang terpenting dalam mensukseskan pelaksanaan peran guru dalam membentuk karakter disiplin siswa kelas V di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Faktor pendukung dalam membentuk karakter disiplin siswa adalah Pembiasaan dikelas, jadi guru itu harus melakukan pembiasaan yang mengarah kedisiplin contoh pengecekan tugas siswa, tidak datang terlambat pada saat mengajar.

Di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, seluruh warga sekolah mendukung hal tersebut. Karena semua guru dan komponen di lingkungan sekolah harus bersinergi untuk mencapai tujuan membentuk karakter di lapangan. Berdasarkan hal tersebut di atas, faktor-faktor yang membentuk karakteristik disiplin siswa adalah program kegiatan sekolah yang mendukung, kerjasama yang baik antara semua warga sekolah, dan kerjasama yang positif antara guru dan orang tua dalam pengembangan siswa.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam membentuk karakter disiplin siswa merupakan hal yang tidak terlepas dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan. Akan tetapi faktor penghambat tersebut adalah anak-anak yang suka bicara sendiri sehingga anak-anak tidak fokus. Sehingga sebagai guru harus selalu mengkondisikan anak-anak harus tertib pada saat pembelajaran.

Berdasarkan hasil uraian di atas, disinsentif yang membentuk karakter tidak disiplin siswa antara lain kurangnya kerjasama orang tua yang memadai, pengawasan yang terbatas oleh guru dan orang tua, pengaruh sosial teman sebaya, dan pendidikan yang kurang memadai.

Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin di Kelas V Ar-Razi

Berdasarkan paparan diatas bahwa peran guru dalam membentuk karakter disiplin pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai berikut :

a. Peran Guru sebagai pendidik

Peran guru sebagai pendidik mampu menghidupkan peserta didik karena pada usia seperti ini anak-anak membutuhkan pemahaman dalam bentuk nyata dan konkrit, apabila dilaksanakan dengan baik maka dapat membentuk karakter disiplin siswa. Pembelajaran yang biasa digunakan adalah diskusi sesuai dengan materi. Jadi sesuai dengan materi yang disampaikan. Rata-rata guru biasa menggunakan metode ceramah karena masih pada tingkat dasar. Selain menerima penjelasan dari guru anak-anak juga diberi tugas. Setelah diberi tugas kita sebagai guru harus menagih tugas tersebut. Dengan demikian anak tersebut akan memiliki karakter disiplin supaya selalu mengerjakan tugas tepat waktu.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, ketika kegiatan pembelajaran berlangsung tepatnya pada mata pelajaran tematik. Guru berperan sebagai pendidik menggunakan pembelajaran diskusi dengan cara membentuk seluruh peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil untuk menyelesaikan topik bahasan yang diberikan oleh guru tentang materi tersebut. Dalam kegiatan diskusi ini seluruh peserta didik saling berdiskusi merencanakan penyelesaian masalah yang tepat agar data tersebut benar sesuai dengan yang diberikan guru. Guru mengarahkan peserta didik untuk saling menghargai setiap jawaban dari masing-masing kelompok baik itu benar atau salah.

Dalam konteks kekinian guru itu bukan sebagai pendidik tetapi juga sebagai inovator, motivator dan berbagai macam tugasnya. Dalam membentuk karakter disiplin guru itu harus memberikan motivasi-motivasi bukan hanya dalam bentuk nasehat tetapi juga tugas-tugas sesuai deadline dengan harapan siswa dapat mengerjakan tugasnya sesuai dengan deadline.Jika siswa bisa menyelesaikan tugas dengan deadline maka kita berikan apresiasi berupa bintang atau permen.

Menurut hasil pengamatan penulis, peran guru sebagai pendidik dalam kegiatan pembelajaran ini sangat berdampak baik didalamnya. Dampak baik menggunakan diskusi ini mampu membuat daya pikir peserta didik diberikan ruang untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran mereka sendiri tanpa ada batasan apapun sehingga peserta didik mampu menghasilkan ide-ide dan gagasan baru. Selain itu dengan berdiskusi maka akan menumbuhkan sikap mandiri dari peserta didik, karena kegiatan diskusi peserta didik dituntut untuk bekerja sama untuk menyelesaikan masalah bersama.

Dengan demikian hal tersebut sesuai dengan pernyataan [9]. Mendidik dan memberikan contoh langsung kepada siswa tentang kedisiplinan, misalnya dengan mentaati peraturan sekolah seperti datang tepat waktu, tidak beperilaku buruk yang menyimpang dari nilai dan norma masyarkat serta tata tertib sekolah dan berpakaian rapi karena pendidik merupakan suri tauladan dan fiqur yang akan diidentifikasi oleh siswa.

b. Peran Guru sebagai pembimbing

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru sebagai pembimbing berfungsi sebagai role model disiplin dan fungsi model bagi siswa. Karena jika guru memberikan contoh kedisiplinan kepada siswa, maka siswa akan disiplin. Kami memastikan bahwa guru memainkan peran penting dengan memberikan contoh dan contoh pelatihan untuk membentuk karakter siswa mereka. Guru tidak boleh terlambat ketika jam pelajaran, guru juga harus mengecek pekerjaan siswa dengan tepat waktu. Ketika masuk tingkah laku guru harus memiliki sikap yang rendah hati dan sama anak juga tidak boleh membentak.

Guru harus memberikan contoh kehadiran tidak boleh terlambat, dalam pembelajaran juga harus tepat waktu dalam setiap perkataan harus jujur dan tindakan harus menceriminkan sopan santun. Dengan demikian hal tersebut sudah sesuai dengan yang dikatakan [10] peran konselor sekolah sangat penting dalam menyiapkan progaram layanan bimbingan dan konseling yang disiapkan untuk membimbing setiap individu yang sedang berada pada proses perkembangan. Guru sebagai pembimbing memberikan arahan dan bimbingan yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak didiknya, seperti memberikan pengarahan untuk kedisiplinan dengan memberikan contoh datang tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya agar siswa terbiasa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pembimbing mendampingi dan memberikan arahan kepada siswa mengenai tumbuh kembang siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan judul “Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo” Melalui data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi sehingga dapat ditarik kesimpulan :

  1. Peran guru dalam membentuk karakter disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan, ketepatan waktu, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dalam kegiatan pembelajaran ini sangat berdampak baik didalamnya. Dampak baik peran guru sebagai pendidik ini mampu membuat daya pikir peserta didik diberikan ruang untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran mereka sendiri tanpa ada batasan apapun sehingga peserta didik mampu menghasilkan ide-ide dan gagasan baru. Selain itu dengan berdiskusi maka akan menumbuhkan sikap mandiri dari peserta didik, karena kegiatan diskusi peserta didik dituntut untuk bekerja sama untuk menyelesaikan masalah bersama.
  2. Guru seharusnya menjadi panutan dan panutan bagi siswanya dalam hal kedisiplinan, sehingga karakter kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Karena jika guru memberikan contoh kedisiplinan kepada siswa, maka siswa akan disiplin. Kami memastikan bahwa guru memainkan peran penting dengan memberikan contoh dan contoh pelatihan untuk membentuk karakter siswa mereka.

References

  1. Muhaimin. (2021). Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin Kelas V. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 187-188.
  2. Afianti. (2020). Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Disiplin SIswa Kelas V. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 187-188.
  3. Muhaimin. (2019). Pengembangan Karakter Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
  4. Machfiroh. (2019). Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini Melalui Metode Pembiasan Di TK AIsiyah. Jurnal Pendidikan Non Formal, 521.
  5. Afandi, M. (2020). Peningkatan Disiplin dan prestasi belajar pai menggunakan metode quantum. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 521.
  6. Supardi. (2020). Sekolah Efektif (Konsep dasar dan praktiknya). jurnal ilmiah kependidikan, 50-62.
  7. Rindaningsih, I. (2021). Pendampingan Konselor Sekolah Pada Pengenalan Potensi Belajar Sidswa di MTS Darussalam. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 15-26.
  8. Faiz. (2019). Pendidikan nilai dan karakter dalam perspektif pendidikan umum di perguruan tinggi. sosioreligi, 1-7.
  9. Kartika, C. (2019). Peran guru dalam membentuk karakter siswa kelas V. Jurnal Ilmiah kependidikan, 200.
  10. Mulyasa. (2020). Peran Guru dalam pembentukan karakter peduli lingkungan melalui pembelajaran tematik. jurnal ilmiah pendidikan, 85.