Study Of Muhammadiyah Studies
DOI: 10.21070/jims.v4i0.1548

Habituation of Religious Character Based on Al-Islam and Kemuhammadiyahan in Elementary Schools


Pembiasaan Karakter Religius Berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Religious Character Al Islam and Kemuhammadiyahan

Abstract

This study aims to determine the habituation of religious character based on Al Islam and Kemuhammadiyahan in Elementary School.  The research method  uses a descriptive qualitative approach, wherea data collected is data in the form of words, images, and not numbers.  The data collection techniques used by researchers are triangulation techniques, namely observation, interviews, and documentation. In this study, researchers found that at SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, they used to a religious character based on Al Islam and Kemuhammadiyahan. There are supporting and inhibiting factors in its implementation. The supporting factors are the support of parents, the joint commitment of school residents, adequate facilities. The inhibiting factors are the different backgrounds of students, the social environment of students, and the lack of awareness of students.

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik rohani atau jasmani. Pendidikan dapat memberikan dampak positif bagi manusia. Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Penyelenggaraan pendidikan ditujukan pada penyiapan generasi penerus yang berperan dalam perkembangan bangsa dan negara Indonesia pada masa yang akan datang. Pendidikan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sejak lahir hingga menua nanti. Pendidikan juga sudah melekat pada diri manusia melalui kehidupan sehari-hari terutama lingkungannya [1].

Karakter adalah satu unsur yang ada pada diri manusia membentuk karakter yang membuatnya berperilaku sesuai dengan nilai dan cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda. Karakter religius merupakan salah satu karakter yang memperkenalkan ibadah kepada Allah SWT dan keimanan serta mengamalkan ajaran agama Islam [2]. Selain itu adalah membentuk perilaku untuk dapat berinteraksi sosial dalam kehidupan masyarakat yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan [3].

Sistem pendidikan pada Muhammadiyah mempunyai karakteristik utama, yaitu diajarkan ilmu kepercayaan islam, bahasa arab dan pada perkembangannya diajarkan juga mata pelajaran kemuhammadiyahan. Ketiga mata pelajaran ini yaitu Al Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab dianggap Ismuba bagi sekolah dan madrasah Muhammadiyah adalah karakteristik spesifik dan keunggulan. Sejak awal berdirinya sekolah dan madrasah Muhammadiyah didesain sistem pendidikan Islam terbaru yang integrasif-holistik, sebagai pembentuk lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan genetik sinkron jenjangnya, kepercayaan islam, kemuhammadiyahan dan bahasa arab. [4]

Mempersiapkan generasi yang kuat pada dimensi intelektualnya dan menyentuh dimensi spiritual serta emosinya dengan menerapkan karakter religius. Hal ini sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah An-Nisa/4: 9. Artinya “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.

Karakter religius dibentuk ketika masih usia dini [5]. Menurut M. Furqon Hidayatullah fase yang paling penting dalam menanamkan adab, rasa tanggung jawab, rasa peduli, melatih kemandirian, dan melatih bersosial ketika anak masih berada pada usia 4–13 tahun[6]. Jika dilihat dari fase tersebut maka sebagian banyak waktu tersebut berada pada tingkat sekolah dasar.

Lingkungan sekolah berpengaruh dalam perkembangan sikap atau perilaku peserta didik, karena dalam kesehariannya hampir setengah dari waktunya telah dihabiskan dalam lingkungan sekolah, baik dalam kegiatan belajar mengajar ataupun ekstrakurikuler atau kegiatan di luar jam pelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Oleh karena itu pembiasaan pendidikan karakter sangatlah berperan dalam mewarnai kepribadian dan sebagai pengendali kehidupan peserta didik. Pelaksanaan program pembiasaan pendidikan di sekolah dapat meningkatkan potensi religius serta membentuk kepribadian peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Permasalahan yang akan dihadapi oleh peneliti masih bersifat sementara, sehingga teori yang digunakan dalam penyusunan proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang, setelah peneliti memasuki lapangan serta penelitian kualitatif bersifat menemukan teori[7]. Pendekatan dalam penelitian ini tergolong pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 di SD Muhammadiyahan 1 Wringinanom. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Adapun teknik analisis datanya menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil dan Pembahasan

Karakter religius memiliki kriteria yang dapat diketahui dari nilai-nilai keagamaan yang tertanam dalam diri siswa sehingga memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memiliki kepribadian yang baik kepada sesama manusia maupun makhluk lain ciptaan Allah SWT.

Berdasarkan kriteria tersebut pelaksanaan pembiasaan karakter religius di Sd Muhammadiyah 1 Wringinanom dikatakan berjalan efektif karena program pembiasaan dilaksanakan secara rutin. pembiasaan yang dilakukan secara rutin akan membantu terbentuknya akhlakul karimah dalam diri setiap siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Thomas Lickona mengenai pendidikan karakter membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata [8]. Kegiatan rutin yang dilaksanakan sebagai pembiasaan karakter religius siswa mewujudkan motto sekolah. Kegiatan rutin tersebut adalah berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, membiasakan ikut kegiatan keislaman, dan melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu untuk beribadah, sekolah menyiapkan fasilitas yang menunjang dalam pelaksanakaannya seperti masjid dan alat baca tulis Al-Qur’an. Pembiasaan karakter religius di sekolah juga membentuk moral knowing, moral feeling dan moral action seperti menjalin persaudaraan dan kebaikan antar teman serta berperilaku terpuji berdasarkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah indikator karakter religius yang berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan:

Figure 1.Keterkaitan nilai dan indikator karakter religius di SD

Indikator diatas berdasarkan tiga landasan yaitu menurut Kementrian Pendidikan Nasional, PHIWM (Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah), dan kurikulum ISMUBA di SD. Dengan demikian dari indikator religius diatas menunjukkan bahwa sikap anak terhadap agama dalam konteks kepercayaan atau keyakinan dalam agama masing-masing, dalam pembentukan karakter religius siswa, serta ketaatan beribadah dalam kehidupan sehari-hari.

Figure 2.Diagram hasil penelitian karakter religius berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan

Hasil dari diagram diatas menunjukkan bahwa siswa kelas tiga melaksanakan karakter religius di lingkungan sekolah melalui pembiasaan yang berlandaskan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Terbiasa berdo’a sebelum memulai dan sesudah pelajaran, mengucap salam dan kegiatan lainnya. Akan tetapi masih ada beberapa peserta didik yang kurang dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Dari kegiatan yang sesuai dengan indikator tersebut sudah diterapkan oleh guru Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru menyatakan bahwa pembiasaan karakter religius berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam hal ini kegiatan sesuai indikator diatas dilaksanakan secara rutin dan terprogram dengan baik. Selain itu fasilitas yang dimiliki sekolah juga memadai.

Pembiasaan karakter religius yang dilaksanakan sesuai dengan mata pelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang diampu peserta didik setiap hari jum’at. Nilai-nilai karakter tersebut akan meresap pada diri peserta didik karena selalu dilaksanakan setiap hari dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan karakter yang dinyatakan Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana [9], tujuan pendidikan adalah menfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah.

Dalam setiap kegiatan pembiasaan terdapat faktor pendukung dan penghambat dari suksesnya pembentukan karakter siswa. Faktor yang mendukung pembiasaan pembentukan karakter siswa dalam pembiasaan bershalawat dan asmaul husna sebagai berikut: 1) adanya dukungan dari orang tua siswa, 2) komitmen bersama warga sekolah, 3) fasilitas yang memadai. Adapun faktor penghambatnya adalah: 1) latar belakang siswa yang berbeda-beda, 2) kurangnya kesadaran peserta didik, 3) lingkungan atau pergaulan peserta didik

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pembiasaan karakter religius berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom yang berlandaskan pada enam indikator. Dari adanya keenam indikator tersebut, peneliti dapat lebih mudah mencari pembiasaan karakter berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan di sekolah tersebut. Pada saat penelitian pembiasaan karakter religius berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti mendapatkan hasil bahwa siswa melaksanakan pembiasaan karakter religius secara efektif dapat dilihat dari beberapa program rutin yang dilakukan setiap hari. Program kegiatan tersebut meliputi: berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan, infaq rutin setiap hari jum’at dan filantropis, merayakan hari besar islam, sholat berjamaah, kegiatan green Friday, dsb.

Faktor pendukung pembiasaan karakter religius berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom meliputi adanya dukungan dari orang tua siswa, komitmen bersama warga sekolah, dan fasilitas yang memadai [10]. Faktor penghambatnya yaitu latar belakang siswa yang berbeda-beda, kurangnya kesadaran peserta didik, pergaulan peserta didik.

References

  1. Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2015
  2. Ahsanulkhaq, Mohammad. Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan. Jurnal Prakarsa Paedagogia. Vol 2. No. 1., pp. 21-33, 2019
  3. Muchtar, Achmad. Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Jurnal Pendidikan. Vol 3 No 5, pp. 53, 2019
  4. Mulyono, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran ISMUBA. Jurnal Kajian Pendidikan Islam. Vol. 6, No. 1, pp. 116, 2014
  5. Siswanto, Penanaman Karakter Religius Melalui Metode Pembiasaan. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 5. No 1, pp. 1-11, 2021
  6. Mutakin, Tatan, Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religi Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan. Vol 1. No 3., pp. 1-13, 2014
  7. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017
  8. Muchtar, Achmad. Pendidikan Karakter Menurut Permendikbud (Telaah pemikiran atas Kemendikbud). Jurnal Pendidikan. Vol. 3 No. 2. 2019
  9. Zainarti, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Reformulasi Sumber Daya Manusia Berkarakter Islami. UIN-SU: FEBI UIN-SU Press, 2021
  10. Laela, Kholifatul, Pembentukan Karakter Religius Siswa Melalui Pembiasaan Shalawat dan Asmaul Husna di SDN 2 Setu Kulon. Prosiding dan Web Seminar: Cirebon 28 Juni 2021