Abstract

This study aims to see whether there is a relationship between the intensity of Instagram use and student motivation. The data collection method in this research uses correlational quantitative methods. The variables of this research are the intensity of the use of Instagram as an independent variable and learning motivation as the dependent variable. The population of this research is all even semester students of the 2019/2020 academic year at Muhammadiyah University of Sidoarjo, totaling 10,182 students. The sample used for the study amounted to 347 subjects using random sampling technique. Data collection techniques in this study used a psychological scale of learning motivation and an intensity scale with a Likert scale model. There is a negative relationship between the intensity of using Instagram and learning motivation for students at the Muhammadiyah University of Sidoarjo. The correlation coefficient value is 0.361 with a significance of 0.000 < from 0.05. Then based on the test results the coefficient of determination shows 0.183 which indicates that the intensity of the use of Instagram provides an effective contribution to learning motivation and the rest is influenced by other variables.

Pendahuluan

Persoalan mengenai motivasi belajar tidak asing terdengar di negara kita Indonesia, Beberapa penelitian tentang motivasi belajar yang berhubungan dengan media sosial pernah dilakukan oleh Fachri yang berjudul “Motif Dan Pola Penggunaan Media Sosial Instagram di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UNIMED”.[1] penelitian mengenai motvasi belajar juga di lakukan oleh[2]“Peran Instagram di Kalangan Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar”.[3] juga melakukan penelitian tentang “Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial”. Hal ini belum juga mampu menjawab persoalan yang terjadi di dunia pendidikan mengenai motivasi belajar itu sendiri.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2018) bahwa Indonesia memiliki pengguna internet sekitar 143,26 juta orang sepanjang tahun 2017 yaitu sekitar 54,68% dari kalangan urba. Dan dari pengguna tersebut, berdasarkan usia sekitar 75,50% adalah 13-18 tahun. Sedangkan berdasarkan genderterdapat paling banyak penggunanya adalah laki-laki yaitu sekitar 51,43%. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya perbedaan gender dalam penggunaan teknologi.(Helsper dalam [4]). Bagi sebagian masyarakat khususnya mahasiswa saat ini, media massa elektronik Instagram adalah sebuah aplikasi yang bisa dikatakan wajib adanya bilamana ada didalam ponsel masing-masing dari mereka. Entah itu hanya sekedar punya aplikasi atau mereka menggunakan aplikasi tersebut sebagai bagian dari cara mereka mengekspresikan diri mereka.

Semakin meningkatnya pengguna Instagram dikalangan mahasiswa menimbulkan berbagai keinginan dan dorongan untuk mempelajari hal-hal baru yang ingin mereka ketahui dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain keinginan dan dorongan yang membutuhkan cara untuk memanfaatkan penggunaan Instagram, setiap individu mempunyai durasi dan jangka waktu yang berbeda-beda dalam mengakses Instagram, dengan jangka waktu yang bervariasi dan perilaku dengan motif yang kurang baik, maka bisa dikatakan sebagai membuang-buang waktu beraktifitas dengan sia-sia. Banyaknya penggunaan Instagram dari kalangan mahasiswa cukup menarik untuk diungkapkan, mengingat mahasiswa merupakan fase yang strategis ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Motivasi belajar bagi mahasiswa adalah dorongan untuk mempelajari sesuatu guna untuk mencapai sebuah cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mempelajari hal-hal baru merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh mahasiswa [5].

Motivasi adalah dorongan untuk mempelajari sesuatu guna untuk mencapai sebuah cita-cita. Pengukuran skala motivasi belajar yang dikembangkan sendiri. Berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar menurut[6] yaitu: dorongan untuk mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif, dan optimis.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Yusuf[7] motivasi belajar terhadap mahasiswa dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri terdiri dari faktor fisik dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal sendiri terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial.

Sedangkan intensitas dapat diartikan jumlah atau kekuatan, perilaku jumlah energi fisik yang dibutuhkan untuk merangsang rasa, ukuran fisik energi atau data sensorik[8]. Intensitas adalah besarnya usaha individu dalam melakukan tindakan[9]. Artinya, intensitas penggunaan instagram itu sendiri merupakan tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan instagram yang didasari rasa senang dalam melakukan kegiatan tersebut.

Dengan demikian peneliti mengajukan hipotesis bahwa berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat pada hubungan antara intensitas penggunaan Instagram dengan motivasi belajar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif yang didasarkan pada analisis korelasional. Menurut (Sugiyono, 2015) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme dan yang melibatkan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis statistik sambil bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif juga merupakan metode penelitian yang dipakai untuk meneliti terhadap populasi dan sampel yang ditentukan.

Penelitian ini mengunakan 2 variabel, variable (X) bebas intensitas penggunaan instagram dan variable (Y) motivasi belajar. Intensitas menggunakan instagram itu sendiri merupakan tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan instagram yang didasari rasa senang dalam melakukan kegiatan tersebut. Adapun menurut [9]) ada beberapa aspek intensitas penggunaan instagram yaitu: (1)perhatian, (2)penghayatan, (3)durasi, (4)frekuensi.[8].

Motivasi adalah dorongan untuk mempelajari sesuatu guna untuk mencapai sebuah cita-cita. Pengukuran skala motivasi belajar yang dikembangkan sendiri oleh[5]. Berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar menurut[5] yaitu: dorongan untuk mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif, dan optimis.[5].

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester genap tahun akademik 2019/2020 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang berjumlah 10.182 mahasiswa. Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2007) mengembangkan rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Jadi, sampel yang dipakai untuk penelitian berjumlah 347 subjek, yang ditentukan dengan teknik sampling probability sampling dengan menggunakan teknik random samping, teknik random sampling adalah pengambilan anggota sampel yang dilakuan acak tanpa memperhatikan stata dalam populasi[9].

Hasil penelitian dianalisis dengan analisis korelasi Product Moment Spearman. Sebelumnya dilakukan uji asumsi sebagai syarat analisis penelitian korelasional. Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Uji asumsi merupakan uji analisis data penelitian yang digunakan untuk mengetahui normalitas dan linieritas pada variabel penelitian Hasil uji asumsi yang dilakukan peneliti menunjukkan :

a. Uji Normalitas

Berdasarkan isi hasil uji normalitas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi motivasi belajar adalah 0,014 > 0,05 maka dikatakan bahwa distribusinya normal. Sedangkan nilai signifikansi intensitas penggunaan instagram dari tabel 4.1 adalah 0,004 < 0,05 maka dikatakan bahwa distribusinya tidak normal. Berikut tabel outputProgram SPSS 21.0:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Intensitas penggunaan instagram Motivasi belajar
N 347 347
Normal Parametersa,b Mean 134.76 98.95
Std. Deviation 14.166 10.075
Most Extreme Differences Absolute .085 .095
Positive .085 .095
Negative -.056 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 1.767 1.577
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .014
Table 1.Uji Normalitas

b. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 6.579 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi bisa disimpulkan bahwa antara dua varabel tersebut tidak linier, yang dibuktikan dengan tabel hasil uji linieritas output SPSS 21.0 di bawah ini :

ANOVA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Motivasi belajar * Intensitas penggunaan instagram Between Groups (Combined) 18708.062 36 519.668 9.814 .000
Linearity 6515.222 1 6515.222 123.040 .000
Deviation from Linearity 12192.839 35 348.367 6.579 .000
Within Groups 16415.201 310 52.952
Total 35123.262 346
Table 2.Uji Linieritas

2. Hasil Uji Analisis Data

a. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji asumsi di atas, peneliti melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi product moment pearson. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdapat hubungan positif antara intensitas penggunaan instagramdengan motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Berikut tabel uji korelasinya :

Correlations
Intensitas penggunaan instagram Motivasi belajar
Intensitas penggunaan instagram Pearson Correlation .361** .632**
Sig. (2-tailed) .000 .
N 347 347
Motivasi belajar Pearson Correlation 1.000 .361**
Sig. (2-tailed) . .000
N 347 347
Table 3.Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dketahui bahwa hasil koefisien korelasi (rxy) 0,361 signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara intensitas penggunaan instagram dengan motivasi belajar yang signifikan. Artinya bahwa seharusnya jika intensitas penggunaan instagram tinggi maka tingkat motivasi belajar semakin rendah.

b. Uji Determinasi

Peneliti juga menghitung sumbangan efektif dari Adversity Quotient terhadap motivasi belajar. Besaran pengaruh variabel Adversity Quotient terhadap motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui tabel hasil koefisien determinan sebagai berikut :

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .632a .400 .395 12.511
a. Predictors: (Constant), Adversity Quotient
Table 4.Tabel Uji Determinasi

Berdasarkan tabel hasil uji determinasi diatas diketahui bahwa koefisien Adjusted R Square = 0,395. Ini artinya variabel Adversity Quotient memiliki besaran pengaruh 39,5 % pada motivasi belajar siswa dan terdapat 60,5% pengaruh dari variabel lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa SMP Islam Sedati selain Adversity Quotient.

3. Kategorisasi

a. Mean Dan Standart Deviasi

Untuk mengetahui tingkat intensitas penggunaan instagram dan motivasi belajar, peneliti melakukan kategorisasi, dimana kategorisasi ini dari tingkat terendah dan tertinggi. Namun sebelum itu, kategorisasi ini membutuhkan nilai mean dan standart deviasi dari variable intensitas penggunaan instagram dan motivasi belajar. Dibawah ini merupakan nilai Mean dan Standart Deviasi :

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
IntensitasPenggunaInstagram 347 76 128 98.95 10.075 101.512
MotivasiBelajar 347 110 179 134.76 14.166 200.675
Valid N (listwise) 347
Table 5.Nilai Mean dan Standart Deviasi

Hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel intensitas penggunaan instagram memiliki nilai standart deviasi 10.075 yang dapat dibulatkan menjadi 10,0 dan nilai mean nya sebesar 98.95 Atau jika dibulatkan menjadi 99. Sedangkan nilai standart deviasi variabel motivasi belajar yakni sebesar 14.166 atau jika dibulatkan maka nilainya yakni 14 dengan mean 134.76 jika dibulatkan menjadibesaran nilai mean 135.

b. Kategorisasi

Berdasarkan perhitungan kategori skor subjek didapatkan data tentang kategori variabel motivasi belajar, yaitu terdapat 26 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar “tinggi”, terdapat 79 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar “tinggi”, terdapat 119 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar “sedang”, terdapat 114 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar “rendah”, terdapat 9 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar “sangat rendah”. Pada variabel intensitas penggunaan instagram terdapat 17 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram “sangat tinggi”, terdapat 143 subjek yang memiliki intensitas penggnaan instagram “tinggi”, terdapat 46 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram “sedang”, terdapat 127 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram “rendah”, terdapat 14 subjek yang memiliki intenstas penggunaan instagram “sangat rendah”.

Berikut Tabel Kategorisasi Output SPSS 21.0 :

Tabel. 6 Kategorisasi intensitas Penggunaan Instagram
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 127 36.6 36.6 36.6
Sedang 46 13.3 13.3 13.3
Tinggi 17 41.2 41.2 100.0
Total 347 100.0 100.0
Tabel Kategorisasi Motivasi Belajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 114 36.6 36.6 36.6
Sedang 119 13.3 13.3 13.3
Tinggi 79 41.2 41.2 100.0
Total 347 100.0 100.0
Table 6.Kategorisasi intensitas Penggunaan Instagram dan Kategorisasi Motivasi Belajar

Pembahasan

Teknik analisa data dalam penelitan ini menggunakan bantuan program SPSS degan teknik korlasi product moment. Uji korelasi menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima, dengan koefisien korelasi (rxy) 0,361 signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis diterima, sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan yang positif antara intensitas penggunaan instagram dengan motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [3]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan sosial dengan tingkat ketergantungan pada jejaring sosial dengan tingkat yang cukup kuat sebesar 31,4%, walaupun pengaruhnya kecil. yakni sebesar 12,7 % dan sisa nya di pengaruhi oleh variabel lain.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh [10]) mengenai hubungan intensitas penggunaan facebook terhadap motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di SMA Darussalam Ciputat. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan walaupun sedikit atau rendah. Berdasarkan perhitungan kategori skor subjek didapatkan data tentang kategori variabel motivasi belajar, yaitu terdapat 26 Subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi terdapat 79 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi, terdapat 119 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang, terdapat 114 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah, terdapat terdapat 9 subjek yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat rendah.

Pada variabel intensitas penggunaan instagram terdapat 17 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram sangat tinggi, terdapat 143 subjek yang memiliki intensitas penggnaan instagram tinggi, terdapat 46 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram sedang, terdapat 127 subjek yang memiliki intensitas penggunaan instagram rendah, terdapat 14 subjek yang memiliki intenstas penggunaan instagram sangat rendah. Berdasarkan hasil koefisien korelasi (rxy) 0,361 signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha di terima dan artinya ada hubungan yang positif antara intensitas penggunaan instagram dengan motivasi belajar. Dan dalam penelitian ini bisa dilihat besar pengaruh motivasi belajar berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menunjukkan 0,183 yang menunjukkan bahwa motivasi belajar memberikan sumbangan efektif sebesar 18,3 % dan sisa nya dipengaruhi variabel lain. Jadi berdasarkan analisis data diketahui bahwa terdapat signifikan rendah pada hubungan intensitas penggunaan instagram dengan motivasi belajar mahasiswa.

Simpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara intensitas penggunaan instagram dengan motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terlihat dari hasil koefisien korelasi 0,361 dengan signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, meskipun bisa dilihat besar antara intensitas penggunaan instagram berpengaruh terhadap motivasi belajar berdasarkan hasil uji koefisien determinasi lebih besar mengarah kearah intensitas penggunaan instagram daripada motivasi belajar.

References

  1. Eka. (2019). Penggunaan Media Sosial Berdasarkan Gender Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.
  2. Fachri. (2018). Motif Dan Pola Penggunaan Media Sosial Instagram di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UNIMED. Jurnal Interaksi, 2(1), 61–84.
  3. Kartono, G. (2003). Hubungan Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri Tenggarong Seberang. E Journal Ilmu Komunikasi, 2(3), 178–192.
  4. Maulhayat. (2018). Peran Instagram di Kalangan Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
  5. Ongah, K. (2011). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Self Regulation Siswa-Siswi SMA Permata Indah. Universitas Bina Nusantara Jakarta.
  6. Rahmawati, R. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Piyungan Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2015/2016. Universitas Negeri Yogyakarta.
  7. S. F. Soliha. (2015). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial.
  8. Sugiyono. (2008). No Title (Safitri Yosita Ratri (ed.)). ALFABETA, cv.
  9. Syihabuddin. (2016). Hubungan intensitas penggunaan facebook dengan motivasi belajar siswa pada pelajaran pai di sma darussalam ciputat.
  10. Pratiwi. (2015). Motivasi Belajar dan Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Mahasiswa Katolik Universitas Widya Mandala Surabaya.